Wonosobo Hebat
Selamat Datang di Superhub Pemkab Wonosobo

Berita Tegal

Klinik Pratama Eny Gunakan Wayang dan Srandul untuk Edukasi Penyakit

Klinik Pratama Eny sudah Terakreditasi Paripurna pada 2024 dan mendapatkan penghargaan FKTP paling berkomitmen beri pelayanan terbaik.

|

TRIBUNJATENG.COM,BANTUL - Iringan irama gamelan Jawa melantun di sebuah gedung bergaya joglo di Jalan Mojosari Raya Baturetno, Kecamatan Banguntapan, Kabupaten Bantul, DI Yogyakarta. 

Bukan rumah kesenian, gedung yang dipenuhi hiasan khas Jawa tersebut rupanya adalah tempat berobat, namanya Klinik Pratama Eny.

Klinik yang berdiri sejak 2007 itu milik sepasang suami istri bernama Dr Sidik Jatmika dan dr Eny Iskawati.

Baca juga: BPJS Kesehatan Buka Lowongan Kerja Hingga 15 Juni 2024, Simak Kualifikasinya

Klinik Pratama Eny sudah Terakreditasi Paripurna pada 2024 dan mendapatkan penghargaan FKTP paling berkomitmen memberikan pelayanan terbaik dari BPJS Kesehatan pada 2023.

Tribunjateng.com berkesempatan mengunjungi klinik tersebut dalam acara Media Gathering bersama BPJS Kesehatan Kedeputian Wilayah (Kepwil) VI Jateng- DIY, pada Selasa (11/6/2024).

Saat rombongan tiba, Klinik Pratama Eny menampilkan pertunjukan wayang dengan lakon Bagong dan wayang seorang dokter. 

Mereka kemudian menunjukkan kesenian srandul dengan tema TOSS- TB (Temukan Obati Sampai Sembuh Tuberkulosis). 

Seorang dokter menjelaskan kemudian pasien pronalis ikut menari dan menabuh alat musik. 

"Kebijakan pemerintah kan istilahnya rumit-rumit. Maka kemudian kita bantu dengan pendekatan budaya untuk mengatasi kesenjangan tingkat pendidikan atau pengetahuan. 

Ada wayang suluh dan srandul," kata Dr Sidik Jatmika yang juga merupakan Dalang Wayang Promosi Kesehatan. 

Sidik mengatakan, inovasi dengan pendekatan budaya ini lebih memudahkan dokter dalam menerangkan kepada pasien berusia di atas 50- 60 tahun. 

Karena mereka rata-rata juga hanya lulusan SMP dan buta huruf.

Ia mencatat, dari sebanyak 7.800 pasien BPJS Kesehatan di kliniknya, 500 orang adalah pasien prolanis. 

Mereka rata-rata memiliki penyakit jantung, diabetes melitus, strok, dan hipertensi yang diharuskan rutin meminum obat. 

"Jadi ini memudahkan dokter untuk menerangkan. 

Sumber: Tribun Jateng
Halaman 1 dari 2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved