Wonosobo Hebat
Selamat Datang di Superhub Pemkab Wonosobo

Kendal

Penderita DBD di Kendal Tahun Ini Capai 962 Kasus, Dewan Minta Evaluasi Penanganan

Jumlah penderita Demam Berdarah Dengue (DBD) di Kabupaten Kendal mencapai 962 kasus, dengan 32 korban meninggal.

Tribun Jateng/ Agus Salim
Ketua DPRD Kendal, Mahfud Sodip (jas hitam)  

TRIBUNJATENG.COM, KENDAL - Jumlah penderita Demam Berdarah Dengue (DBD) di Kabupaten Kendal mencapai 962 kasus, dengan 32 korban meninggal dunia pada tahun 2024.


Angka itu mengalami kenaikan dibanding tahun 2023. Berdasarkan data Dinas Kesehatan Kendal, jumlah kasus DBD tahun 2023 tercatat sebanyak 375 kasus dengan 29 orang meninggal dunia.


Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Dinas Kesehatan Kendal, Agustinus Bambang Setyawan menerangkan peningkatan kasus ditengarai oleh pergantian musim yang membuat jentik nyamuk Aedes Aegypti berkembang pesat.


"Ini kan sudah masuk peralihan ke musim. Jadi jentik nyamuk bisa berkembang cepat," tutur Bambang, Minggu (22/12/2024).


Bambang menjelaskan, faktor lain yang membuat kasus DBD mengalami peningkatan ialah kesadaran masyarakat untuk memberantas sarang nyamuk juga ikut berpengaruh.


Pihaknya bersama jajaran Pemkab Kendal juga sudah melakukan sosialisasi rutin kepada masyarakat.


"Sosialisasi sudah rutin, tetapi terkadang masyarakat masih mengabaikan," ujarnya.


Diterangkan lebih lanjut, rata-rata korban meninggal dunia akibat DBD berada pada rentang usia 12 hingga 15 tahun.


Bambang pun mengimbau agar pelajar mengenakan pakaian tertutup sehingga bisa meminimalisir tergigit nyamuk.


"Sebaiknya pakai celana panjang, agar tidak mudah tergigit nyamuk, gunakan juga pakaian tertutup," sambungnya.


Terpisah, Ketua DPRD Kendal, Mahfud Sodiq menekankan pentingnya evaluasi penanganan agar jumlah kasus DBD bisa menurun.


"Ini harus menjadi evaluasi dan juga PR bersama, bagaimana Dinas Kesehatan Kendal memberikan edukasi tambahan dan menemukan solusinya," katanya, Minggu (22/12/2024).


Mahfud menuturkan, penekanan kasus DBD tidak cukup berfokus pada proses fogging atau pengasapan semata.


Melainkan kesadaran masyarakat untuk menjaga kebersihan lingkungan menjadi hal utama yang perlu diterapkan.


"Fogging saja tidak cukup, pemerintah dan masyarakat juga harus bahu membahu mencegah perkembangbiakan jentik nyamuknya," tandasnya (ags).

Sumber: Tribun Jateng
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved