49 Jemaah Haji Meninggal, Menteri Agama Tunisia Dicopot dari Jabatannya 

Dikutip dari BBC, Senin (24/6/2024), kematian jemaah haji salah satunya disebabkan oleh gelombang panas dengan suhu lebih dari 50 derajat celsius.

Beberapa jemaah yang meninggal merupakan lansia atau penderita sakit kronis. Kantor berita resmi Saudi, Saudi Press Agency melaporkan, lebih dari tiga perempat korban yang meninggal tidak memiliki izin tinggal resmi.

Ini menyebabkan mereka tidak memiliki tempat berlindung yang memadai di bawah terik Matahari. Sementara, Menteri Kesehatan Fahd Al-Jalajel mengatakan, pihanya berupaya meningkatkan kesadaran tentang bahaya suhu panas dan cara jemaah mengatasinya.

Menurutnya, fasilitas kesehatan telah merawat hampir setengah juta jamaah, termasuk lebih dari 140.000 jamaah yang tidak memiliki izin.

Meski begitu, Arab Saudi dikritik karena tidak berbuat banyak untuk membuat pelaksanaan haji lebih aman, terutama bagi jemaah tidak resmi. Mereka tidak diberi akses fasilitas yang memadai seperti tenda ber-AC dan transportasi resmi.

Negara-negara di seluruh dunia telah memberikan informasi mengenai jumlah warganya yang meninggal. Namun, Arab Saudi juga belum berkomentar secara terbuka mengenai kejadian tersebut dan memberikan jumlah korban resmi hingga Minggu (23/6/2024).

Seorang diplomat Arab mengatakan, 658 warga Mesir meninggal selama haji. Indonesia mengatakan lebih dari 200 warga kehilangan nyawa, sementara India menyebutkan jumlah korban tewas sebanyak 98 orang.

Pakistan, Malaysia, Yordania, Iran, Senegal, Sudan, dan wilayah otonomi Kurdistan Irak juga mengonfirmasi adanya korban jiwa.(*)

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul Menteri Agama Tunisia Dicopot Usai 49 Warganya Meninggal Saat Haji