Wonosobo Hebat
Selamat Datang di Superhub Pemkab Wonosobo

Kisah Inspiratif

Kisah Inspiratif : Presi Mandari Mantan Wartawan Sukses Bisnis Tas Sackai

Tidak jarang, sebuah hobi yang ditekuni menjadikan seseorang beralih pekerjaan. Bagaimanapun, menjalankan pekerjaan karena kegemaran

kompas.com
Presi Mandari 

TRIBUNJATENG.COM -- Tidak jarang, sebuah hobi yang ditekuni menjadikan seseorang beralih pekerjaan. Bagaimanapun, menjalankan pekerjaan karena kegemaran lebih menyenangkan ketimbang menjalankan rutinitas yang terkadang tidak didasari passion.

Hal ini pula yang dialami oleh Presi Mandari (52), produsen tas dengan Sackai Bags. Bagimana kisahnya?

Dibawa oleh kegemarannya membuat tas dan kerajinan, dia berhasil menembus pasar di Amerika Serikat. Salah satu yang menjadi ciri khas produknya adalah motif yang dicetak secara manual dengan metode block printing dan screen printing. 

Motif yang dibuat tersebut bertemakan flora dan fauna di Indonesia. Selain itu, Sackai Bags memiliki produk khas berupa convertible bag atau tas multifungsi. Satu tas dapat dipakai sebagai ransel, totebag, dan sling bag. 

Di balik bisnis Sackai Bags yang berhasil tembus ke luar negeri, ada cerita tersendiri dibalik berdirinya Sackai Bags ini. Untuk menggali informasi ini, Kompas.com pun berkesempatan melakukan wawancara dengan Presi dan suaminya, Toto Prastowo (53).

Sebelum mendirikan Sackai Bags pada tahun 2014, Presi adalah seorang wartawan kantor berita Prancis di Jakarta. Di sela-sela pekerjaan utama tersebut, dia memiliki hobi mengulik tas kanvas. 

Memang, sejak kecil dia sudah tertarik dengan berbagai produk yang berbahan kanvas, mulai dari sepatu hingga tas. Seiring dengan perjalanan waktu, Presi banyak memberikan perhatian pada produk-produk tas kanvas.

Menurutnya, masih sulit menemukan tas kanvas berkualitas di Indonesia. Karena itu pula, ia dan Toto berniat untuk mendirikan bisnis tas kanvas lalu dengan terlebih dahulu melakukan riset. 

"Di sela-sela waktu luang, saya melakukan riset terlebih dahulu soal kanvas. Mulai dari jenis-jenis kanvas, struktur tas, tali tas, dan sebagainya. Risetnya ini dua sampai tiga tahun sebelum launching produk di 2014," tutur Presi pada Senin (10/6). 

Setelah melalui rangkaian proses riset, Presi pun mulai meluncurkan produk Sackai Bags pada 2014. Saat itu, ia memproduksi produk dengan konsep sesederhana mungkin dan meminimalkan penggunaan aksesoris tas.

 "Tahun 2014, saya mulai launching produk di Facebook. Sampai sekarang pun saya tetap menggunakan media sosial untuk mengembangkan produk," lanjutnya. 

Satu tahun setelah launching produk, tepatnya pada tahun 2015, Presi memutuskan untuk berhenti menjadi wartawan dan fokus pada usaha Sackai Bags miliknya. Kemudian, ia bersama suaminya mulai membuat inovasi tas dengan motif flora dan fauna.

Pemilihan motif flora dan fauna dalam tas Sackai Bags bukannya tanpa alasan. Hal ini diungkapkan oleh Toto sebagai bagian kreatif dalam pembuatan tas.

Ia memilih flora dan fauna sebagai motif karena adanya kedekatan seseorang dengan lingkungan sekitar. "Memilih motif flora dan fauna itu karena orang-orang itu dekat dengan lingkungan sekitarnya, terus flora dan fauna itu sesuatu yang gampang dilihat orang. Artinya orang setiap hari melihat flora dan fauna ini," ucap Toto. 

Hingga saat ini sudah banyak motif flora dan fauna yang dibuatnya. Ia pernah membuat motif badak bercula satu dengan anaknya dan ada pesan tersendiri dari motif tersebut. "Salah satu motif yang pernah saya buat itu badak bercula satu dengan anaknya. Jadi, motif ini mau menggambarkan soal kehidupan atau keberlanjutan," ungkapnya. 

Modal Awal Rp 5 Juta 

Ketika membicarakan modal, Presi mengatakan ia memulai usaha ini dari nominal yang kecil. Menurutnya, memulai bisnis berdasarkan hobi sebaiknya dimulai dari nominal yang tidak terlalu besar. 

"Jadi bisnis itu memang harus dari kesenangan atau hobi dan jangan ngeluarin uang yang terlalu banyak di awal. Ada tarik ulurnya. Keluarkan nominal yang kecil dulu. Jadi kalau misal bisnisnya enggak jalan, enggak membuat bangkrut," ucap Presi. 

Presi pun mengaku mengeluarkan modal lima hingga enam juta rupiah untuk mendirikan bisnis Sackai Bags ini. Modal tersebut digunakan untuk membeli kain kanvas, mesin jahit, dan sebagainya.

"Dulu beli mesin jahit juga yang murah, ya, di masa itu. Tapi akhirnya enggak kepakai karena kualitasnya kurang," lanjutnya. 

Sejak tahun 2014 hingga saat ini, sudah banyak produk Sackai Bags yang terjual. Konsumen umumnya adalah orang-orang berusia 30 tahun ke atas. Namun, tidak jarang ada yang berniat membelikan tas untuk anak atau keluarga mereka.

"Dari range harga kami yang sampai Rp890.000, sebenarnya targetnya untuk orang-orang usia 30 tahun ke atas, yang sudah berpenghasilan. Namun, juga ada pembeli yang membelikan tas untuk anak mereka. Buat kado juga ada," jelas Presi.

Produknya pun sudah terjual di seluruh Indonesia hingga ke luar negeri. Presi pun mengungkapkan produknya juga sudah memiliki butik di Amerika. 

Sackai Bags pun juga berkesempatan mengikuti berbagai pameran. "Kami juga ikut berbagai pameran, kayak di Inacraft, terus sempat ikut pameran di New York juga. Pameran ini juga membantu kami memperluas pasar," pungkasnya. (alfiana rosyidah/kompas.com)

Baca juga: WAWANCARA : Sudirman Said Siap Maju di Pilkada DKI Jakarta  Saya Enggak Punya Masalah dengan Anies

Baca juga: PDIP Rekomendasikan Anies Baswedan untuk Diusung di Pilgub DKI Jakarta, Benarkah?

Baca juga: Gilbert Agius: Pemain Asing Rekrutan Anyar PSIS Semarang Gabung 22 Juni 2024

Baca juga: BREAKING NEWS, Kepulauan Talaud Diguncang Gempa M 6,0

Sumber: Tribun Jateng
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved