Wonosobo Hebat
Selamat Datang di Superhub Pemkab Wonosobo

Longsor Lereng Merbabu

Warga Senden Boyolali Harus Putar Arah Hingga 10 Kilometer, Jalur Penghubung Desa Tertutup Longsor

Di Dukuh Brajan, Desa Senden, Kecamatan Selo, Kabupaten Boyolali, selain menimpa rumah maupun toko, tanah longsor juga menutup dua akses jalan.

|
Editor: deni setiawan
TRIBUN SOLO/TRI WIDODO
BERSIHKAN MATERIAL LONGSOR - Alat berat (ekskavator) memindahkan tanah di Jalan Dukuh Muntuk, Desa Senden, Kecamatan Selo, Kabupaten Boyolali, Senin (24/2/2025) yang sebelumnya tertimpa longsor, Senin (24/2/2025). Alat berat ini diterjunkan demi membuka jalur penghubung antar desa sehingga bisa secepatnya dilalui warga. 

TRIBUNJATENG.COM, BOYOLALI - Warga Desa Senden, Kecamatan Selo, Kabupaten Boyolali harus memutar arah hingga sejauh 10 kilometer akibat akses jalan penghubung menuju Desa Jeruk tertutup material longsor.

Kini jalan tertimbun material longsor ini terjadi pada Minggu (23/2/2025) malam.

Kini tim gabungan masih berjibaku untuk membersihkan material agar jalan penghubung antar desa tersebut dapat dilalui warga.

Baca juga: Dampak Longsor Lereng Merbabu: 14 Rumah Rusak, Terbanyak di Desa Senden Boyolali

Baca juga: Rencana Besar Buruh Pabrik di Boyolali Setelah Gagal CPNS Meski Raih Skor SKD Tertinggi

Ya, ada beberapa titik akibat musibah longsor di wilayah lereng Gunung Merbabu.

Tak hanya menimpa 14 rumah, longsor ini juga memutus akses warga.

Melalui pantauan TribunSolo.com di Dukuh Brajan, Desa Senden, Kecamatan Selo, Kabupaten Boyolali, selain menimpa rumah maupun toko, tanah longsor juga menutup dua akses jalan.

Warga pun sibuk mengevakuasi material tanah longsor ini.

Tanah longsor ini terjadi pada Minggu (23/2/2025) sekira pukul 19.00.

TRC BPBD Kabupaten Boyolali melakukan evakuasi ini secara bergiliran.

Namun hingga pukul 10.30, alat berat yang melakukan evakuasi ini masih berjibaku di Dukuh Muntuk, sehingga jalan di Dukuh Brajan ini masih tertutup.

Tak jauh dari lokasi pertama, jalan penghubung antara Desa Senden-Jeruk, Kecamatan Selo juga masih tertutup.

Volume material tanah yang menutup jalan sangat banyak dan panjang.

Masih tertutupnya jalan penghubung ini membuat warga harus memutar sejauh 10 kilometer.

"Harus memutar jauh."

"Turun terlebih dahulu, lalu naik," kata Ali, warga Brajan.

Dia menyebut, sejak pukul 11.00 hingga sore hari, lereng Merbabu dilanda hujan deras.

Hujan sempat berhenti pada sore hari.

"Jelang magrib hujan lagi, deres lalu longsor," pungkasnya.

Baca juga: Kapolres Boyolali Salurkan Bantuan untuk Korban Angin Puting Beliung di Sambi

Baca juga: Sosok Tri Cahyaningsih, Peraih Skor SKD CPNS Tertinggi Asal Boyolali Yang Gagal Karena Tinggi Badan

14 Rumah Rusak

Sebelumnya telah diberitakan, 14 rumah mengalami kerusakan akibat longsor yang terjadi pada Minggu (23/2/2025) di sekitaran lereng Gunung Merbabu.

Kini, tim gabungan masih membersihkan material longsor.

Selain rumah rusak, beberapa jalur penghubung juga tertutup material longsor.

BPBD Kabupaten Boyolali mencatat ada 14 rumah di Lereng Gunung Merbabu yang tertimpa longsor, Minggu (23/2/2025).

8 rumah di Desa Senden, Kecamatan Selo dan 6 rumah di Desa Kembangkuning, Kecamatan Cepogo.

"Dari hasil assesment data sementara, ada 14 rumah yang dilaporkan rusak akibat tanah longsor," kata Kalakhar BPBD Kabupaten Boyolali, Suratno, Senin (24/2/2025). 

Diketahui, sebelumnya cuma disebutkan 11 rumah yang terdampak tanah longsor.

RUMAH RUSAK - Salah satu rumah warga di Dukuh Glagahombo, Desa Senden, Kecamatan Selo, Kabupaten Boyolali tertimpa tanah longsor, Senin (24/2/2025). Total ada 14 rumah rusak akibat tertimpa longsor di lereng Gunung Merbabu.
RUMAH RUSAK - Salah satu rumah warga di Dukuh Glagahombo, Desa Senden, Kecamatan Selo, Kabupaten Boyolali tertimpa tanah longsor, Senin (24/2/2025). Total ada 14 rumah rusak akibat tertimpa longsor di lereng Gunung Merbabu. (TRIBUN SOLO/TRI WIDODO)

Longsor ini terjadi dikarenakan dampak hujan yang mengguyur wilayah lereng Gunung Merapi-Merbabu sejak Minggu (23/2) siang hingga malam hari. 

Dia menyebut, saat ini tim reaksi cepat (TRC) BPBD Kabupaten Boyolali sudah mendatangi lokasi kejadian untuk melakukan evakuasi.

Menggunakan alat berat, evakuasi dimulai dari pembukaan akses jalan yang tertutup.

Seperti, jalan di Dukuh Muntuk, Desa Senden.

Satu alat berat mengevakuasi tanah yang menutup jalan.

Selain menimpa rumah, tanah longsor juga terjadi di jalan Solo-Selo-Borobudur (SSB) atau jalur menuju Selo.

"Sejak semalam, alat berat sudah kami terjunkan untuk mengevakuasi tanah longsor."

"Untuk jalur SSB sudah bisa dilalui," terangnya.

Selain di jalur SSB, longsor juga terjadi di beberapa titik di jalan Cepogo-Ampel.

Bahkan di satu titik menutup total, sehingga tidak bisa dilalui kendaraan. 

"Untuk penanganan longsor kami lakukan mulai Senin (24/2/2025) pagi."

"Kami melibatkan satu alat berat milik DPUPR."

"Karena alat berat milik BPBD khususkan untuk membantu penanganan longsor yang menimpa rumah warga."

"Milik DPUPR untuk penanganan longsor yang menutup jalan," pungkasnya. (*)

Artikel ini telah tayang di TribunSolo.com dengan judul Dampak Tanah Longsor di Boyolali, Jalur Penghubung Antar Desa Terputus, Warga Harus Memutar 10 KM

Baca juga: Faperta UNSOED Bersama Badan Pengelola Dana Perkebunan Gelar Palm Oil Camp 2025

Baca juga: APD Damkar Blora Banyak yang Rusak, Keselamatan Petugas Terancam

Baca juga: Pelantikan JCI Central Java 2025, Siap Gelar National Convention

Baca juga: Seminar Keuangan Pintar Ulas Masa Depan Gemilang Dasar Investasi dan Kewirausahaan untuk Anak Muda

 

Sumber: Tribun Solo
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved