Breaking News
Wonosobo Hebat
Selamat Datang di Superhub Pemkab Wonosobo

Berita Viral

Pamer Sudah Rudakpaksa hingga Ikut Yasinan, Terungkap Isi HP Otak Pembunuhan Siswi SMP di Palembang

Fakta lengkap  siswi SMP ditemukan tewas dan dirudapaksa oleh empat remaja di TPU Talang Kerikil Palembang, Minggu (1/9/2024)

Editor: muslimah
Istimewa
Terungkap Saat Olah TKP Siswi SMP Tewas di Kuburan, Ayu Indriani Dibunuh dan Dibuang di Lokasi Berbeda 

TRIBUNJATENG.COM, PALEMBANG- Fakta lengkap  siswi SMP ditemukan tewas dan dirudapaksa oleh empat remaja di TPU Talang Kerikil Palembang, Minggu (1/9/2024).

Otak pembunuhan adalah remaja yang naksir dengan korban.

Setelah melakukan perbuatannya ia sempat pamer ke teman-temannya.

Saat merudapaksa, ia tak tahu korban sudah meninggal.

Baca juga: Sidang Putusan Sarinah Lansia Pemalsu Surat di Tegal Ditunda Lagi, Terdakwa Sakit

Diketahui keempat pelaku yang tega mengahabisi nyawa AA adalah IS (16), AS (12), MZ (13), dan MS (12). Keempat pelaku ini masih berstatus di bawah umur.

Keempat pelaku tersebut sudah ditetapkan oleh Polrestabes Palembang pada, Rabu (4/9/2024) kemarin.

Kapolrestabes Palembang, Kombes Pol Harryo Sugihartono didampingi Dirkrimum Polda Sumsel Kombes M Anwar Reksowidodo,  menjelaskan kronologi kejadian tersebut.

Dimana peristiwa ini berawal adanya pagelaran kuda lumping yang tidak jauh dari lokasi tersebut. 

Keempat tersangka itu yakni IS (otak pembunuhan), MZ, NZ dan AS. Mereka bertemu AA saat menonton kuda lumping.

"Awalnya ada kuda lumping di kawasan itu lalu N (teman wanita korban), mengajak korban untuk nonton kuda lumping," ungkap Harryo.

Saat itu korban dan N berjanji bertemu di tempat pergelaran kuda lumping. Lalu  korban bertemu dengan 4 pelaku dan salah satunya adalah pelaku IS, remaja yang jatuh hati dengan korban.

Namun diketahui cinta IS terhadap AA bertepuk sebelah tangan, korban menolak cinta IS.

"Usai bertemu disana, kemudian Korban diajak ke pembakaran mayat (krematorium) sapurna. Disanalah pelaku IS dan tiga temannya melakukan penganiayaan terhadap korban, dan rudapaksa," katanya.

Dijelaskan Haryyo, IS melakukan penganiayaan dengan cara menyekap korban dengan kedua tangannya sambil melakukan rudapaksa terhadap korban.

Sedangkan tiga temannya memegangi tangan dan kaki korban. Alhasil korban pun kekeringan oksigen dan meninggal dunia.

"Dari tempat tersebut kembali, korban digotong (angkat-red) keempat pelaku menuju TKP kedua TPU Talang Kerikil.

Disana dengan posisi sudah meninggal dunia korban pun dirudakpasa kembali oleh rekan rekan korban," bebernya. 

Pelaku Pamer Berhasil Rudapaksa Korban

Usai melakukan aksi bejatnya keempat pelaku kembali ke pergelaran kudan lumping, saat itu dengan sombong pelaku IS bercerita dengan teman-teman lain sudah bisa rudapaksa korban. 

"Usai bercerita dengan teman-temannya, sekitar pukul 13.00, saat itu baru ditemukan mayat korban di TKP," bebernya. 

Selain mengamankan pelaku sambung Harryo, pihaknya juga mengamankan barang bukti berupa celana dalam korban, baju korban.

"Untuk sandal korban hingga kini masih di cari yang katanya di bakar," ucap Kapolrestabes. 

Atas ulahnya keempat tersangka akan dikenakan pasal perlindungan anak, dan pembunuhan berencana.

"Namun kita sudah berkordinasi dengan keluarga tersangka, dinas sosial, untuk mempertanggung jawabkan ulah mereka, dan akan di bawa Dinsos Indralaya dengan waktu tidak ditentukan," bebernya. 

IS Sering Nonton Film Porno

Otak pelaku dari peristiwa tersebut adalah IS (16) yang cintanya ditolak korban dan baru kenal selama dua minggu dengan AA.

Kapolrestabes Palembang Kombes Pol Harryo Sugihartono mengatakan, dari handphone milik tersangka IS penyidik menemukan video-video porno.

"Di handphone IS yang kami sita ada dokumentasi video-video porno. Itu sebagai bentuk tersangka mengeksplorasi nafsu ," kata Harryo saat press rilis, Rabu (4/9/2024) malam.

Selama proses penyelidikan pihaknya juga melakukan pemeriksaan secara psikologis dan terungkap motif tindakan keji yang dilakukan oleh tersangka IS dan mengajak ketiga temannya karena menonton video porno.

"Salah satu penyebab utama secara psikologi, motif peristiwa tindak pidana ini adalah yang bersangkutan mengobral nafsu birahi dengan mengumpulkan film-film biru," katanya.

Harryo menambahkan, IS juga kecewa karena cintanya tak diterima oleh korban dan ingin melakukan tindakan tersebut.

"Perbuatan itu juga dilatari oleh perasaan cinta pelaku yang tidak tersampaikan. Tapi tindakan tersebut sangat fatal yang akhirnya berdampak ke korban hingga meninggal dunia," tutupnya.

IS Ikut Yasinan di Rumah Korban

Seperti tidak ada rasa bersalah, usai mengetahui korban AA (14) meninggal dunia dan viral di medsos (media Sosial-red), ternyata pelaku IS, ikut yasinan di rumah korban. 

"Benar usai peristiwa pembunuhan tersebut, tanpa dosa  pelaku ini IS, datang ikut yasinan di malam pertama," ungkap Kapolrestabes Palembang Kombes Pol Harryo Sugihartono disampingi Kasat Reskrim AKBP Yunar Hotma Parulian Sirait, saat menggelar perkara ke 4 pelaku, Rabu (4/9/2024). 

Terancam 15 Tahun Penjara

Bahkan terkuak peristiwa pembunuhan ini, lanjut Harryo, setelah melakukan penganiayaan dan rudapaksa terhadap korban AA, pelaku iS Ini sempat bercerita dengan teman-temannya di pagelaran kuda Lumping. 

"Korban ini sempat mau diajak oleh iS begituan namun sempat menolak. Nah karena sering nonton film porno, jadi pelaku IS ini teripirasi melakukan itu dengan korban. Dan akhirnya terjadilah peristiwa itu," bebernya.

Saat melakukan hal tersebut, lebih jauh Harryo mengatakan, ke 4 pelaku ini tidak mengetahui bahwa korban sudah meninggal dunia ini gara gara dibekap.

"Mulai dari tempat pertama dan kedua mereka tidak tahu bahwa korban meninggal dunia. Namun pelaku IS dan tiga temannya itu masih saja melakukan perbuatan itu, " katanya.

Ketika ditanya pasal yang dikenakan, ditambahkan Harryo,  pelaku kita kenakan pasal 76 C junto pasal 80 ayat 3, pasal 76 D Junto Pasal 81, Pasal 76 E Junto Pasal 82 dengan ancaman hukuman 15 tahun penjara atau denda senilai Rp3 Miliar

Pelaku Akan Sekolah Filial

Keempat pelaku pembunuhan serta rudapaksa korban AA (13) siswi SMP yang jasadnya ditemukan di area TPU Talang Kerikil (kuburan cina) akan diikutkan sekolah filial selama mengikuti proses hukum.

Hal itu disampaikan Kapolrestabes Palembang Kombes Pol Harryo Sugihartono usai press release ungkap kasus pembunuhan tersebut, Rabu (4/9/2024) malam.

Harryo menerangkan saat ini keempat pelaku yang berstatus pelajar dari sekolahnya masing-masing. 

"Dikeluarkan atau tidaknya si anak itu kebijakan sekolahnya. Yang pasti apabila anak berhadapan dengan hukum, masih bisa mendapatkan hak pendidikan melalui program sekolah filial yang disediakan pemerintah, " ujar Harryo.

Pihaknya akan berkoordinasi dengan Dinas Pendidikan Kota Palembang untuk menempatkan pelaku di sekolah filial.

"Jadi ketika pelaku ditahan masih bisa mendapatkan pendidikan. Itu akan kami koordinasikan dengan Dinas pendidikan Kota Palembang," katanya.

Keempat pelaku berasal dari sekolah yang berbeda, namun rumahnya saling berdekatan.

"Tersangka IS pelajar SMA. Sedangkan tiga lainnya masih SMP, sekolahnya juga beda-beda, " jelasnya. (*)

Sumber: Sriwijaya Pos

 

Sumber: Tribun Jateng
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved