Pendidikan
Gebrak Setia Berbasis Digital: Cara Rizka Tingkatkan Kesadaran Risiko HIV di Kalangan Remaja
Rizka Ayu Setyani secara resmi menjadi Doktor ke-29 yang diluluskan dari Program Studi S3 Ilmu Kesehatan Masyarakat Fakultas Kedokteran UNS
Penulis: Mazka Hauzan Naufal | Editor: Muhammad Olies
"Awalnya kami belum mengoptimalkan media digital. Hanya berbasis komunitas tanpa melibatkan media digital terintegrasi. Kami melibatkan unsur lintas sektoral, antara lain (pemerintah) desa dan karang taruna," jelas Rizka.
Penggunaan media digital dalam program Gebrak Setia baru mulai dilakukan pada 2020, ketika Covid-19 mulai melanda indonesia.
Saat itu, pemerintah membatasi kegiatan tatap muka masyarakat serta melakukan karantina wilayah (lockdown). Akibatnya, kegiatan penyuluhan dan edukasi pencegahan HIV tidak bisa dilakukan secara luring.
"Sehingga kami coba optimalkan kegiatan lewat media sosial, zoom, webinar untuk remaja, talkshow, sampai konseling via WhatsApp. Namun, penggunaan media digital tersebut belum terintegrasi satu sama lain," jelas Rizka.
Baca juga: 2023, Tercatat 152 Kasus HIV/AIDS Baru di Kota Pekalongan, Ada yang Dipicu Seks Sejenis Antar Lelaki
Akhirnya, Rizka mengembangkan model Ekstrim yang merupakan akronim dari "Edukasi, Konseling, Skrining, Tes HIV pada Remaja dengan Implementasi secara Mandiri".
Pada 2021, dia mendapat hibah dari UK Foreign, Commonwealth, and Development Office (FCDO) untuk mengembangkan situsweb ekstrim.org.
Rizka juga mendapat hibah dana riset dari Kemristekdikti untuk mengembangkan program pencegahan HIV pada remaja, khususnya meningkatkan tes HIV pada remaja.
Rizka pun memanfaatkannya untuk mengembangkan laman web yang memiliki layanan terintegrasi dalam edukasi dan skrining HIV mandiri berbasis digital demi meningkatkan pemahaman dan cakupan tes HIV pada remaja.
Gebrak Setia berbasis model Ekstrim inilah yang kemudian pihaknya ajukan untuk mendapatkan Satu Indonesia Awards Tingkat Provinsi Jawa Tengah 2023.
Sebagai pengembangan, Gebrak Setia berbasis Ekstrim tidak lagi diujicobakan di Kabupaten Sleman, melainkan merambah Kota Yogyakarta.
Sebelum mengembangkan situs ekstrim.org, Rizka telah lebih dulu melakukan analisis untuk menentukan perangkat digital dan layanan yang paling sesuai untuk kalangan remaja.
"Ternyata mereka butuh media yang mudah diakses dan tidak perlu diunduh. Maka kami buatlah laman ekstrim.org. Laman ini terintegrasi dengan YouTube dan WA, aplikasi yang familiar, yang mereka pasti sudah punya," papar dia.
Situsweb ini memuat layanan edukasi pencegahan HIV, konseling, skrining mandiri untuk mengetahui risiko HIV, hingga pendampingan tes HIV.
Secara teknis, dalam pelaksanaannya Rizka mengaku banyak dibantu oleh instansi-instansi terkait di lingkungan Pemerintah Kota Yogyakarta. Apalagi, dalam program ini Rizka memang menyasar siswa-siswi SMA dan SMK di Kota Yogyakarta.
Rizka menjelaskan, dalam ekstrim.org, terdapat layanan edukasi video yang tertaut ke YouTube. Kemudian ada pula layanan konseling dengan peer educator yang bebas dipilih oleh pengakses situsweb.
"Remaja bebas memilih dengan siapa berkonsultasi. Saat ini ada 10 peer educator yang terlibat dan profilnya kami tampilkan dalam laman. Para peer educator ini diambil dari sekolah-sekolah, LSM, dan karang taruna. Mereka semua sudah terlatih serta berkomitmen," ucap Rizka.
Kunci Jawaban Bahasa Indonesia Kelas 4, Kurikulum Merdeka Bab 1 Halaman 14: Fobia |
![]() |
---|
Kebutuhan Pendidikan Bahasa Asing Meningkat di Tengah Perkembangan Teknologi |
![]() |
---|
Kunci Jawaban Pendidikan Pancasila Kelas 7, Bab 4: Keberagaman Bangsa Indonesia, Halaman 122 |
![]() |
---|
Kunci Jawaban IPAS Kelas 5 SD Kurikulum Merdeka, Halaman 16 17: Peredaran Darah pada Makhluk Hidup |
![]() |
---|
Melihat Konsep Green Building Karya Mahasiswa UPGRIS, Dipamerkan di Kampus |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.