Wonosobo Hebat
Selamat Datang di Superhub Pemkab Wonosobo

Berita Nasional

Dokter Bedah Cerita Pengalaman di RS Indonesia Gaza: Operasi Disenteri Lampu HP

Dany menyaksikan langsung operasi di RS tersebut tetap dilakukan meski dengan menggunakan penerangan senter ponsel.

ashraf amra / ANADOLU / Anadolu melalui AFP
Pemandangan kehancuran pasca serangan Israel menimpa Sekolah Khadija yang juga berfungsi sebagai rumah sakit lapangan di Deir al-Balah, Gaza pada 27 Juli 2024. Akibat serangan tersebut, gedung sekolah hancur total. 

TRIBUNJATENG.COM, JAKARTA - Dokter spesialis bedah saraf Dany K. Ramdhan menceritakan pengalamannya di Rumah Sakit Indonesia, Gaza Utara, Palestina.

Dany menyaksikan langsung operasi di RS tersebut tetap dilakukan meski dengan menggunakan penerangan senter ponsel (handphone/HP).

Dany merupakan salah satu dokter spesialis asal Indonesia yang berhasil mencapai Rumah Sakit Indonesia bersama rombongan tim Medical Emergency Rescue Committee (MER-C) pada Jumat (7/8/2024).

Baca juga: 25 Personel Tenaga Kesehatan TNI Diberangkatkan Ke Gaza Bawa Misi Bantuan Kemanusiaan

“Kami datang operasi berjalan dengan disenteri lampu HP,” kata Dany, menceritakan pengalamannya itu melalui sambungan Zoom yang disiarkan di Kantor MER-C, Jakarta Pusat, Senin (12/8/2024).

Menurut Dany, listrik menjadi salah satu komponen yang sangat vital dalam operasional rumah sakit.

Rumah Sakit Indonesia, kata dia, memiliki dua sumber listrik yakni panel surya dan generator yang bergantung pada bahan bakar suplai World Health Organization (WHO).

Listrik dari panel dan generator sama-sama terbatas. Sebab, akibat serangan hanya 20 persen dari kapasitas penuh panel surya yang berfungsi.

Sementara itu, suplai minyak dari WHO yang digunakan untuk generator juga terbatas. Penyaluran bahan bakar dilakukan setiap dua minggu sekali. Itu pun masih bergantung pada kondisi.

“Kita masih punya bahan bakar dan itu dikombinasikan generator kalo siang pakai panel jadi generator ya dikurangi,” tutur Dany.

Dany mengatakan, kondisi listrik yang buruk seperti naik turun membuat peralatan medis di Rumah Sakit Indonesia rusak.

Mesin computerized tomography scan atau CT Scan misalnya, saat ini sudah tidak berfungsi lagi, laboratorium juga rusak.

“Alat-alat medis yang ada, ini karena daya listriknya naik turun itu akan cepat rusak,” kata Dany.

Kemudian, mesin ultrasonografi (USG) juga banyak yang rusak. Padahal, seharusnya USG terdapat di ruang ICU, operasi, dan poliklinik.

“Di RS ini cuma ada satu yang berfungsi USG itu,” ujar Dany. (*)

 

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Baru Tiba, Dokter Bedah Saksikan Operasi di RS Indonesia Gaza Pakai Senter Ponsel"

Baca juga: Serangan Israel saat Salat Subuh Tewaskan 100 Warga Gaza

Sumber: Kompas.com
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved