Wonosobo Hebat
Selamat Datang di Superhub Pemkab Wonosobo

Berita Kudus

Samani Intakoris Blusukan di RSUD dr Loekmono Hadi Kudus: Perlu Tenaga Pendamping Pasien Emergency

Samani Intakoris blusukan ke RSUD dr Loekmono Hadi Kudus guna mengecek kondisi layanan kesehatan masyarakat, pasca menjadi Bupati Kudus terpilih.

|
Penulis: Saiful Ma sum | Editor: deni setiawan

TRIBUNJATENG.COM, KUDUS - Setelah ditetapkan KPU sebagai Bupati Kudus terpilih, Samani Intakoris blusukan ke RSUD dr Loekmono Hadi guna mengecek kondisi layanan kesehatan masyarakat.

Satu di antara layanan yang dikunjungi Samani pada Jumat (10/1/2025) adalah layanan instalasi gawat darurat (IGD) yang kini dalam kondisi penuh pasien emergency.

Mayoritas pasien dari kalangan anak-anak diserang berbagai jenis penyakit di antaranya demam berdarah dengue (DBD).

Baca juga: Pemkab Kudus Siapkan 7 Lokasi Proyeksi Dapur MBG, Tersebar di 6 Kecamatan

Baca juga: Program Pelatihan Kerja 2025 di Kudus Dianggarkan Rp4 Miliar

Samani mengatakan, saat ini merupakan fenomena pergantian musim yang mempengaruhi siklus perkembangan nyamuk.

Kondisi tersebut berdampak pada peningkatan kasus DBD dan beberapa jenis penyakit lainnya di setiap daerah.

Masyarakat pun diminta untuk lebih peduli terhadap kesehatan masing-masing dengan memastikan lingkungan yang bersih, serta menjaga pola hidup sehat.

"Kebanyakan (pasien di IGD, red) DBD."

"Sudah ada kasus meninggal 4 di Kudus, ini sebagai perhatian bersama," terangnya. 

Menurut dia, manajemen rumah sakit mempunyai pengalaman lebih dalam hal memberikan layanan kesehatan terbaik kepada masyarakat. 

Pihaknya juga mendengar langsung beberapa pengakuan keluarga/penunggu pasien terkait pelayanan di RSUD yang dinilai sudah cukup baik.

Namun demikian, lanjut Samani, layanan yang sudah baik juga perlu ditingkatkan.

Diperlukan inovasi layanan yang lebih mengena kepada masyarakat sesuai yang dibutuhkan. 

Dia pun mengusulkan kepada manajemen RSUD dr Loekmono Hadi Kudus agar menyiapkan SDM sebagai pendamping bagi pasien emergency di IGD. 

Tujuannya mendekatkan layanan agar pasien atau keluarga pasien tidak merasa kebingungan lagi ketika masuk ke ruang IGD.

Segala informasi berkaitan dengan tindakan kesehatan, administrasi, dan layanan lain selama penindakan di IGD akan disampaikan kepada keluarga pasien melalui tenaga pendamping. 

"Pelayanan full service."

"Setiap pasien IGD nantinya diupayakan ada pendampingan, supaya penunggu (keluarga) tidak bingung, ada yang mengarahkan," jelasnya. 

Samani membenarkan bahwa kebanyakan keluarga pasien secara psikologi gugup dan cenderung emosional ketika ada keluarga masuk dan dirawat di IGD.

Karena itu, tenaga kesehatan harus paham dengan kondisi tersebut yang sering kali dialami oleh keluarga pasien emergency.

Dibutuhkan respons cepat dari tenaga medis, baik dalam hal tindakan dan pendekatan persuasif untuk menenangkan pasien dan keluarga pasien. 

Pihaknya mendorong kepada manajemen RSUD dr Loekmono Hadi Kudus agar segera menyiapkan tenaga medis pendamping bagi pasien emergency di IGD.

"Kami coba satu pasien satu pendamping."

"Kalau belum bisa, satu pendamping lima pasien khusus di IGD."

"Kalau sudah masuk ruang rawat inap biasanya lebih tenang," ujarnya. 

Baca juga: Dukung Program MBG, Pemkab Kudus Alokasikan Rp 17,3 Miliar

Baca juga: Darsono Dilantik Kembali Sebagai Rektor Universitas Muria Kudus Periode 2025-2029

Samani juga memastikan bahwa manajemen RSUD dr Loekmono Hadi tidak ada dan tidak boleh menolak pasien. 

Meskipun terkadang harus terjadi antrean karena kapasitas tempat tidur pasien di IGD terbatas. 

Selain itu, dia juga berencana membangun rumah sakit tipe C di Kudus bagian atas, serta klinik eksekutif dengan memanfaatkan lahan eks Matahari Kudus.

Direktur RSUD dr Loekmono Hadi Kudus, dr Abdul Hakam menyampaikan, dalam beberapa pekan terakhir terjadi lonjakan pasien yang luar biasa.

Di antaranya mengalami DBD, muntaber, dan gangguan metabolik seperti hipertensi dan gula darah. 

Saat ini, keterisian tempat tidur (TT) pasien atau bed occupancy rate (BOR) di RSUD dr Loekmono Hadi Kudus mencapai 90 persen. 

Artinya, jumlah tempat tidur pasien yang sudah dipakai cukup tinggi.

Manajemen RSUD juga memerlukan space beberapa tempat tidur untuk antisipasi manakala datang pasien emergency seperti contoh pasien kecelakaan juga pasien melahirkan. 

Terkait usulan pendamping pasien/keluarga pasien di IGD oleh Bupati Kudus terpilih Samani Intakoris, dr Abdul Hakam sepakat bahwa pelayanan kesehatan harus ditingkatkan.

Pihaknya segera mungkin menyiapkan SDM yang dibutuhkan untuk uji coba pendampingan pasien emergency di IGD.

"Masukan bupati terpilih bahwa pelayanan (kesehatan) harus ditingkatkan dengan satu pasien satu pendamping."

"Kami siapkan uji coba," tutur dia.

Pihaknya juga siap mengikuti arahan bupati terpilih untuk pengembangan rumah sakit ke depan.

Dengan harapan melalui pembangunan gedung layanan kanker dan stroke di RSUD dr Loekmono Hadi, nantinya Kabupaten Kudus memiliki pusat layanan kanker, jantung, strok, dan uronefrologi (KJSU).

Pihaknya juga mendukung rencana pembangunan klinik eksekutif dengan memanfaatkan lahan eks Matahari Kudus yang diwacanakan bupati terpilih.

Sehingga nantinya masyarakat Kudus yang memerlukan layanan kesehatan tidak perlu lagi bertolak atau dirujuk ke Kota Semarang, karena semua layanan kesehatan tersedia di Kabupaten Kudus. (*)

Baca juga: Dinkes Kota Semarang: HMPV Tak Mudah Didiagnosis, Butuh Seperti Covid-19

Baca juga: Cegah Dampak Buruk “Budaya Scroll”, SD Negeri 1 Purwogondo Boja Gelar Seminar Parenting

Baca juga: Inilah Pemain Asing Kedua Persis Solo di Paruh Musim 2024-2025, Berposisi Gelandang Asal Argentina

Baca juga: Tubuh Nurfadillah Penuh Lakban saat Keluar Toko Minta Tolong, Ia Sempat Disekap Perampok Bersenjata

Sumber: Tribun Jateng
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved