Wonosobo Hebat
Selamat Datang di Superhub Pemkab Wonosobo

Berita Jawa Tengah

Inilah Gatot dan Kerupuk Trowolo Asal Sragen, Cemilan Jadul yang Masih Eksis Saat Hajatan

Sudah produksi puluhan tahun, gatot dan kerupuk trowolo buatan Sugimin warga Desa Jambeyan, Kecamatan Sambirejo, Kabupaten Sragen tak diragukan lagi.

Editor: deni setiawan
TRIBUN SOLO/SEPTIANA AYU LESTARI
Sugimin pembuat gatot dan kerupuk trowolo warga Dusun Sunggingan, Desa Jambeyan, Kecamatan Sambirejo, Kabupaten Sragen. 

Pasalnya, dulu belum banyak varian kerupuk seperti saat ini.

Karena sudah banyaknya varian kerupuk, beberapa pemilik hajatan kini sudah tidak lagi memakai trowolo.

Bahkan ada sebagian warga Sragen yang menggelar hajatan hanya memberikan roti sebagai bingkisan, karena lebih praktis dan ringkas.

Sugiyono menambahkan, meski termasuk makanan zaman dulu alias jadul, kerupuk trowolo dan gatot masih eksis hingga sekarang.

Bahkan, gatot masih digemari oleh anak-anak muda, yang hobi nongkrong di warung.

Sugimin dan Tini, pasutri pembuat gatot dan kerupuk trowolo warga Dusun Sunggingan, Desa Jambeyan, Kecamatan Sambirejo, Kabupaten Sragen.
Sugimin dan Tini, pasutri pembuat gatot dan kerupuk trowolo warga Dusun Sunggingan, Desa Jambeyan, Kecamatan Sambirejo, Kabupaten Sragen. (TRIBUN SOLO/SEPTIANA AYU LESTARI)

Baca juga: KPPN Sragen Selenggarakan Forum Konsultasi Publik dan Public Campaign Anti Korupsi dan Gratifikasi

"Kalau ketinggalan zaman menurut saya tidak, karena menurut saya lebih mengedepankan keontetikan."

"Kalau dibilang ketinggalan zaman pasti sudah gulung tidak dari dulu."

"Toh kenyataannya masih eksis walaupun di tengah kreativitas sedemikian rupa menghadirkan aneka cemilan," terangnya.

"Kalau gatot sekarang mungkin konsumsinya tidak seperti dulu, karena memang dari sisi gempuran makanan olahan yang sedemikian rupa,"

"Tapi karena mengandalkan keontetikan rata-rata petani di sawah, itu mereka pilih gatot, karena murah dan bikin kenyang," pungkasnya.

Bisa Kuliahkan Anak Hasil Produksi Gatot dan Kerupuk Trowolo

Dari usaha pembuatan gatot dan kerupuk trowolo, Sugimin (54) bisa menyekolahkan dan mengantar anaknya hingga lulus kuliah.

Warga Dusun Sunggingan, Desa Jambeyan, Kecamatan Sambirejo, Kabupaten Sragen ini sudah menekuni usaha tersebut sejak 1987.

"Kemungkinan bisa usaha turun temurun."

"Usaha gatot ini usahanya orang berat, beratnya karena dimulai metik singkong, mengupas, memarut, mulai sampai matang prosesnya bisa seharian," ujarnya seperti dilansir dari TribunSolo.com, Rabu (4/9/2024).

Halaman
1234
Sumber: Tribun Solo
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved