Cuaca Ekstrem
Cerita Keluarga di Semarang Pakai AC Label SKEM & LTHE Demi Hemat Energi dan Lawan Cuaca Ekstrem
Kota Semarang beberapa kali masuk sebagai kota terpanas di Indonesia yang dirilis oleh BMKG.
Penulis: iwan Arifianto | Editor: rival al manaf
TRIBUNJATENG.COM, SEMARANG - Kota Semarang beberapa kali masuk sebagai kota terpanas di Indonesia yang dirilis oleh Badan Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BMKG).
Terbaru, Mei 2024, Semarang masuk 10 besar kota terpanas yang suhunya mencapai 35,0 derajat celcius.
Masih bersumber dari BMKG, Semarang pernah mencapai suhu 39,4 derajat celsius pada Oktober 2019.
Dengan kondisi suhu di angka tersebut berdampak terhadap kelompok rentan, termasuk anak-anak.
Suhu panas berpengaruh terhadap kesehatan anak terutama terkait kualitas tidurnya.
Kualitas tidur yang terganggu pada anak akan berpengaruh pada tumbuh kembangnya.
Peneliti dari New York University, Sarah E.Berger menuturkan, dampak suhu panas ekstrem terhadap bayi berpengaruh terhadap waktu tertidur 1,37 menit lebih lambat , bayi terbangun 0,23 kali lebih banyak dan kualitas tidur bayi turun 2,1 persen. "Gangguan iklim seperti gelombang panas yang kadang-kadang atau terus-menerus menyebabkan gangguan tidur dapat membuat bayi rentan dan tidak siap untuk belajar" tulisnya dalam laporan bertajuk The impact of extreme summer temperatures in the United Kingdom on infant sleep: Implications for learning and development di Scientific Reports diterbitkan Nature yang berbasis di Inggris pada 21 Juni 2023.
Mengatasi hal itu, orangtua di Kota Semarang memasang alat pengondisi udara (air conditioner/AC). Di antaranya dilakukan oleh Syamsudin (35) yang memiliki dua anak balita perempuan yang masing-masing berusia 4 tahun dan 1 tahun.
Dia yang tinggal di Kelurahan Gemah, Kecamatan Pedurungan, Kota Semarang membeli AC supaya anaknya dapat tertidur lelap. “Saya beli AC saat anak pertama masih usia sekira 3 bulan. Dia kalau tidur sering bangun karena kepanasan lalu menangis disertai keringat gemberobyos, padahal dua kipas sudah dinyalakan tapi tidak mengatasi suhu panas di rumah,” ujar Syamsudin saat ditemui di rumahnya, Kamis (20/6/2024).
Menurut Syamsudin, kipas angin sudah tak mempan dalam memberi suhu dingin di rumahnya. Terlebih ketika siang hari yang suhunya rata-rata mencapai 31-33 derajat celcius.
Dia membeli satu unit AC di tahun 2021 dengan merek Gree model GWC-05FS/1 , daya Listrik 389 watt, kapasitas pendingin 5208,60 British Thermal Unit per hour (BTU/h). AC yang dibelinya empat tahun lalu itu merupakan AC dengan berstiker Label Tanda Hemat Energi (LTHE) dan Sistem Kinerja Energi Minimum (SKEM) dari Kementerian ESDM. Artinya, AC tersebut adalah AC hemat energi.
Secara umum, SKEM diartikan spesifikasi kinerja energi untuk membatasi jumlah konsumsi maksimum dari produk pemanfaat energi.
Sedangkan LTHE adalah label yang menyatakan produk peralatan pemanfaat energi telah memenuhi syarat hemat energi tertentu. Alat elektronik LTHE diberi label dengan tanda bintang 1 hingga 5. Berarti, semakin tinggi bintang, maka peralatan tersebut semakin hemat.
“Saya sebelum beli AC survei dulu, kata penjual untuk kebutuhan ruangan kamar 3x3 meter cukup 0,5 PK (Paard Kracht / daya kuda) biar lebih hemat listrik disarankan membeli jenis inverter dengan label tanda hemat energi, saya beli yang bintang 4, makin banyak bintang makin irit,” ujar Syamsudin.
Diakuinya, harga AC label hemat energi memang lebih mahal dibandingkan AC tanpa label. Selisih harganya mencapai sekira Rp500 ribu - Rp700 ribu. Namun, ia lebih memilih yang label hemat energi lantaran mengincar biaya listrik murah dan keawetan alat.
Peringatan Dini Cuaca Ekstrem Jateng 29 dan 30 Juli 2025, Hujan Lebat hingga Hujan Es di Wilayah Ini |
![]() |
---|
Karimunjawa Terisolir Akibat Cuaca Ekstrem, Warga Alami Kelangkaan BBM |
![]() |
---|
Prakiraan Cuaca Semarang dan Jawa Tengah Awal Januari, BMKG Sebut Cuaca Ekstrem Masih Berlanjut |
![]() |
---|
Cuaca Ekstrem, Ini Imbauan Bupati Pekalongan Fadia |
![]() |
---|
Detik-detik Truk Tercebur ke Laut saat Masuk Kapal Terhempas Gelombang Tinggi di Pelabuhan Merak |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.