Wonosobo Hebat
Selamat Datang di Superhub Pemkab Wonosobo

Kisah Inspiratif

Kisah UMKM Kuliner dan Kriya-Wastra di Surakarta Naik Kelas bersama Astra

Astra melalui Yayasan Dharma Bhakti Astra (YDBA) konsisten membina Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) di Indonesia untuk menuju kemandirian dan n

TribunJateng.com/Mazka Hauzan Naufal
Pemilik UMKM Abon Ksatria Tri Rahayu Amperawati (kiri) dan Pemilik UMKM Wastra Lurik Gedog Oppu Company Katarina Octaviani Putri (kanan). 

Peran YDBA tidak berakhir di situ, Yayuk banyak mendapat pelatihan-pelatihan yang membantunya meningkatkan produktivitas dan efisiensi. Di antaranya pelatihan budaya kerja 5R (Ringkas, Rapi, Resik, Rawat, dan Rajin) serta QCC (Quality Control Circle).

Yayuk bahkan menjadi Juara 1 Lomba 5R tahun 2022 dan Juara 2 Lomba QCC tahun 2023 versi YDBA. Dia juga lulus asesmen UKM Mandiri dari YDBA pada 2023.

Manfaat lain yang didapat Yayuk adalah difasilitasi mengikuti berbagai pameran produk UMKM. Selain itu juga dipertemukan dengan calon-calon pembeli dalam forum business matching.

Namun, menurut Yayuk, manfaat terbesar yang dia rasakan setelah menjadi UMKM Binaan Astra melalui YDBA ialah bisa membangun jejaring dengan sesama pelaku UMKM dari berbagai daerah. Lewat jejaring ini, dia banyak mendapat inspirasi dan ide-ide baru untuk mengembangkan usaha.

“Dalam salah satu forum YDBA, saya bertemu pelaku UMKM dari Semarang yang buat bandeng presto. Dari situ muncul ide saya menggunakan panci presto untuk merebus daging. Semula merebus daging bisa berjam-jam, dengan panci presto waktunya bisa jauh dipersingkat,” ucap dia.

Yayuk saling bertukar pengalaman dengan sesama UMKM binaan Astra melalui YDBA. Dia banyak belajar dari UMKM lain yang sudah menggunakan alat-alat semiotomatis dalam berproduksi.

“Saya dikenalkan dengan dosen Unnes yang ahli membuat alat-alat produksi UMKM. Namanya Pak Sunyoto yang dibantu Pak Danang. Saya sampai pergi ke Gunungpati, Semarang, untuk minta dibuatkan alat-alat, antara lain panci presto, wajan penggorengan, timer waktu, spinner, dan mesin pemipih daging,” papar dia.

Yayuk mengatakan, dengan bantuan alat-alat tersebut, waktu produksi bisa dipersingkat dan kapasitasnya bisa diperbesar ketimbang menggunakan cara manual.

Dengan berjejaring, dia juga bisa memperluas pemasaran produk. Difasilitasi Bank Indonesia, Yayuk pernah berkesempatan mengirim produk untuk dijual dalam pameran di Singapura.

Kini, dibantu putrinya yang lulusan Ilmu dan Teknologi Pangan Universitas Sebelas Maret, Rosalia Chrisnanda Tri Jayanti, Yayuk terus berupaya berinovasi dan mengikuti perkembangan zaman untuk mengembangkan usaha.

Oca “Sulap” Lurik Gedog jadi Produk Fesyen Kekinian

 

Katarina Octaviani Putri
Pemilik UMKM Oppu Company, Katarina Octaviani Putri, menunjukkan salah satu produk fesyen lurik karyanya di Festival Payung Indonesia, Taman Balekambang, Surakarta, Jumat (6/9/2024).

Di tangan Katarina Octaviani Putri (27) alias Oca, wastra tradisional Jawa, yakni kain lurik gedog, bisa berubah menjadi produk kriya dan fesyen yang cantik dan bernilai ekonomi tinggi.

Bahan baku kain lurik dia dapatkan dari penenun tradisional di Klaten. Kain itu dibuat oleh penenun lokal dengan cara tradisional, menggunakan Alat Tenun Bukan Mesin (ATBM) yang disebut gedog.

Kain yang digunakan Oca adalah lurik lendang yang fungsi tradisionalnya adalah untuk gendongan barang di pasar dan gendongan kayu di desa.

Halaman
1234
Sumber: Tribun Jateng
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    Berita Populer

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved