Berita Pekalongan
Dukung Tercapainya ODF, Masyarakat Diminta Maksimalkan Pengelolaan MCK Komunal Adaptif
Kemitraan Indonesia menyelenggarakan workshop sanitasi publik dan pengelolaan MCK komunal adaptif di, Hotel Aston Kota Pekalongan, Selasa (28/5/2024).
Penulis: Indra Dwi Purnomo | Editor: Muhammad Olies
TRIBUNJATENG.COM, PEKALONGAN - Kemitraan Indonesia menyelenggarakan workshop sanitasi publik dan pengelolaan MCK komunal adaptif di, Hotel Aston Kota Pekalongan, Selasa (28/5/2024).
Sekda Kota Pekalongan Nur Priyantomo menyampaikan ucapan terimakasih kepada tim dari Adaptation Fund Kemitraan Indonesia yang terus memberikan pendampingan kepada Pemerintah Kota Pekalongan, dan masyarakat untuk bersama-sama membahas tentang perilaku buang air besar sembarangan (BABS) yang masih terjadi di sejumlah titik di lingkungan masyarakat.
Menurutnya, dengan pertemuan workshop ini, dapat meningkatkan pengetahuan dan memberi pemahaman kepada masyarakat, bahwa perilaku BABS sangatlah tidak dianjurkan karena dapat mengganggu kesehatan lingkungan.
"Masih terdapat empat kelurahan (Panjang Wetan, Degayu, Krapyak, dan Padukuhan Kraton) yang teridentifikasi masih melakukan BABS."
"Kebiasaan ini masih dipengaruhi oleh perilaku sosial yang perlu penyadaran kolektif, baik dari individual maupun kelembagaan," kata Sekda Kota Pekalongan Nur Priyantomo.
Baca juga: Tim USAID Washington DC Tinjau Program Pembangunan Air Minum dan Sanitasi Kota Magelang
Baca juga: Perluas Pangsa Pasar, Puluhan Pelaku Usaha Batik Ikut Pelatihan Ekspor di Kota Pekalongan
Maka, harapannya pertemuan ini dapat memberikan beberapa alternatif solusi dalam upaya menurunkan tingkat bebas BABS, sekaligus mencapai predikat Open Defication Free (ODF) atau tidak BAB sembarangan secara menyeluruh di Kota Pekalongan.
Pihaknya menilai, diperolehnya status Kota Sehat merupakan salah satu cita-cita yang masih terus Pemkot Pekalongan upayakan pencapaiannya.
"Memperoleh status tersebut akan menjadi sebuah prestasi luar biasa, yang mana dapat turut menunjukkan komitmen pemerintah dalam menyelenggarakan akses kesehatan terhadap masyarakat secara menyeluruh," ucapnya.
Nur mengungkapkan, tentunya ada beberapa syarat yang harus dipenuhi dalam mencapai status Kota Sehat tersebut, seperti salah satunya terkait pemenuhan standar sanitasi yang tinggi dengan tercapainya ODF.
ODF sendiri mencerminkan adanya akses yang memadai terhadap fasilitas sanitasi yang layak, seperti toilet atau jamban.
"Selain itu, ODF juga melibatkan perubahan perilaku masyarakat untuk menghindari praktik buang air besar sembarangan dan menerapkan kebiasaan mencuci tangan yang baik setelah menggunakan toilet," ungkapnya.
Sekda Nur menambahkan, bahwa mencapai status ODF sangatlah penting dalam upaya meningkatkan kesehatan masyarakat.
Hal tersebut lantaran, praktik BABS dapat menyebabkan berbagai penyebaran penyakit serta mengancam kebersihan lingkungan. Sehingga, dengan mencapai status ODF risiko penyakit yang ditularkan melalui air dan lingkungan harapannya dapat dikurangi secara signifikan.
"Setelah memastikan lingkungan bebas dari praktik buang air besar sembarangan, langkah-langkah selanjutnya akan kami arahkan pada peningkatan kualitas air minum, pengelolaan limbah yang baik, dan promosi kesehatan yang holistik, hingga nantinya dapat tercapai status Kota Sehat bagi Kota Pekalongan."
"Sebuah hal baik tentunya tidak mungkin tercapai tanpa kerja keras, kolaborasi, dan dedikasi dari semua pihak," tambahnya.
Pemkot Pekalongan Ajukan 2.372 Tenaga Non ASN Jadi PPPK Paruh Waktu |
![]() |
---|
Wali Kota Pekalongan: Koperasi Merah Putih Harus Jadi Serba Usaha, Tak Hanya Simpan Pinjam |
![]() |
---|
Ketua DPRD Kota Pekalongan: Semangat Tak Boleh Padam, Layani Warga Meski Kondisi Serba Terbatas |
![]() |
---|
Demi Kenyamanan Pengguna, PBTR Kebut Pemeliharaan Jalan Tol Siang-Malam |
![]() |
---|
Pola Kerja Anggota DPRD Kota Pekalongan Imbas Gedung Terbakar Pasca Demo Rusuh, Bakal Dirikan Tenda |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.