Banjir Semarang
Wali Kota Agustina Ungkap Penyebab Banjir di Wilayah Timur, Penanganan Jadi Program 100 Hari Kerja
Banjir menerjang Kota Semarang sejak Sabtu (8/3/2025). Banjir terjadi di sejumlah wilayah diantaranya Jalan Kaligawe Raya, Jalan Padi Raya
Penulis: Eka Yulianti Fajlin | Editor: Catur waskito Edy
TRIBUNJATENG.COM, SEMARANG - Banjir menerjang Kota Semarang sejak Sabtu (8/3/2025). Banjir terjadi di sejumlah wilayah diantaranya Jalan Kaligawe Raya, Jalan Padi Raya, dan sejumlah pemukiman di wilayah timur Kota Semarang.
Wali Kota Semarang, Agustina Wilujeng Pramestuti mengatakan, ada beberapa hal yang menyebabkan banjir di wilayah timur belum kunjung surut.
Baca juga: Warga Kalipancur Diteror Luapan Air Drainase dan Lumpur
Baca juga: Ada Operasi Pasar Pangan Murah di Kantor Pos Semarang, Per-KTP Bisa Dapat 10Kg Beras
Pertama, curah hujan tinggi dalam kurun waktu lama. Hal itu membuat daya infrastruktur dan main power atau tenaga kerja tidak mampu.
"Itu harus kita akui. Pompa enam hanya dua yang jalan. Walapun kapasitas lain dipenuhi oleh pompa kecil, tapi tetap saja nggak terpenuhi karena debit air yang masuk terlalu besar, apalagi pompa rusak," jelas Agustina usai mengecek Rumah Pompa Kali Tenggang, Senin (10/3/2025).
Dia menjelaskan, pompa rusak akibat adanya ban karet yang tecantol sehingga menyebabkan mesin konslet. Pompa rusak kemasukan sampah ini menjadi penyebab banjir. Maka, dia mengajak masyarakat untuk merawat lingkungan dengan tidak membuang sampah di saluran air.
"Kami berharap ada proses percepatan perbaikan. Yang memperbaiki sudah datang dan mudah-mudahan segera tertangani," ucapnya.
Agustina menyampaikan, akan berupaya memimimalisasi banjir. Penanganan banjir menjadi bagian dari program 100 hari kerjanya bersama Wakil Wali Kota Semarang, Iswar Aminuddin.
"Banjir tidak bisa dihilangkan, namun kami akan bekerja semaksimal mungkin," ucapnya.
Setelah pembahasan perubahan anggaran selesai, pihaknya akan mendeteksi infrastruktur utama yang bisa mengantisipasi kiriman air dari wilayah atas.
Misalnya, pembuatan kolam penampungan atau infrastruktur lain yang dapat menangani banjir di Kota Semarang. Mengingat, banjir di wilayah timur ini menjadi fenomena tahunan setiap musim penghujan.
"Kami akan cari tahu mulai tahun ini, kami selesaikan yang menjadi jangkauan pemkot. Yang jangkauan provinsi atau pusat, kami komunikasi. Sebagian teman-teman menteri tokohnya dari Jateng.
Saya yakin Semarang sebagai ibu kota provinsi dapat perhatian khusus," jelasnya.
Diakuinya, penanganan banjir memang tidak bisa parsial. Tidak hanya ketersediaan pompa dan kapasitasnya saja yang diperlukan melainkan juga saluran harus berfungsi dengan baik.
Pihaknya akan melakukan penaganan sejumlah saluran di wilayah yang menjadi langgangan banjir.
Sementara itu, warga Gebangsari, Dwi Pur mengatakan, banjir di wilayahnya terjadi sejak Sabtu lalu. Ketinggian di atas mata kaki. Meski tidak sampai masuk rumahnya, banjir membuat dirinya susah beraktivitas.
"Jalannya susah, kalau mau keluar susah. Dari Tlogosari banjir, Muktiharjo banjir, Sultan Agung juga banjir," sebutnya.
Warga lainnya, Ali mengatakan, banjir menggenang hingga masuk ke rumahnya. Dia berharap, ada upaya dari pemerintah agar tidak lagi terjadi banjir. Pada 2025 ini, banjir telah terjadi tiga kali sejak awal tahun.
"Ini banjir yang ketiga kali pada tahun ini. Setiap tahun banjir," ucapnya. (eyf)
Baca juga: Warga Kalipancur Diteror Luapan Air Drainase dan Lumpur
Baca juga: Menengok Gabungan Tiga Budaya Arsitektural di Masjid Agung Jawa Tengah Semarang
Kisah Warga Semarang Kini Gunakan Perahu untuk Transportasi, Motor, TV, Kulkas Tergenang Banjir |
![]() |
---|
Kembali Hujan, Dewan Minta Pompa Disiagakan Antisipasi Banjir Lagi di Tlogosari Kulon Semarang |
![]() |
---|
Tanggul Sungai Plumbon Jebol 3 Kali Dalam Sepekan Februari, Dewan Desak Segera Dinormalisasi |
![]() |
---|
BPBD Kota Semarang Salurkan Bantuan untuk Korban Banjir di Kudu Genuk |
![]() |
---|
FOTO-FOTO : Sudah Sepekan Wilayah Kudu Semarang Banjir, 288 Rumah Terendam |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.