Wonosobo Hebat
Selamat Datang di Superhub Pemkab Wonosobo

Berita Batang

Rapat Paripurna Kabupaten Batang, Bahas Isu Strategis Mulai Stunting hingga Infrastruktur

Rapat Paripurna DPRD Kabupaten Batang perdana Bupati Batang Faiz Kurniawan dan Wabup Suyono membahas isu strategis yang mendapat perhatian serius.

Penulis: dina indriani | Editor: M Syofri Kurniawan
Tribun Jateng/Istimewa
FOTO BERSAMA: Bupati Batang Faiz Kurniawan dan Wabup Batang Suyono foto bersama usai rapat paripurna di DPRD Kabupaten Batang, Selasa (4/3/2025). Bupati Batang M. Faiz Kurniawan dan Wakil Bupati Suyono memaparkan visi dan misi mereka untuk periode 2025-2030, dengan fokus pada kesehatan, pendidikan, ekonomi, kesejahteraan sosial, dan infrastruktur. (DOK. DISKOMINFO BATANG) 

TRIBUNJATENG.COM, BATANG - Rapat Paripurna DPRD Kabupaten Batang perdana Bupati Batang Faiz Kurniawan dan Wabup Suyono membahas sejumlah isu strategis yang mendapat perhatian serius.


Bupati Batang M. Faiz Kurniawan dan Wakil Bupati Suyono memaparkan visi dan misi mereka untuk periode 2025-2030, dengan fokus pada kesehatan, pendidikan, ekonomi, kesejahteraan sosial, dan infrastruktur.


“Meski Angka Harapan Hidup (AHH) Kabupaten Batang pada 2024 telah mencapai 75,01 tahun -lebih tinggi dibandingkan provinsi dan nasional - persoalan stunting masih menjadi tantangan. Berdasarkan data Januari 2025, masih terdapat 4.370 balita stunting atau 9,62 persen dari total populasi balita,” tuturnya saat memimpin Rapat Paripurna di DPRD Batang, Kabupaten Batang, Selasa (4/3/2025). 

Baca juga: Meski Ada Efisiensi Anggaran, Faiz-Suyono Tetap Prioritaskan Infrastruktur dan Kesehatan 


Faiz mengatakan kondisi ini perlu tangani bersama, karena masa depan anak-anak Batang adalah investasi utama kita.


Selain itu, penyakit menular juga menjadi perhatian, dengan 1.399 kasus tuberkulosis (TB), 955 orang diperkirakan hidup dengan HIV (ODHIV), serta sembilan kasus malaria sepanjang 2024.


“Di sektor pendidikan, Kabupaten Batang masih menghadapi tantangan besar. Rata-rata lama sekolah di Batang hanya 7,08 tahun, lebih rendah dibandingkan rata-rata nasional (8,85 tahun) dan provinsi (8,02 tahun).


Selain itu, terdapat 1.868 ruang kelas yang membutuhkan perbaikan serta 6.941 anak yang tidak bersekolah, baik karena belum pernah mengenyam pendidikan, putus sekolah, maupun tidak melanjutkan ke jenjang lebih tinggi,” jelasnya.


Faiz Kurniawan juga menyebutkan, salah satu yang perlu kita dorong adalah pemerataan akses pendidikan, terutama di kecamatan yang belum memiliki SMA dan SMK negeri seperti Limpung, Reban, Banyuputih, dan Pecalungan.


“Di tengah berbagai tantangan, pertumbuhan ekonomi Kabupaten Batang menunjukkan tren positif. Tahun 2024, pertumbuhan ekonomi mencapai 6,03 persen, lebih tinggi dari rata-rata provinsi dan nasional dalam lima tahun terakhir.


Sektor industri pengolahan menjadi kontributor utama dengan sumbangan 34,88 % terhadap Produk Domestik Regional Bruto (PDRB),” terangnya.


Namun, lanjut dia, pengeluaran per kapita masyarakat Batang masih tergolong rendah, yaitu Rp10,4 juta per tahun, di bawah angka nasional yang mencapai Rp11,89 juta.


“Pertumbuhan ekonomi kita baik, tapi kita masih perlu meningkatkan daya beli dan kesejahteraan masyarakat,” tambahnya.


Tren penurunan angka kemiskinan di Batang cukup signifikan. Pada 2024, angka kemiskinan berada di 8,73 % atau sekitar 68.850 penduduk.


Sementara itu, kemiskinan ekstrem berhasil ditekan menjadi 0,40 % atau sekitar 3.146 jiwa. Target kita adalah menuntaskan kemiskinan ekstrem menjadi nol persen dalam beberapa tahun ke depan,” ungkapnya.


Namun, tantangan lain masih ada. Tingkat pengangguran terbuka (TPT) di Batang mencapai 5,68 % , lebih tinggi dibandingkan provinsi (4,78 % ) dan nasional (4,91 % ).

Halaman
12
Sumber: Tribun Jateng
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved