Wonosobo Hebat
Selamat Datang di Superhub Pemkab Wonosobo

Berita Tegal

Kisah Inspiratif Yati Favouriningsih, Sukses Kenalkan Kerajinan Rajut Hingga ke Jepang!

Yati Favouriningsih (47) warga Desa Mejasem, Kecamatan Kramat, Kabupaten Tegal, menghasilkan berbagai produk kerajinan rajut yang tampak cantik. 

Tribun Jateng/ Fajar Bahruddin Achmad   
KERAJINAN RAJUT - Yati Favouriningsih menunjukkan produk kerajinan rajutnya di rumah produksinya di Griya Mejasem Baru 2 Jalan Dewi Sartika No 22 Mejasem, Kabupaten Tegal, Jumat (7/2/2025). Produknya ada sepatu, payung, baju dan sebagainya. 

TRIBUNJATENG.COM,TEGAL - Yati Favouriningsih (47) warga Desa Mejasem, Kecamatan Kramat, Kabupaten Tegal, menghasilkan berbagai produk kerajinan rajut yang tampak cantik. 

Di tangan kreatif milik ibu tiga anak ini, berbagai kerajinan rajut dibuat, mulai dari bros, tas selempang, rompi, ikat pinggang, tempat tisu, topi dan sebagainya. 

Saat ini yang sedang ramai dipesan dan diikutkan pameran adalah sepatu rajut dan payung hias dari rajut.

Baca juga: Cerita Siswanto Edukasi Gemar Menabung Lewat Kerajinan Celengan Karakter dari Bahan Gipsum di Tegal

Produk kerajinan rajutnya bermerek Keith Crochet.

Rumah Rajut Tegal milik Yati beralamat di Griya Mejasem Baru 2 Jalan Dewi Sartika No 22 Mejasem, Kabupaten Tegal

Produk-produk kerajinan rajut tersebut juga sudah terjual hingga ke luar negeri, seperti Jepang, Arab dan Turki. 

Owner Rumah Rajut Tegal, Yati Favouriningsih mengatakan, rumah rajutnya menghasilkan berbagai produk, seperti tempat tisu, baju, aksesoris kalung, gelang, dan ikat pinggang serta sepatu.

Bahannya adalah benang polyester atau katun.

Waktu pengerjaan produk yang dibuatnya berbeda-beda tergantung ukuran dan kerumitannya.

"Paling lama tas, baju dan payung. Payung itu sebulan, baju dua minggu, kalau sepatu hanya dua sampai tiga jam," katanya kepada tribunjateng.com, Jumat (7/2/2025).

Yati mengatakan, produk kerajinan rajutnya kini banyak dikenal oleh masyarakat luas karena keaktifannya mengikuti pameran-pameran.

Ia sering mengikuti pameran Inacraft di Jakarta dan pameran produk rajut di Solo.

Ia bersyukur, produknya sudah sampai ke seluruh Indonesia, seperti Surabaya, Jakarta, Solo, Jogja, dan Bandung. 

Bahkan hingga ke luar negeri sebagai bawaan oleh-oleh, seperti ke Jepang, Arab dan Turki.

Harganya beragam, mulai bros Rp 3.000, tempat tisu Rp 25 ribu, sepatu Rp 100- Rp 200 ribu, rompi Rp 250 ribu, hingga payung hias rajut Rp 1,5 juta.

"Saat ini yang sedang banyak pesanan sepatu rajut. Itu sesuai order, misalkan minta warna hijau dan menyesuaikan ukuran kaki," ungkapnya. 

Yati bercerita, ide usaha kerajinan rajutnya berawal dari hobi merajut yang digemarinya sejak SD.

Hobi tersebut sempat terlupakan saat kuliah, kerja dan mengurus anak.

Tetapi saat kehamilan anak ketiganya di tahun 2012, ia sempat bosan karena tidak ada aktivitas. 

Ia lalu memulai dengan membuat kerajinan rajut bros.

"Saat bosen karena tidak aktivitas itu, saya menemukan hakpen rajut yang sudah disimpan tahunan," ujarnya. 

Yati mengatakan, setelah itu ia iseng-iseng membuat brose bunga hingga berlanjut sepatu rajut.

Tak disangka sepatu rajut saat itu banyak peminatnya dan berkembang hingga menjadi banyak produk.

Baca juga: Kisah Inspiratif Gus Rosyid Bikin Kerajinan Gaun Hingga Laris Manis saat Tahun Baru, Pernah Ditipu

Ia juga tergabung dalam anggota Rumah BUMN BNI sejak 2017.

Saat ini penjualan produknya dilakukan secara ofline dan online, secara online di Shopee dan Instagram di akun Rumah Rajut Tegal, sedangkan Tokopedia dan Tiktok di akun Keith Crochet.

"Jadi awalnya hobi, lalu saya tekuni hingga berkembang banyak produk. Jadi mengisi kegiatan sebagai ibu rumah tangga sekaligus untuk menghasilkan uang," jelasnya. (fba)

Sumber: Tribun Jateng
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

Berita Populer

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved