Berita Jateng
Kenaikan Harga Bawang Merah Picu Inflasi Jateng Bulan November 2024
Kenaikan harga bawang merah menjadi komoditas utama penyumbang inflasi di Jawa Tengah pada bulan November 2024.
Penulis: Idayatul Rohmah | Editor: raka f pujangga
TRIBUNJATENG.COM, SEMARANG - Kenaikan harga bawang merah menjadi komoditas utama penyumbang inflasi di Jawa Tengah pada bulan November 2024.
Badan Pusat Statistik (BPS) Provinsi Jawa Tengah mencatat, pada bulan tersebut, inflasi secara month to month (m-to-m) sebesar 0,26 persen dan tingkat inflasi year to date (y-to-d) sebesar 1,09 persen.
Tercatat secara m-to-m, inflasi Jateng pada November 2024 lebih tinggi dari bulan Oktober yang sebesar 0,19 persen, tetapi lebih rendah dari inflasi nasional yang sebesar 0,30 persen.
Baca juga: Resep Udang Crispy Saus Padang Ala Chef Isman: Solusi Lezat untuk Menekan Inflasi
Bawang merah menjadi komoditas utama penyumbang inflasi dengan andil sebesar 0,13 persen.
"Ini disebabkan faktor cuaca, sudah memasuki musim penghujan. Bawang merah sudah mulai merangkak naik sejak September kemarin, setelah sebelumnya sampai Agustus mengalami penurunan cukup dalam.
Ini juga menjadi bagian atau PR bagi instansi terkait, bahwa hortikultura ini mengalami fluktuasi luar biasa. Kadang turun kadang naik, sehingga memberikan andil inflasi maupun deflasi pada bulan-bulan tersebut," terang Kepala BPS Provinsi Jateng, Endang Tri Wahyuningsih pada pemaparan secara daring, Senin (2/12/2024).
Selanjutnya, dari lima komoditas utama penyumbang inflasi, minyak goreng dan emas perhiasan berada di urutan kedua dan ketiga dengan andil inflasi masing-masing sebesar 0,04 persen.
Sementara itu, tomat memberikan andil sebesar 0,03 persen dan daging ayam ras memberikan andil sebesar 0,02 persen.
"Andil minyak goreng ini disebabkan karena memang harga minyak curah mulai naik seiring dengan kenaikan harga CPO. Emas perhiasan, mengikuti pergerakan harga emas tingkat global. Sedangkan untuk tomat juga disebabkan karena pasokan berkurang, dan daging ayam ras karena memang harga pakan ternak mulai naik," jelasnya.
Sebaliknya, lima komoditas penyumbang deflasi meliputi cabai rawit dengan andil -0,04 persen; beras dengan andil -0,02 persen; dan kentang, cabai hijau, serta telepon seluler dengan andil masing-masing sebesar -0,01 persen.
"Cabai rawit memberikan andil karena pasokan melimpah pasca panen raya di sejumlah sentra produksi cabai. Beras memberikan andil karena turunnya harga beras sejalan dengan turunnya harga gabah di tingkat petani dan beras di tingkat penggilingan," jelasnya.
Di sisi itu, pada Pada November 2024, inflasi year on year (y-on-y) Provinsi Jawa Tengah tercatat sebesar 1,33 persen dengan Indeks Harga Konsumen (IHK) sebesar 106,46.
Inflasi tertinggi terjadi di Kota Tegal sebesar 1,89 persen dengan IHK sebesar 107,06 dan terendah terjadi di Purwokerto dan Kabupaten Wonosobo sebesar 1,07 persen dengan IHK masing-masing sebesar 105,54 dan 108,22.
Inflasi y-on-y terjadi karena adanya kenaikan harga yang ditunjukkan oleh naiknya indeks sepuluh kelompok pengeluaran, yaitu: kelompok makanan, minuman dan tembakau sebesar 1,13 persen.
Baca juga: Tips Mengawetkan Cabai dan Bawang Tanpa Pengawet: Solusi Cegah Inflasi
Kemudian kelompok pakaian dan alas kaki sebesar 0,95 persen; kelompok perumahan, air, listrik, dan bahan bakar rumah tangga sebesar 1,19 persen; kelompok perlengkapan, peralatan dan pemeliharaan rutin rumah tangga sebesar 0,83 persen; kelompok kesehatan sebesar 1,48 persen.
Polda Jateng Tangkap 327 Orang di Jalan Pahlawan Semarang, Kuasa Hukum: Pulang Main Futsal |
![]() |
---|
Gubernur Jateng Ahmad Luthfi Ajak Masyarakat Jaga Kondusifitas |
![]() |
---|
3,37 Ton Sampah Belum Terkelola Dengan Baik, Pemprov Jateng Upayakan Penyelesaian |
![]() |
---|
Ini Alasan Polda Jateng Hentikan Penyelidikan Kasus Hak Siar Nenek Endang: Alhamdulillah |
![]() |
---|
Regenerasi Dalam Korupsi, Sosok Dua Sekda Klaten Rugikan Negara Rp6,8 M Kasus Sewa Plasa |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.