Berita Kendal
30 Anak Ikuti Litera Tour “100 Tahun Kematian Sastrawan Franz Kafka” di Boja Kendal
Suasana Litera Tour “Memperingati 100 Tahun Kematian Sastrawan Franz Kafka (1924-2024)” di areal Kebun Sastra Guyub Jalan Franz Kafka Kendal.
Sosok Franz Kafka
Pada 2024, genap 100 tahun meninggalnya Franz Kafka, sastra kelahiran Praha, 3 Juli 1883.
Kafka meninggal pada 3 Juni 1924.
Masyarakat sastra dunia terutama di negeri Eropa yang menggunakan bahasa Jerman, memperingatinya dengan pelbagai kegiatan sastra.
Sebelumnya, beberapa penulis yang dikoordinir Sigit Susanto (penerjemah karya-karya Kafka) juga memperingatinya dengan menerjemahkan 3 cerpen Kafka dalam 13 bahasa daerah di Nusantara.
Tiga cerpen Kafka sebelumnya diterjemahkan dari bahasa Jerman ke dalam bahasa Indonesia oleh Sigit Susanto, yakni Di Depan Hukum (Vor dem Gesetz), Sebuah Persilangan (Eine Kreuzung), dan Sang Penunggang Ember (Der Kubelreiter).
Mengapa Franz Kafka yang dipilih di tengah banyak alternatif sastrawan kaliber dunia maupun dari Indonesia?
Sigit Susanto menjelaskan, gaya penulisan Franz Kafka sangat unik.
Kafka tak hanya dinobatkan sebagai salah satu sastrawan paling berpengaruh pada abad 20, tetapi gaya penulisan Kafka menjadi Kafkaesk, yakni sebuah adjektiva baru dalam sastra dunia.
“Bilamana ada karya sastra yang lahir pascamasa Kafka mengandung kerumitan birokrasi, kebuntuan, pesimis, labirin gelap sampai pada kisah horor, maka akan diberi julukan karya itu berciri Kafkaesk,“ kata Sigit.
Berangkat dari pertimbangan itu, lanjut Sigit, sudah sewajarnya karya sastra kelas dunia ini tak hanya dihadapkan ke pembaca berbahasa Indonesia, tetapi ke bahasa-bahasa daerah di Indonesia.
“Saya tinggal di Swiss sampai sekarang sudah 28 tahun."
"Saya memperhatikan diskusi sastra bahasa Jerman baik di media, TV dan forum lain bahwa nama Kafka sering disebut dan karyanya dianggap berkualitas tinggi,” ujar moderator milis Apresiasi Sastra ini.
Menurut Sigit, apabila membicarakan prosais modern dunia, pada sastra Inggris, maka James Joyce diianggap mewakili.
Pada sastra Prancis, ada sosok Marcel Proust, dan Franz Kafka bisa dianggap mewakili sastra Jerman. (*)
Baca juga: Manchester United Terpantau Cari Pelatih di Italia, Erik ten Hag Segera Dipecat?
Baca juga: Pilwakot Surakarta 2024. KPU: Maksimal Dana Kampanye Rp39 Miliar Tiap Paslon
Baca juga: Tak Ditemukan Jejak Kekerasan di Kerangka Pria di Jalur Pendakian Gunung Sumbing
Baca juga: Data Korban PHK Satudata Kemnaker Tak Akurat, Disnakertrans Jateng Akan Klarifikasi ke Jakarta
Duh, Jatah Subsidi Solar Nelayan Kendal Dikurangi? Tahun Ini Cuma Dapat 8.699 KL |
![]() |
---|
Pemkab Kendal Siapkan Rintisan Sekolah Rakyat, Lokasinya di Islamic Center Bugangin |
![]() |
---|
Jejak Kelam Kamp Plantungan, Penjara Perempuan Eks Tahanan Politik Orde baru di Pedalaman Kendal |
![]() |
---|
Pemeriksaan Kesehatan Gratis di Kendal: Ada Siswa SMP Kelas 7 Sudah Terindikasi Diabetes |
![]() |
---|
135 Honorer di Kendal Tak Bisa jadi PPPK Paruh Waktu, Ini Penjelasan BKPP |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.