Berita Wonosobo
Inovasi Santri Wonosobo Ciptakan Songkok Tahan Air, Model Kece Dukung Penampilan
Songkok atau peci sudah menjadi bagian dari budaya nusantara. Penutup kepala yang biasa dipakai kaum santri itu nyatanya lebih dari sekadar simbol
Penulis: khoirul muzaki | Editor: Catur waskito Edy
TRIBUNJATENG.COM, WONOSOBO- Songkok atau peci sudah menjadi bagian dari budaya nusantara. Penutup kepala yang biasa dipakai kaum santri itu nyatanya lebih dari sekadar simbol kebudayaan dan keagamaan, namun juga identitas nasional.
Dengan akar sejarah yang panjang, songkok ternyata tetap digandrungi hingga kini. Budaya memakai songkok bahkan melahirkan industri yang mampu menggeliatkan ekonomi.
Pundi ekonomi itu juga dinikmati Faizin, pelaku Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) yang sudah 20 tahun menggeluti usaha produksi peci di Desa Sojokerto, Kecamatan Leksono, Wonosobo.
Tahun 2004, ia yang sempat menjadi kondektur bus jurusan Purwokerto-Wonosobo mulai menggeluti usaha konveksi. Ia yang mulanya memproduksi pakaian jadi kemudian merambah usaha peci.
Produk peci yang sudah lama membanjiri pasar dengan harga miring tak mengendurkan semangat Faizin untuk menekuni usaha sama.
Faizin yang juga santri masih melihat peluang di balik membanjirnya peci pabrikan saat ini.
“Santri itu biasa pakai peci. Tapi kelemahannya peci di pasaran gak bisa dicuci, dan ketika kena air rusak,”katanya, Kamis (21/3/2025)
Faizin melihat kelemahan peci beludru di pasaran mudah pudar atau rusak terkena air. Ia yang biasa bergelut dengan dunia konveksi mencoba menemukan solusi.
Ia mulai berburu kain yang tidak rusak terkena air. Setelah menemukan bahan yang pas, ia membuat pola dan menjahitnya sendiri. Hingga ia berhasil memproduksi peci sesuai keinginan.

Ia sukses menciptakan songkok yang bukan hanya tahan air, namun juga bisa dicuci tanpa khawatir rusak.
“Saya punya ide untuk bikin peci yang bisa dicuci, dan elastis tidak rusak. Bahkan peci saya berani masuk mesin pengering,”katanya
Banyak Model, Ada Motif Carica
Tak dinyana, produk pecinya mendapat sambutan positif dari konsumen. Pelanggan memuji kualitas produknya yang beda. Mereka bahkan tak ragu membayar lebih mahal dari biasa.
Harga songkok dengan merk Al Masykur buatan Faizin masih cukup terjangkau. Sebanding dengan kualitas.
Ini karena bahan yang ia pakai lebih berkelas. Ia harus memastikan bahan tersebut tahan air dan elastis, serta tidak rusak ketika dicuci. Faizin mengklaim keunggulan produknya sudah teruji.
Faizin membanderol harga untuk songkoknya Rp 70- 80 ribu. Untuk model bulat dihargai Rp 50-60 ribu
“Saya sempat ketemu orang yang beli peci dari saya 7 tahun lalu, sekarang masih bagus pecinya,”katanya
Di tengah tren fashion yang dinamis, songkok bukan sekadar atribut ibadah. Penutup kepala itu sudah menjadi bagian dari gaya hidup berpakaian masyarakat nusantara.
Faizin menangkap peluang itu dengan memproduksi aneka model peci dengan beberapa varian warna dan motif.

Di antaranya peci bewarna coklat, hitam, krem, merah, hijau dan biru. Ragam warna Peci Sobo bisa dicocokkan dengan warna atau model pakaian yang dikenakan.
Menariknya, Faizin juga membuat peci dengan motif Carica, buah khas dataran tinggi Dieng yang menjadi ikon Kabupaten Wonosobo.
Motif buah Carica membuat peci tersebut tampak elegan.
Faizin menarget segmen pasar dari kalangan menengah ke atas. Ia tak menjual songkoknya di pasar tradisional.
Selain membuka toko khusus di desanya, Faizin aktif membuka stan di berbagai even atau pameran yang dihadiri lintas kalangan.
Ia juga punya langganan sampai luar pulau Jawa atau Kalimantan.
Faizin juga biasa menyuplai peci ke madrasah atau sekolah untuk kebutuhan siswa dan santri.
“Wali murid suka karena peci yang dipakai anaknya awet, "katanya
Faizin tak segan memamerkan keunggulan pecinya yang sudah dipakai sejumlah tokoh nasional, antara lain Menteri Koordinator Bidang Pangan Zulkifli Hasan dan penceramah kondang Gus Miftah.
Manfaatkan QRIS BRI
Bukan hanya menginovasi produk, Faizin berusaha mengikuti tren pasar dimana transaksi digital sudah menjadi keniscayaan.
Karenanya, ia tak melewatkan kesempatan saat Bank Rakyat Indonesia (BRI) menawarkan pendaftaran Quick Response Code Indonesian Standard (QRIS) untuk UMKM pada acara UKM Expo di alun-alun tahun 2023 lalu.
Kepada petugas BRI, ia langsung memberikan data identitas yang dibutuhkan untuk pengurusan QRIS usahanya.
“Daftarnya mudah, hanya KTP, alamat dan data lain. Daftarnya gratis,”katanya

Baginya, keberadaan QRIS di tokonya penting karena banyak pelanggannya yang melek teknologi, khususnya dari kalangan menengah ke atas. Mau tak mau ia harus menyiapkan QRIS sebagai bagian dari pelayanan.
Dengan QRIS, ia bisa melayani pelanggan yang ingin melakukan transaksi non tunai.
Ia juga diuntungkan karena tidak harus bertransaksi dengan uang cash yang terkadang merepotkan.
“Dari sisi keamanan juga lebih aman daripada transaksi cash,”katanya
Tak Takut Kehujanan
Nur Sachidin, salah satu pelanggan dari Desa Sikanco Kecamatan Nusawungu, Cilacap awalnya tertarik membeli Peci Sobo dari promosi yang dilakukan Faizin di media sosial.
Tiga tahun lalu, ia rela datang jauh-jauh dari Cilacap untuk membeli peci unik itu langsung di toko Faizin di Desa Sojokerto, Leksono, Wonosobo.
Ia ingin menjajal keunggulan peci yang diklaim tahan air tersebut.
Benar saja, peci yang saat itu ia beli dengan harga Rp 70 ribu tidak mengecewakan. Songkok lokal itu sudah dia uji tidak rusak terkena air.
Ia bahkan sengaja tidak mencopot peci dari kepalanya saat hujan mengguyurnya di jalan.
“Kehujanan tidak apa-apa. Nanti kering lagi,”katanya
Pengajar di Sekolah Tinggi Ilmu Al Quran Miftahul Huda Banyumas itu pun jadi ketagihan untuk mengoleksi Peci Sobo di rumahnya.
Ia mengaku memiliki koleksi empat Peci Sobo dengan warna berbeda, merah, hijau, coklat dan hitam.
Memakai songkok baginya bukan hanya untuk ritus ibadah. Dalam kegiatan keseharian, ia pun biasa mengenakan.
Wajar ia memiliki banyak peci dengan warna berbeda untuk mendukung penampilan.
“Misal sedang pakai baju batik, bawanya peci warna coklat,”katanya (*)
Baca juga: Perbaikan Jalur Mudik Lebaran di Tol Pemalang-Batang Dikebut, Pastikan Aman Dilintasi Pemudik
Baca juga: Jadwal Imsak dan Buka Puasa di Kabupaten Wonosobo, Ramadan Hari ke-22, Sabtu 22 Maret 2025
Baca juga: Kolaborasi HIPMI Jateng dan PPN: Siapkan Pengusaha Muda Tangguh di Era Digital
Inilah Daftar Juara Duta Genre Wonosobo 2025, Sosok Agen Perubahan dari Kalangan Remaja |
![]() |
---|
KONI Wonosobo Dorong Pemanfaatan Stadion Pancasila Meski Belum Rampung, Ini Alasannya |
![]() |
---|
Longsor Tutup Jalan Alternatif Dieng via Watumalang Wonosobo, Kendaraan Besar Belum Bisa Melintas |
![]() |
---|
Bayar PBB Pakai Sampah, Inovasi Desa Talunombo Wonosobo Dapat Apresiasi dari Kemendagri |
![]() |
---|
121 Warga Binaan Rutan Wonosobo Ikuti Chest X-Ray, Cara Deteksi Dini Cegah TBC |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.