Wonosobo Hebat
Selamat Datang di Superhub Pemkab Wonosobo

Berita Suriah

Kemenlu Evakuasi 65 WNI dari Suriah : Kami Cari Data WNI Gabung Pemberontak

Kementerian Luar Negeri (Kemenlu) RI saat ini terus berupaya mengevakuasi warga negara Indonesia (WNI) yang berada di Suriah.

AFP/OMAR HAJ KADOUR
Sebuah keluarga Suriah berpose untuk difoto dan mengibarkan bendera revolusi di luar benteng bersejarah Aleppo pada tanggal 5 Desember 2024, saat pasukan antipemerintah, yang dipimpin oleh kelompok Islam Hayat Tahrir al-Sham (HTS), merebut kota Hama di wilayah tengah Suriah, beberapa hari setelah merebut pusat komersial negara itu, Aleppo. Meski mengaku kecewa dengan jatuhnya rezim lama, loyalis Bashir al-Assad mengaku bersyukur proses penggulingan pemerintah tersebut berlangsung tanpa kekerasan yang berarti. 

TRIBUNJATENG.COM, JAKARTA – Kementerian Luar Negeri (Kemenlu) RI saat ini terus berupaya mengevakuasi warga negara Indonesia (WNI) yang berada di Suriah.

Kemenlu juga masih mencari data WNI yang kemungkinan bergabung dengan kelompok pemberontak Suriah, Hayat Tahrir al-Sham (HTS).

"Terkait dengan kemungkinan WNI yang bergabung dengan HTS, kami masih terus monitor, kami masih terus mencari data-datanya," kata Direktur Pelindungan WNI dan BHI Kemenlu RI, Judha Nugraha, dalam konferensi pers di kantor Kemenlu RI, Jakarta, Senin (16/12).

Judha mengatakan, saat ini jumlah WNI yang bersedia dievakuasi masih naik-turun.

Alasannya, kata dia, para WNI itu berpandangan saat ini status kondisi di Suriah sudah lebih aman.

"Saya sampaikan ada (WNI yang tidak mau ikut dievakuasi--Red), terutama dari teman-teman mahasiswa yang merasa awalnya itu sudah mendaftar karena awal-awal tanggal 8 Desember itu masih terjadi pertempuran.

Saat ini mereka merasa sudah relatif lebih aman dan kemudian mereka membatalkan untuk ikut evakuasi karena merasa sudah aman," sambungnya.

Judha mengatakan pemerintah hanya bertugas memfasilitasi evakuasi WNI. Menurutnya, ingin atau tidaknya WNI dievakuasi bergantung pada WNI tersebut.

"Tugas pemerintah adalah memfasilitasi evakuasi, namun pilihan untuk ikut evakuasi atau tidak kita kembalikan kepada masing-masing individu," tuturnya.

Kemenlu RI berhasil mengevakuasi 65 WNI yang berada di Suriah. Proses evakuasi dilakukan melalui perjalanan darat dari Damaskus, Suriah, menuju Beirut, Lebanon.

Direktur Perlindungan WNI Kemenlu RI, Judha Nugraha, mengungkapkan bahwa evakuasi ini merupakan bagian dari upaya pemerintah untuk melindungi WNI di luar negeri.

 "Hingga saat ini dapat kami sampaikan sudah ada dua gelombang evakuasi WNI yang telah kita lakukan, alhamdulillah, 65 WNI telah tiba di Indonesia," ujar Judha.

Dari total 65 WNI yang dievakuasi, 47 di antaranya adalah pekerja migran, sementara 18 lainnya merupakan anggota keluarga dari pekerja migran yang bekerja di Suriah.

Judha juga menjelaskan komposisi gender dari para WNI tersebut, yaitu 55 perempuan dan 10 laki-laki, yang berasal dari 10 provinsi di Indonesia.

Evakuasi susulan

Pemerintah Indonesia kini tengah mengupayakan proses evakuasi susulan bagi 83 WNI yang telah menyatakan kesediaan untuk dipulangkan.

Evakuasi gelombang ketiga sedang dipersiapkan, termasuk imbauan kepada WNI yang masih berada di Suriah untuk segera melapor ke Kedutaan Besar Republik Indonesia (KBRI) di Damaskus.

Sebagai informasi, peralihan kekuasaan di Suriah dari rezim Bashar Al-Assad kepada kelompok pemberontak yang dipimpin oleh Abu Mohammed Al Julani, terjadi pada 8 Desember lalu.

Kelompok pemberontak tersebut berhasil menguasai dua kota besar, Aleppo dan Damaskus, sementara Assad dilaporkan melarikan diri ke Rusia.

Saat ini, transisi kepemimpinan berada di tangan Julani dengan pemerintahan sementara yang dijadwalkan berlangsung hingga 1 Maret 2025, sebelum pemilihan kepala negara yang baru diadakan.

Sebanyak 30 WNI dilaporkan sudah kembali ke Indonesia, pada Minggu (15/12). Kemenlu menjelaskan bahwa penjemputan dan pemulangan WNI ini adalah bagian dari proses evakuasi gelombang kedua yang mulai dilakukan sejak 13 Desember 2024 lalu.

Para WNI yang berhasil dievakuasi itu terdiri dari 25 perempuan dan 5 laki-laki. Mereka berasal dari wilayah Aceh, Banten, Jawa Barat, Jawa Tengah dan Jawa Timur. Selain itu, terdapat pula WNI asal Nusa Tenggara Barat, Sulawesi Tengah dan Sulawesi Barat. (kps/Tribunnews)

Baca juga: Sidang Praperadilan Mbak Ita Ditunda Tahun Depan

Baca juga: Militer Ukraina Klaim 30 Tentara Korea Utara Tewas dan Terluka di Kursk Rusia

Baca juga: Bertemu Paus, Arsjad Rasjid Bawa Misi Kemanusiaan

Sumber: Tribun Jateng
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved