Wonosobo Hebat
Selamat Datang di Superhub Pemkab Wonosobo

Pilkada 2024

Meski Didukung Rakyat Jakarta, Anies Baswedan Sulit Dapat Tiket Pilkada, PKS pun tak Lagi Bucin

Peluang Anies Baswedan maju dalam Pilgub Jakarta di Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) 2024 saat ini berada di ujung tanduk

Editor: muslimah
Youtube KPU RI
Anies Baswedan 

TRIBUNJATENG.COM, JAKARTA - Peluang Anies Baswedan maju dalam Pilgub Jakarta di Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) 2024 saat ini berada di ujung tanduk.

Cinta rakyat Jakarta ternyata belum cukup ampuh sebagai senjata.

Meski elektabilitas tertinggi di atas beberapa sosok potensial lain, namun Anies diprediksi sulit mendapatkan tiket maju dalam kontestasi politik daerah itu.

Berdasarkan survei Litbang Kompas, elektabilitas Anies sebesar 29,8 persen. Sementara survei Indikator Politik, tingkat popularitas Anies sebesar 39,7 persen.

Baca juga: Wapres Minta Aturan Pengadaan Alat Kontrasepsi bagi Pelajar Juga Perhatikan Aspek Agama

Baca juga: Kata Aktivis Pecinta Hewan dan Psikolog Soal Perilaku NY Bapak Kos Pemakan Kucing Semarang

Anies ada di posisi teratas dari nama mantan Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahja Purnama atau Ahok dan eks Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil.

Anies disukai rakyat

Dari hasil survei Litbang Kompas periode Juni 2024 itu, Anies juga disukai oleh masyarakat jika menjadi calon gubernur Jakarta pada Pilkada 2024.

Sebanyak 39 persen responden tercatat pasti akan memilih Anies jika dicalonkan menjadi Gubernur Jakarta.

Di urutan kedua, ada nama mantan Gubernur DKI Jakarta Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok dengan keterpilihan 34,5 persen.

Lalu, Mantan Gubernur Jawa Barat (Jabar) Ridwan Kamil di posisi ketiga dengan angka sebesar 24 persen.

Sementara itu, muncul nama Menteri Keuangan Sri Mulyani di urutan ke lima dengan 10,3 persen, atau tepat di bawah nama Menteri BUMN Erick Thohir yang mendapat 16 persen.

Sulit dapat tiket pilkada

Kesulitan Anies untuk mendapat tiket menjadi bakal calon orang nomor satu di Jakarta itu disebabkan beberapa faktor.

Hal itu dilihat dari peta politik yang terjadi jelang pendaftaran pasangan calon di KPU Jakarta pada 27 Agustus 2024.

Sejauh ini, Anies masih mendapatkan dukungan dari Partai Keadilan Sejahtera (PKS), Partai Kebangkitan Bangsa (PKB) dan Nasdem.

Namun, PKB dan Nasdem sebelumnya menyatakan berencana buat menarik dukungan karena ingin bergabung Koalisi Indonesia Maju (KIM) Plus.

Jika benar terwujud, Anies hanya didukung oleh PKS dan tak memenuhi syarat pencalonan.

Ia harus memiliki dukungan partai politik lain agar dapat maju.

"Kecuali PDI-P dan PKS bersatu, (mendukung Anies) tapi kan ini sulit (terjadi)," ujar pengamat politik Hendri kepada Kompas.com.

Sebagai informasi, KIM adalah koalisi yang sebelumnya terbentuk dan mengantarkan pasangan Prabowo Subianto-Gibran Rakabuming Raka menjadi Presiden dan Wakil Presiden RI terpilih periode 2024-2029.

Sejumlah partai politik (parpol) bergabung dalam KIM sebelumnya, antara lain Partai Gerindra, Golkar, PAN, Demokrat, PBB, Gelora, Garuda, dan PSI.

Hendri menduga, rencana kemunculan KIM Plus dianggap menjadi siasat untuk menggagalkan pencalonan Anies dan menahan PDI-P untuk tidak dapat mengusung cagub.

"Jadi semua partai masuk KIM, tinggal PDI-P. Jadi sekalian menahan Anies, juga menahan PDI-P. Peribahasanya sekali tepok, dua lalat mati," kata Hendri.

Potensi ditinggal PKS

PKS sendiri telah mengungkapkan keseriusannya mengusung Anies maju pada Pilkada Jakarta 2024, di tengah ada wacana kemunculan KIM Plus.

Namun, Juru Bicara (Jubir) PKS Pipin Sopian menyebut partainya membuat kebijakan dengan memberikan tugas kepada Anies untuk menggenapi kursi agar bisa benar maju pada Pilkada Jakarta.

PKS beranggapan, dalam Pilkada, termasuk di Jakarta, yang diminta untuk menggenapkan kursi itu adalah calon kepala daerahnya, bukan partainya.

Sementara itu, Pengamat politik dari UIN Jakarta, Adi Prayitno, mengatakan, PKS akan berpindah ke lain hati untuk mendukung sosok bakal cagub lain, jika Anies yang diberi tugas tak bisa mewujudkan.

"Artinya, kalau sampai (akhir) Agustus, misal tambahan partai non-PKS itu tidak bisa diwujudkan (Anies), bukan tidak mungkin PKS akan pindah ke lain hati," ujar dalam Obrolan Newsroom Kompas.com.

Sikap PKS kepada Anies saat ini sangat berbeda dibanding saat perhelatan Pemilihan Presiden (Pilpres) 2024-2029.

PKS ketika itu mendukung penuh sosok Anies.

"Biasanya PKS ke Anies ini cinta buta. Ini (PKS) memberikan deadline ke Anies untuk mencari tambahan partai di luar PKS untuk bisa maju," kata Adi. (Kompas.com )

Sumber: Tribun Jateng
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved