Wonosobo Hebat
Selamat Datang di Superhub Pemkab Wonosobo

Kisah Warga Perbatasan Malaysia, Terpaksa Pinjam Kopi dan Gula ke Tetangga 

Penjagaan ketat oleh aparat Malaysia menyebabkan arus barang keluar-masuk Krayan – Malaysia semakin terbatas

Editor: muslimah
Dok.Oktafianus Ramli
Kondisi jalan penghubung antar kecamatan di dataran tinggi Krayan, di perbatasan RI Malaysia, Kabupaten Nunukan Kaltara.(Dok.Oktafianus Ramli) 

TRIBUNJATENG.COM, NUNUKAN – Perjuangan warga di dataran tinggi Krayan, Nunukan, Kalimantan Utara.

Di wilayah perbatasan tersebut, harga barang terus melambung. 

Hal itu dikarenakan masih berlangsungnya pengetatan rute sempadan/perbatasan negara antara Bakelalan – Krayan.

Sementara barang kebutuhan di lima kecamatan Krayan sangat bergantung pada pasokan dari Malaysia.

Baca juga: Pertanyaan Ringan dari Petugas Damkar Luluhkan Hatinya, Pemuda Ini Akhirnya Mau Turun dari Tower

"Sudah lebih seminggu pengetatan di Bakelalan berlaku, harga-harga barang di Krayan terus naik sekarang," ujar Camat Krayan Selatan, Oktafianus Ramli, dihubungi, Kamis (13/2/2025). 

Penjagaan ketat oleh aparat Malaysia menyebabkan arus barang keluar-masuk Krayan – Malaysia semakin terbatas.

Adanya kunjungan pejabat sekelas menteri, kepala bagian subsidi, dan perwira tinggi Polis Malaysia menjadi salah satu alasan perbatasan Bakelalan – Krayan diperketat penjagaannya.

Saat ini, biaya perjalanan dari Krayan Induk, wilayah yang berbatasan langsung dengan Malaysia, ke Krayan Selatan sudah naik.

"Kalau kemarin masih Rp 3.000/km, sekarang antara Rp 5.000 sampai Rp 10.000/km, tergantung negosiasi dengan supir," kata Oktafianus.

Harga BBM yang tadinya dijual Rp 17.000/liter kini dibanderol Rp 23.000/liter.

LPG Malaysia yang sebelumnya Rp 250.000/tabung naik ke Rp 500.000, dan kini sudah dijual dengan harga Rp 900.000/tabung.

"Sudah mulai masyarakat tanya-tanya di mana ada jual minyak goreng, tepung. Tetangga mulai pinjam kopi, gula. Itu gambaran kesulitan kami di sini," tutur Oktafianus.

Selain kunjungan pejabat tinggi Malaysia ke wilayah perbatasan, kondisi jalanan Krayan yang rusak juga menjadi faktor penyebab.

Musim penghujan sejak awal tahun menyebabkan kerusakan parah pada infrastruktur.

Jalan utama berubah menjadi lumpur yang menenggelamkan ban kendaraan.

Mobil tidak bisa berjalan sendiri dan harus ditarik kendaraan lain saat terjebak.

Jembatan penghubung antar-kecamatan hanyut diterjang banjir dan saat ini masih dalam proses perbaikan oleh Pemda Nunukan.

"Dengan kondisi demikian, pengusaha juga malas jalan. Harus menempuh jalanan sulit yang berlumpur, lalu melewati serangkaian pemeriksaan surat kendaraan, izin belanja, dan lainnya saat masuk Malaysia. Jadi, itulah harga-harga terus naik di sini," jelasnya.

"Kita semua berharap supaya perdagangan lintas batas berjalan seperti biasa. Sebenarnya kalau penjaga sempadan dari wilayah Sabah, mereka paham kondisi kami di Krayan karena sama-sama perbatasan negara. Kalau dari Semenanjung yang sulit mengerti. Doakan saja, semoga segera selesai kondisi ini," kata Oktafianus. (Kompas.com )

Sumber: Tribun Jateng
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved