Berita Semarang
PGRI Nilai Perhatian Pemkot Semarang Kepada Guru Non-ASN Baik, Prioritaskan Diangkat PPPK
PGRI Kota Semarang menilai perhatian Pemerintah Kota Semarang terhadap guru nonaparatur sipil negara (non-ASN) terbilang baik.
Penulis: Eka Yulianti Fajlin | Editor: Catur waskito Edy
TRIBUNJATENG.COM, SEMARANG - PGRI Kota Semarang menilai perhatian Pemerintah Kota Semarang terhadap guru nonaparatur sipil negara (non-ASN) terbilang baik.
Pemkot memprioritaskan mereka dianggat menjadi pegawai pemerintah dengan perjanjian kerja.
Ketua PGRI Kota Semarang, Nur Khoiri mengapresiasi langkah Wali Kota Semarang, Hevearita Gunaryanti Rahayu yang memprioritaskan guru non-ASN khususnya di tingkat pengajar sekolah dasar (SD) dan sekolah menengah pertama (SMP) mendapat tiket bisa berkesempatan menjadi PPPK.
"Kami mengapresiasi kebijakan yang diambil Bu Ita, seluruhnya bisa diangkat PPPK itu perjuangan utama kami," ungkap Khoiri, Jumat (21/6/2024).
Nur Khoiri menilai, upaya Pemerintah Kota (Pemkot) Semarang melakukan pembinaan bagi guru non-ASN sudah cukup baik. Sejumlah pelatihan-pelatihan itu nantinya diharapkan bisa menjadi modal bagi guru non-ASN ketika diangkat sebagai PPPK.
Kendati begitu, pihaknya mengaku, terus berkomunikasi dan berkoordinasi dengan orang nomor satu di Kota Semarang tersebut. Misalnya, apabila masih ada guru non-ASN yang belum diangkat PPPK pada batas waktu penghapusan tenaga honorer per Desember 2024 mendatang, perlu ada solusi.
Tujuannya, untuk kebaikan pendidikan di Kota Semarang. Di antaranya, Khoiri tidak ingin kelas-kelas akan kosong apabila tak semua guru non-ASN belum berkesempatan diangkat PPPK.
"PGRI memandang di Kota Semarang tidak boleh ada kelas yang tidak ada gurunya, sedangkan kuota PPPK dari pusat terbatas," ujarnya.
Untuk mengatasi permasalahan tersebut, pihaknya mendorong pemkot agar tetap memberi kesempatan guru non-ASN mengajar di kelas.
"Artinya dalam konteks ini saya meminta kepada Bu Wali jika guru non-ASN tidak bisa semua terangkat PPPK, maka masih ada kelas butuh guru dari non-ASN," ujarnya.
Sementara itu, Wali Kota Semarang, Hevearita Gunaryanti Rahayu terus berupaya meningkatkan kesejahteraan bagi guru dan tenaga pendidik Non-ASN.
Menurutnya, perhatian khusus memang harus diberikan mengingat peran guru sangat penting dan berpengaruh bagi perkembangan anak bangsa atau generasi muda.
"Mereka memberikan pendidikan atau guru bagi anak-anak SD, SMP, yang tentu kita harus menghargai. Karena tenaga guru saat ini masih mengalami kekurangan," ujar Ita, sapaannya
Meski demikian, dia juga meminta kepada para tenaga pendidikan untuk tetap meningkatkan skill dan wawasannya di tengah kemajuan zaman. Mengingat, banyak orang yang tidak seberuntung mereka dalam proses karirnya.
“Tapi setelah menjadi PPPK juga harus memahami perannya, karena banyak di lingkungan sekitar tidak seberuntung mereka. Sehingga, kita harapkan mereka bersyukur bisa mendapatkan hak-hak yang lebih daripada dari Non-ASN, dan ini akan berproses di akhir tahun 2024," paparnya.
Kisah Unik Damkar Kembali Terjadi! Kambing 3 Hari Hilang, Ternyata Nyemplung Sumur di Margoyoso |
![]() |
---|
Heboh Suara Misterius dari Sumur di Rumah Kosong, Damkar Semarang Sampai Turun Tangan, Ini Hasilnya |
![]() |
---|
Buruan Cek! Dana Operasional Rp25 Juta Tiap RT di Semarang Sudah Bisa Dicairkan |
![]() |
---|
Semangat Rokhim Driver Ojol Semarang Genggam 2 Bendera Merah Putih, Sisihkan Penghasilan Harian |
![]() |
---|
Semarak HUT Ke-80 RI Dimulai, Ini Rangkaian Kegiatan Disiapkan Pemkot Semarang |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.