Wonosobo Hebat
Selamat Datang di Superhub Pemkab Wonosobo

Pembunuhan Satu Keluarga

Polisi Ungkap Alasan Yusa Pembunuh Satu Keluarga Sisakan Anak Bungsu Dibiarkan Hidup

Pembunuhan satu keluarga di Kediri Jawa Timur menyisakan satu anak bungsu yang masih dibiarkan hidup oleh pelaku.

Editor: rival al manaf
Kolase Foto Tribun Jakarta/Kompas.com/Surya.co.id
Kolase Foto Kapolres Kediri AKBP Bimo Ariyanto dan TKP penemuan jasad keluarga guru di Kediri Jatim, Kamis (5/12/2024). Misteri penemuan mayat satu keluarga guru di tiga ruangan rumah di Kediri, Jawa Timur Kamis (5/12/2024). Gelagat korban bikin saksi datang.  

Ia juga mencuri barang berharga seperti kamera CCTV, ponsel, dan mobil, sebelum melarikan diri.  

"Kamera CCTV dan palu yang digunakan sebagai alat pembunuhan dibuang di Sungai Brantas," tambahnya.

Kapolres Kediri, AKBP Bimo Ariyanto, menyampaikan bahwa kondisi S saat ini menunjukkan perkembangan positif.  

"Alhamdulillah, kondisinya semakin membaik meski masih mengalami luka," ujar AKBP Bimo.

Untuk memastikan pemulihan psikologis S, pihak kepolisian juga memberikan pendampingan khusus.

Keputusan Yusa untuk membiarkan S hidup telah menimbulkan diskusi mengenai sisi emosional pelaku di tengah tindakan yang keji.

"Pelaku meninggalkannya dalam kondisi bernapas karena merasa kasihan pada yang paling kecil," ulang AKP Fauzy, menegaskan perasaan iba yang menjadi dasar keputusan tersebut.

Saat ini, Yusa harus menghadapi proses hukum dengan ancaman hukuman mati sesuai Pasal 340 KUHP tentang pembunuhan berencana.

Sementara itu, Samuel yang selamat menjadi saksi hidup dari tragedi yang menimpa keluarganya, sekaligus simbol harapan di tengah luka mendalam yang ditinggalkan.

Sekretaris Desa Pandantoyo, Fendi Yoga, menyampaikan bahwa Agus adalah seorang guru SD di Desa Babadan, Kecamatan Ngancar.

Sementara itu, istrinya, Kristina, merupakan pegawai negeri yang juga mengajar di sebuah SD di Kabupaten Tulungagung.

"Bahkan pada Pilpres Februari 2024 kemarin, Bu Kristina menjadi Ketua PPS di sini," ujar Fendi Yoga saat dihubungi Kompas.com.

Fendi menambahkan, warga setempat mengenal keluarga tersebut sebagai sosok berpendidikan tinggi dengan aktivitas sosial yang positif.

Kehidupan keagamaan mereka pun dikenal taat dan toleran.

Meskipun berasal dari keluarga beragama Nasrani, mereka tetap menghargai tradisi umat agama lain, termasuk merayakan Lebaran dengan berkunjung ke rumah tetangga.

"Meski Nasrani, kalau Lebaran, mereka juga ikut berkeliling ke rumah-rumah tetangga untuk berlebaran," ungkap Fendi. (*)

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Membongkar Fakta Pembunuhan Satu Keluarga di Kediri: Korban Dikenal Toleran"

Sumber: Kompas.com
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved