Pekalongan
Dukung Swasembada Pangan Nasional, Kota Pekalongan Berhasil Panen Padi Biosalin di Lahan Eks Rob
Guna mendukung ketahanan pangan dan mencapai swasembada pangan yang didengungkan pemerintah pusat, Kodim 0710/Pekalongan.
Penulis: Indra Dwi Purnomo | Editor: rival al manaf
Kepala Dinperpa Kota Pekalongan, Lili Sulistyawati membeberkan, lahan baku sawah di Kota Pekalongan Tahun 2024 ini seluas 723,45 hektar. Meski dengan lahan terbatas, namun hal ini tidak mengurungkan semangat Dinperpa untuk bisa berdaya saing seperti kabupaten/kota lain dalam mendukung swasembada pangan dan ketahanan pangan nasional.
Sejak adanya program penanggulangan banjir dan rob di Kota Pekalongan, terdapat 95 hektar yang tadinya lahan sawah tersebut tergenang rob, kini sudah mengering dan menjadi potensi yang luar biasa untuk bisa dimanfaatkan kembali menjadi lahan sawah dalam rangka memproduksi pangan pokok untuk mendukung swasembada pangan dan ketahanan pangan nasional.
"Kegiatan ini terlaksana atas kerjasama Pemkot Pekalongan melalui Dinperpa bersama Kodim 0710/Pekalongan, BBPSI Biogen, dan Yayasan Tasnim."
"Awalnya, kami merencanakan lahan demonstration pilot (demplot) ini seluas 5 hektar, namun ternyata lahan eks rob ini pada saat musim kemarau sangat ekstrem sekali dengan kandungan kadar Total Dissolved Solids (TDS) yang sangat tinggi mencapai 8.643 TDS dan salinitas tinggi sebesar 18 Parts Per Thousand ( PPT ), sehingga membutuhkan perlakuan khusus," ujarnya.
Dengan keterbatasan anggaran dan sarana dan prasarana serta kondisi yang ekstrem ini, Lili menyebutkan, akhirnya Dinperpa bisa melaksanakan demplot ini seluas 1,2 hektar.
Kegiatan demplot ini berada, di area lahan sawah Kelompok Tani Harapan Jaya Kelurahan Krapyak, Kecamatan Pekalongan Utara, Kota Pekalongan.
"Pelaksanaan dimulai dari bulan Juni sampai bulan November 2024 yang dimulai dengan pembukaan lahan, dan penyemprotan pestisida dengan menggunakan drone," imbuhnya.
Berdasarkan hasil ubinan dari BPS untuk padi Biosalin 1 dengan kadar salinitas 7 Part Per Million ( PPM ), produktivitasnya dihitung sebesar 7,1 ton per hektar.
"Diseberang sana, alhamdulillah pada saat tanam yang sama juga menghasilkan 10 ton per hektar. Saat ini per tanggal 14 November 2024 dengan umur padi kurang lebih 94 hari setelah hari tanam akhirnya bisa dipanen bersama."
"Hal ini menunjukkan bahwa, varietas padi Biosalin bisa tumbuh di lahan eks rob. Kami berharap, kegiatan ini bisa memotivasi para petani Kota Pekalongan, agar bisa mengelola lahan pertaniannya lebih produktif lagi dan meningkatkan kesejahteraan mereka dan masyarakat Kota Pekalongan," ucapnya.
Ketua Kelompok Tani Harapan Jaya Kota Pekalongan, M Besar menuturkan bahwa, saat lahan sawahnya terendam rob 8 tahun belakangan, dirinya mengaku kesulitan untuk menanam padi.
Sebab, kandungan air asin yang tinggi membuat pertumbuhan tanaman padi terganggu dan mengalami gagal panen. Namun, pada musim penghujan, padi varietas Biosalin ini pada musim penghujan bisa ditanam di lahan eks rob dengan syarat tanah itu harus terendam air secara terus-menerus.
"Kami mendapatkan benih tanaman padi ini yang disalurkan oleh Pemkot. Setelah pembukaan lahan eks rob ini, dari Kodim dan Dinperpa mengelola lahan ini, dan ada beberapa tani yang bekerja disini serta dilakukan pendampingan selama proses penanaman padi ini."
"Dengan hasil panen ini, maka memunculkan keinginan kami para petani untuk lebih semangat lagi menanam dan mengelola lahan sawah bekas rob agar bisa lebih produktif lagi," tambahnya. (Dro)
Pemkot Pekalongan Dorong UMKM Naik Kelas lewat Bantuan Produktif |
![]() |
---|
Wali Kota Pekalongan Aaf Minta DSA Masuk Cakupan BPJS |
![]() |
---|
Pemkab Pekalongan All Out Atasi Rob, Siap Dukung Badan Otorita Pantura |
![]() |
---|
Depresi Karena Utang, Pria Muda di Kesesi Pekalongan Akhiri Hidup dengan Gantung Diri |
![]() |
---|
160 Peserta Tamat Pelatihan BLK, Wali Kota Aaf Dorong SDM Pekalongan Lebih Kompetitif |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.