Mantan Mahasiswa Kedokteran Spesialis Buka Suara Seusai Dibully Senior dan Pilih Mengundurkan Diri

Mantan Mahasiswa Kedokteran Spesialis Buka Suara Seusai Dibully Senior dan Pilih Mengundurkan Diri

TRIBUNJATENG.COM- Kasus pembullyan yang terjadi di dunia pendidikan kedokteran menambah rentetan panjang betapa bobroknya kualitas pendidikan yang tak banyak di ekspos.

Setelah sebelumnya viral kasus bunuh diri yang mengorbankan Dokter Aulia 
Risma pada Senin (18/8/2024) lalu di kamar kosnya yang berada di daerah Lempongsari, Kecamatan Gajahmungkur, Kota Semarang.

Baca juga: Jessica Wongso Beri Pesan Untuk Edi Darmawan Ayah Kandung Mirna Salihin Korban Kopi Sianida

Baca juga: Tanggapi Isu Perselingkuhan Azizah Salsha & Arhan Unggah Instastory Icon Love White, Ini Artinya

Baca juga: Dokter Yulfa Ungkap Pasien Anak 10 Tahun Sudah Berhubungan Badan, Temukan Ini Saat Pemeriksaan

Diketahui Dokter Aulia Risma merupakan dokter ASN yang mengabdi di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Kardinah, Kota Tegal.

Dokter Aulia Risma sebelum melakukan bunuh diri diketahui ia mengungkap keluh kesahnya melalui buku harian dan mencurahkan perasaannya pada sang ibu perihal perundungan atau pembullyan yang ia alami.

Mencuatnya kasus kematian Dokter Aulia Risma turut membuka tabir kelam perihal sisi gelap dunia pendidikan kedokteran.

Melalui kanal youtube Deddy Corbuzier, tampak mengunggah sebuah video pada Rabu (21/8/2024).

Dalam video berdurasi 48 menit 39 detik tampak mengundang bintang tamu yang tak lain adalah korban bully di dunia pendidikan kedokteran.

Tampak dalam video tersebut seorang pria bernama Wildan mengungkap:

"kena pukul, ketika sekolah dimasukin toilet, ditampar, sama dipukul di bagian kepala," ungkap Wildan.

Tampak Deddy Corbuzier penasaran atas dasar apa Wildan dibully dan menerima perundungan saat melakukan pendidikan kedokteran spesialis.

"Jadi gini om waktu itu tuh sebenernya ketika aku lagi sekolah itu ada hukuman dari chiefnya kita menginap di departemen lah istilahnya.

Yah kita nggak boleh pulang dari Rumah Sakit itu, terus waktu itu aku pulang karena aku denger kabar dari istriku kalo anakku lagi demam.

Ketika aku pulang terus pagi-paginya aku udah ditelponin kamu dimana kamu dimana gitu.

Aku lagi pulang bang, anak aku sakit gitu intinya.
Kesini kamu.

Intinya hukuman menginap itu tidak akan hilang kalau misalkan istilahnya kalo kita di PPDS itu residen yah, kalau misalnya residen itu enggak kumpul semuanya.

Aku terlambat datang ketika kumpul, ada beberapa seniorku yang marah terus yah aku dimarahin gitu.

Yaudahlah terjadi," ungkap Wildan menceritakan dirinya ketika menerima perundungan dari senior.

Ia mengaku tidak melapor dan tidak melawan lantaran takut nantinya akan lebih parah dan dipersulit.

"Kalo misalkan kita nggak ngelapor atau ngelawan itu mereka nggak mau ngajarin kita om, kita takutnya disitu," imbuh Wildan.

Wildan juga mengaku bahwa ada seseorang yang menulis surat kaleng dalam bentuk print yang mengatasnamakan dirinya, telah melapor ke dosen perihal 
perundungan tersebut.

"Eh ternyata ada surat kaleng nih yang dikirim ke konsulen itu guru aku setelah dikirim itu atas nama saya atas nama Wildan sendiri," ungkap Wildan.

"Sampai sekarang sampai saya ngasihin surat pengunduran diri pun pelakunya nggak ada yang tau," imbuh Wildan.

Diungkap oleh Wildan jika ia memutuskan untuk mengundurkan diri atas rentetan perundungan yang ia alami dari senior-seniornya.

(*)