Wonosobo Hebat
Selamat Datang di Superhub Pemkab Wonosobo

Berita Semarang

Waspada Penyakit di Musim Hujan, Dewan Ajak Masyarakat Jaga Kebersihan

Ketua DPRD Kota Semarang, Kadarlusman mengingatkan masyarakat untuk meningkatkan kewaspadaan menghadapi musim hujan, terutama risiko penyakit.

Penulis: Idayatul Rohmah | Editor: raka f pujangga
Tribun Jateng/Idayatul Rohmah
Foto: (Kiri - Kanan) Ketua DPRD Kota Semarang, Kadarlusman; Sekretaris Dinas Kesehatan Kota Semarang Endah Emayanti; dan Dekan Fakultas Kesehatan Universitas Dian Nuswantoro (Udinus) Semarang Enny Rachmani dalam dialog interkatif di salah satu hotel Kota Semarang, Senin (17/11/2025). 

TRIBUNJATENG.COM, SEMARANG - Ketua DPRD Kota Semarang, Kadarlusman mengingatkan masyarakat untuk meningkatkan kewaspadaan menghadapi musim hujan, terutama terhadap potensi wabah penyakit seperti Demam Berdarah (DB).

Menurutnya, DB masih menjadi penyakit yang paling mengkhawatirkan saat curah hujan tinggi.

Baca juga: Buruh Usul UMK 2026 Kota Semarang Naik Jadi Rp 4,1 Juta, Begini Kata Kadarlusman

"Sebetulnya di musim hujan ini tidak hanya DB yang dikhawatirkan. Banyak penyakit-penyakit lain, hanya penyakit-penyakit lain juga tidak membahayakan seperti DB. Karena itu kita harus bisa menjaga lingkungan kita, diawali dari diri kita. Waspada dan saling mengingatkan," kata Pilus, sapaan Kadarlusman seusai kegiatan Dialog Interaktif DPRD Kota Semarang bertema 'Mewaspadai Penyakit di Musim Penghujan' yang digelar di salah satu hotel di Semarang, Senin (17/11/2025).

Pilus lebih lanjut menekankan, kewaspadaan bukan hanya terhadap penyakit, tetapi juga terhadap potensi bencana di wilayah rawan banjir.

"Artinya, mengingatkan itu tidak hanya soal bahaya penyakit saja, tetapi mengingatkan pada saat musim hujan ini kan ada wilayah-wilayah yang rawan. Nah, kadang-kadang ada warga kita yang terlena dan mereka memang tidak tidak tahu sama sekali datangnya bencana atau banjir. Maka saling mengingatkan itu penting," tambahnya.

Pilus menilai, Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Semarang sudah berupaya di antaranya melalui program Juru Pemantau Jentik (Jumantik). Ia mengapresiasi program tersebut sudah berjalan hingga tingkat RT.

Namun, kata dia, tantangan utama adalah konsistensi masyarakat dalam menjaga kebersihan lingkungan.

Ia juga menilai program tersebut berjalan, namun perlu ditingkatkan.

"Jumantik itu sampai tingkat RT sudah jalan, cuma kadang-kadang namanya masyarakat, kegiatannya terlalu banyak, kebutuhannya juga banyak, sehingga masyarakat itu juga harus di selalu diingatkan," jelasnya.
Di samping itu, ia juga menekankan perlunya kerja bakti warga dalam menjaga kebersihan lingkungan, terutama di musim hujan.

Ia menyebut adanya alokasi dana sebesar Rp25 juta per tahun untuk setiap RT di Kota Semarang mampu menghidupkan kembali budaya gotong royong.

"Dulu agak lesu, ini ramai lagi. Mudah-mudahan ini juga nantinya sampai kapanpun tetap menjadi budaya dan tradisi yang perlu dirawat, dijaga itu gotong-royong," imbuhnya.

Kegiatan dialog interaktif tersebut menghadirkan tiga narasumber. Selain Ketua DPRD Kota Semarang, juga Sekretaris Dinas Kesehatan Kota Semarang Endah Emayanti yang mewakili Kepala Dinas Kesehatan Kota, Abdul Hakam; dan Dekan Fakultas Kesehatan Universitas Dian Nuswantoro (Udinus) Semarang Enny Rachmani.

Dalam penjelasannya, narasumber menyampaikan sejumlah penyakit yang perlu diantisipasi masyarakat di tengah musim hujan ini.

Salah satu yang menjadi perhatian adalah diare. Endah Emayanti mengingatkan bahwa penyakit ini umumnya muncul akibat air serta makanan yang terkontaminasi.

Penyakit lain yang mendapat sorotan khusus adalah leptospirosis, penyakit khas pasca banjir yang ditularkan melalui air yang terkontaminasi urin tikus.

Sumber: Tribun Jateng
Halaman 1/2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved