Berita Semarang
Gemas 3 Tahun Pembunuhan Iwan Boedi Belum Terungkap, Keluarga Investigasi Mandiri, Hasilnya?
Pihak yang menjadi sasaran keluarga untuk melakukan investigasi adalah beberapa saksi-saksi yang belum pernah dimintai keterangan oleh polisi
Penulis: iwan Arifianto | Editor: muslimah
TRIBUNJATENG.COM,SEMARANG - Hampir tiga tahun berlalu, kasus pembunuhan aparatur sipil negara (ASN) Semarang Iwan Boedi tak kunjung terungkap.
Iwan Boedi ditemukan mayatnya di Pantai Marina Semarang setelah sempat menghilang.
Kasus tersebut tepatnya sudah di meja polisi selama 2 tahun 6 bulan.
Baca juga: Misteri Kekuatan Besar di Balik Pembunuhan Iwan Boedi Saksi Kunci Korupsi Tanah, 2 Tahun Mangkrak
Pergantian pucuk pimpinan baik dari Kapolda Jawa Tengah, Direktur Reserse Kriminal Umum, sampai Kapolrestabes Semarang belum memberikan angin segar terhadap kasus ini.
Sebaliknya, keluarga korban yang tak ingin berpangku tangan melakukan investigasi mandiri.
"Kami gemas (jengkel, marah) dengan kondisi ini (kasus yang kunjung terungkap) jadi kami melakukan investigasi ke pihak-pihak yang belum tersentuh polisi," terang Kuasa hukum keluarga Iwan Boedi, Yunantyo Adi Setiawan, Jumat (3/1/2025).
Pihak yang menjadi sasaran keluarga untuk melakukan investigasi adalah beberapa saksi-saksi yang belum pernah dimintai keterangan oleh polisi.
Mereka terdiri dari berbagai latar pekerjaan ada nelayan, satpam, paranormal, PNS dan lainnya.
"Kepada saksi-saksi ini kami melakukan pendekatan khusus dan berulang-ulang karena mereka masih ada kecemasan sehingga informasi yang diberikan presentasenya masih sedikit," papar pria yang disapa Yas ini.
Selama proses investigasi ini, pihaknya menemukan berbagai kendala di antaranya hilangnya rekaman CCTV yang merekam kejadian kunci.
"Ambil contoh rekaman CCTV di sekitar Marina (tempat penemuan mayat) batas maksimal rekaman 30 hari sedangkan mungkin polisi belum mengambil bukti elektronik tersebut," beber Yas.
Selain itu, tipikal Iwan Boedi dikenal sebagai sosok yang tertutup.
Keluarga tak menemukan sedikitpun jejak digital yang bisa menjadi petunjuk atas persoalan yang dialaminya sebelum dibunuh.
"Korban ini orangnya tertutup jadi tidak suka membicarakan masalah di kantor atau dengan keluarganya sendiri sehingga kami terkendala juga pada bagian-bagian itu," ujarnya.
Dari proses investigasi mandiri tersebut, ketika keluarga menemukan bukti-bukti baru lalu ditindaklanjuti dengan memberikan informasinya kepada polisi untuk ditindaklanjuti.
"Kami ketika ada informasi baru langsung dikoordinasikan dengan polisi karena memang faktanya ada beberapa hal yang polisi tidak tahu malah tahunya dari kami yang menginformasikan," lanjut Yas.
Begitu pun sebaliknya, polisi juga menelusuri beberapa bukti-bukti baru.
Yas mengungkapkan, polisi belum lama ini meminta data rekening Iwan Boedi
"Sepertinya ada bahan-bahan yang mau diteliti oleh kepolisian dari buku tabungan tersebut," ungkapnya.
Sejauh ini, dia memandang Ditreskrimum Polda Jawa Tengah masih ada keseriusan untuk mengungkap kasus ini.
Namun, mereka masih kesulitan untuk menyusun kepingan-kepingan bukti menjadi dua alat bukti yang solid untuk menjerat tersangka.
"Mereka ekstra hati-hati karena jangan sampai menetapkan orang yang keliru atau alat buktinya tidak cukup," katanya.
Yas pun mengapresiasi langkah dari Direktur Reserse Kriminal Umum (Dirreskrimum) yang baru yakni Kombes Dwi Subagio yang memberikan atensi khusus dalam kasus Iwan Boedi.
Keseriusan Dwi, ditunjukkan dengan melakukan pemeriksaan kepada beberapa saksi yang dilakukan sendiri tidak mengandalkan laporan anak buahnya.
Dia ingin di bawah Dwi kasus ini menemukan titik terang.
"Kami berharap kasus lekas terungkap dan keadilan bagi korban sehingga pelaku bisa diproses segara dituntut berdasarkan hukum yang berlaku," terangnya.
Terpisah, Kepala Bidang Hubungan Masyarakat (Kabid Humas) Polda Jawa Tengah Kombes Pol Artanto mengatakan, kasus pembunuhan Iwan Boedi masih dalam penyelidikan.
"Seperti yang disampaikan Dirreskrimum (Kombes Dwi Subagio) kemarin, kasus masih penyelidikan," katanya.

Iwan Boedi merupakan ASN di Badan Pendapatan Daerah (Bapenda) Pemkot Semarang yang tewas dibunuh lantaran adanya keterkaitan kasus dugaan korupsi.
Dia sempat dikabarkan hilang pada 24 Agustus 2022 lalu Mayatnya ditemukan di Kawasan Marina, Semarang Barat, 8 September 2022.
Kasus ini masih suram walau sudah ditangani oleh tim gabungan antara Polrestabes Semarang dan Polda Jateng selama dua tahun lebih. (Iwn)
Sempat Lepaskan 56 Demonstran, Polda Jateng Kembali Tangkap 40 Orang Massa Aksi |
![]() |
---|
Kericuhan di Depan Polda Jateng Kembali Pecah Dini Hari Ini, Polisi Bubarkan Pakai Gas Air Mata |
![]() |
---|
Dari TK hingga SMP, Anak-Anak Semarang Diajak Cinta Membaca |
![]() |
---|
Belum Kondusif, Doa Bersama Ojol untuk Affan di Semarang Terpaksa Batal |
![]() |
---|
Menolak Pulang! Ratusan Demonstran Bertahan di Gerbang Mapolda Jateng Meski Dihujani Gas Air Mata |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.