Berita Kudus
Talenta Edu Fair 2024 Digelar di Kudus, Puluhan ABK dan Reguler Unjuk Bakat Keterampilan
Yayasan Pendidikan Tumbuh Kembang Talenta menggelar Edu Fair 2024 mengangkat tema "Saatnya Berkarya dan Bersinar".
Penulis: Saiful Ma sum | Editor: raka f pujangga
TRIBUNJATENG.COM, KUDUS - Yayasan Pendidikan Tumbuh Kembang Talenta menggelar Edu Fair 2024 mengangkat tema "Saatnya Berkarya dan Bersinar", Minggu (17/11/2024) di Kudus Extension Mall.
Edu fair tahun ini menampilkan puluhan anak berkebutuhan khusus (ABK) dan anak reguler (anak tanpa hambatan) dengan berbagai bakat dan keterampilan masing-masing.
Owner sekaligus Pendiri Yayasan Pendidikan Tumbuh Kembang Talenta, Viena Widayani menyampaikan, yayasan yang didirikannya mencakup Rumah Belajar Anak (RBA), KB Inklusi, dan SD Inklusi Talenta.
Baca juga: Uang Rp 7.000 Dipakai Jadi Iming-iming Bapak Ini Cabuli Anak Berkebutuhan Khusus di Banyumas
Edu fair yang digelar hari ini mengajak anak-anak usia 3-12 tahun dari jenjang pendidikan Paud sampai SD di Kabupaten Kudus untuk menunjukkan bakat dan keterampilan masing-masing di depan banyak orang.
Sekaligus memperingati HUT ke-14 tahun bagi Rumah Belajar Anak (RBA) dan HUT ke-2 tahun bagi Yayasan Pendidikan Tumbuh Kembang Anak.
Kata dia, talenta edu fair 2024 terbuka bagi anak berkebutuhan khusus atau anak reguler.
Dimeriahkan dengan lomba talenta's got talent, menampilkan bakat terbaik yang dimiliki anak, mulai dari keterampilan menari, bermain keyboard, gitar, piano, hingga kemampun memperagakan busana lewat fashion show.
"Sebenarnya banyak lagi bakat-bakat anak yang ditampilkan dari kegiatan edu fair kali ini yang berhubungan dengan bakat dan minat anak. Ada juga seni menghias guci, membuat komik, miniatur dari kardus, tidak kami batasi jenis perlombaannya," terang dia.
Kegiatan talenta edu fair tahun ini diikuti oleh 25 anak yang tersebar di Kabupaten Kudus. Terdiri dari anak berkebutuhan khusus dan anak reguler yang sudah terampil mengembangkan bakat masing-masing.
Kata Viena, peserta edu fair sengaja dibatasi karena keterbatasan waktu. Meskipun minat dari anak-anak se-Kabupaten Kudus sangat tinggi, namun belum bisa diakomodir secara menyeluruh.
Selain digelar lomba bakat anak, dimeriahkan juga dengan kegiatan talkshow anak-anak hasil terapi di sekolah dan rumah belajar anak (RBA) yang sudah sukses.
Misalnya, ada anak autis sudah pandai membuat miniatur dari kardus, membuat komik, hingga anak cerebral palsy praktik metode belajar.
Disediakan pula booth psikologi menggandeng Psikolog ternama dari Kabupaten Jepara. Memberikan trial atau uji coba terapi wicara, pijat stimulus, dan terapi edukasi holistik.
Melalui tiga kegiatan tersebut mulai dari lomba bakat, talkshow, dan booth psikologi, Viena berharap pendidikan di bawah naungan Yayasan Pendidikan Tumbuh Kembang Talenta yang digagasnya semakin dikenal sebagai sekolah ramah anak, baik anak berkebutuhan khusus atau anak tanpa hambatan (reguler).
Memberikan fasilitasi dan wadah bagi anak-anak lebih percaya diri dengan bakat dan keterampilan yang dimiliki.
Serta, sekolah-sekolah umum diharapkan bisa menerima anak berkebutuhan khusus.
Dimulai dari kegiatan lomba bakat anak yang melibatkan anak berkebutuhan khusus dari sekolah inklusi dengan anak reguler dari sekolah umum, tanpa membeda-bedakan satu sama lain.
"Untuk lomba diikuti 25 anak, talkshow diikuti delapan anak berbakat yang sukses meningkatkan perkembangan. Tentunya kami sudah siapkan hadiah menarik bagi anak-anak yang sudah berani tampil di depan umum," jelasnya.
Psikolog anak dari RSUD R.A Kartini Jepara, Dian Ratih Saptasari menyebut, edu fair yang dilakukan Yayasan Pendidikan Tumbuh Kembang Talenta cukup kreatif. Memberikan aspirasi bagi anak untuk mengembangkan minat dan bakat masing-masing.
Sekaligus membuka wawasan pada orangtua bahwa anaknya punya bakat tertentu yang harus dibina dan dikembangkan.
Baca juga: Anak Berkebutuhan Khusus di Banyumas Disetubuhi Dengan Iming-Iming Uang Rp 7.000
"Kuncinya adalah konsistensi, yang berkaitan dengan bakat anak butuh kerjasama antara terapis, psikolog, dan orangtua. Orangtua harus bisa menerapkan apa yang diajarkan terapis di rumah, harus diulangi terus. Kalau hanya mengandalkan terapis dan psikolog saja, tidak maksimal," ujarnya.
Dalam mengarahkan kebutuhan anak inklusi atau anak berkebutuhan khusus (ABK), lanjut dia, terapis dan psikolog senantiasa membuka kesempatan sharing dengan orangtua terkait tumbuh kembang anak.
Ke depannya, diharapkan anak inklusi dan anak reguler diperlakukan sama, serta memiliki peluang dan kesempatan yang sama dalam berbagai hal. (Sam)
Agustusan, Pembuat Piala di Kudus Kebanjiran Pesanan |
![]() |
---|
Periksa Dugaan Pungli di Lingkungan Tenaga Pendidik Kudus, Inspektorat Beri 2 Rekomendasi |
![]() |
---|
Chery Ekspansi di Wilayah Pelat K, Target Bisa Kuasai 3 Persen Penjualan |
![]() |
---|
34 Siswa SDIT Al-Islam Akan Tampil dalam Upacara HUT ke-80 RI di Alun-alun Simpang Tujuh Kudus |
![]() |
---|
64 Pelajar Kudus Dikukuhkan Jadi Anggota Paskibraka 2025 |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.