Wonosobo Hebat
Selamat Datang di Superhub Pemkab Wonosobo

OPINI

OPINI : Menjaga Komunikasi di Bulan Ramadhan: Sebuah Tanggung Jawab Sosial yang Penuh Makna

Bulan Ramadhan adalah waktu yang penuh berkah dan kesempatan untuk melakukan refleksi spiritual. Sebagai umat Muslim, kita diajak untuk lebih mendekat

Poltek Harber
Riky Ardiyanto, Kepala Humas Politeknik Harapan Bersama, Tegal 

Oleh: Riky Ardiyanto
Kepala Humas Politeknik Harapan Bersama

Bulan Ramadhan adalah waktu yang penuh berkah dan kesempatan untuk melakukan refleksi spiritual. Sebagai umat Muslim, kita diajak untuk lebih mendekatkan diri kepada Allah, memperbanyak ibadah, dan membersihkan hati dari segala dosa.

Namun, di samping itu, bulan yang suci ini juga menawarkan peluang bagi kita untuk menjaga hubungan sosial dengan sesama. Salah satu aspek penting dalam hubungan ini adalah komunikasi.

Menjaga komunikasi yang baik selama bulan Ramadhan bukan hanya soal berbicara, tetapi juga tentang cara kita mendengarkan, menghargai, dan menjaga keharmonisan hubungan.

1. Komunikasi Sebagai Sarana Mempererat Silaturahmi

Bulan Ramadhan merupakan waktu yang ideal untuk mempererat silaturahmi. Tradisi berbuka puasa bersama, tarawih, atau bahkan sekadar berbagi kabar melalui pesan singkat, memberi kesempatan bagi kita untuk memperbaharui hubungan baik dengan keluarga, sahabat, dan orang-orang terdekat.

Di tengah kesibukan dan tantangan hidup sehari-hari, Ramadhan memberi kita waktu untuk berhenti sejenak, menghargai kebersamaan, dan memperkuat tali persaudaraan.

Namun, dalam menjaga komunikasi ini, kita harus sadar bahwa pola komunikasi kita harus sensitif terhadap keadaan.

Ketika kita sedang berpuasa, kita mungkin merasa lebih mudah marah atau tersinggung karena lapar dan dahaga. Oleh karena itu, penting untuk tetap mengutamakan kesabaran dan empati dalam berinteraksi, terutama dengan orang-orang yang kita sayangi.

2. Mengatur Komunikasi Agar Tidak Terjadi Kelebihan Beban Mental

Ramadhan tidak hanya soal menahan lapar dan haus, tetapi juga menahan diri dari segala hal yang bisa mengganggu ketenangan batin.

Saat kita berbicara dengan orang lain, baik itu melalui telepon, pesan teks, atau media sosial, kita harus berhati-hati agar komunikasi kita tidak menjadi beban mental.

Banyak orang cenderung merasa tertekan dengan tugas-tugas yang semakin menumpuk atau masalah pribadi yang belum selesai, dan ini seringkali terwujud dalam cara kita berkomunikasi.

Di bulan Ramadhan, kita seharusnya menghindari komunikasi yang dapat memicu pertengkaran atau perdebatan yang tidak perlu. Jika ada masalah atau perbedaan pendapat, usahakan untuk menyelesaikannya dengan cara yang lebih bijaksana.

Alih-alih berargumen, bulan Ramadhan ini bisa menjadi momen untuk meredakan ketegangan dan lebih banyak mendengarkan daripada berbicara.

3. Maksimalkan Komunikasi Positif dan Penuh Kasih Sayang

Komunikasi yang positif dan penuh kasih sayang sangat penting untuk membangun suasana yang harmonis. Bulan Ramadhan memberi kita kesempatan untuk lebih banyak berbagi kebaikan melalui kata-kata yang membangun.

Kata-kata yang baik dan penuh empati tidak hanya menenangkan hati orang yang mendengarnya, tetapi juga membuat hubungan kita semakin kuat.

Selain itu, momen berbuka puasa adalah saat yang tepat untuk memperdalam komunikasi dengan orang-orang terdekat.

Menyantap makanan bersama, berbagi cerita, atau sekadar mengucapkan doa kepada sesama, bisa menjadi cara yang indah untuk menjaga hubungan agar tetap akrab dan penuh kasih. 

Jangan lupakan juga pesan-pesan motivasi dan doa-doa yang bisa kita kirimkan kepada teman atau keluarga, sebagai bentuk perhatian dan dukungan moral.

4. Memanfaatkan Teknologi untuk Memperkuat Komunikasi

Di era digital seperti sekarang, teknologi memainkan peran besar dalam menjaga komunikasi. Whatsapp dan media sosial memungkinkan kita untuk tetap terhubung meskipun jarak memisahkan.

Selama bulan Ramadhan, teknologi ini bisa dimanfaatkan untuk berbagi kebaikan, seperti mengirimkan ucapan selamat berbuka atau berbagi video kajian islami yang bermanfaat.
Namun, kita juga harus bijak dalam menggunakan teknologi.

Jangan sampai media sosial menjadi tempat untuk saling menyindir atau menyebarkan kebencian.

Gunakanlah media sosial untuk menyebarkan kebaikan, menginspirasi orang lain dengan konten yang positif, serta menjaga keharmonisan dalam komunikasi.

5. Berkomunikasi dengan Niat yang Lurus dan Ikhlas

Penting untuk diingat bahwa Ramadhan adalah bulan untuk menyucikan hati dan memperbaiki diri.

Dalam berkomunikasi, kita diajarkan untuk berbicara dengan niat yang baik dan ikhlas, tanpa ada maksud untuk merendahkan orang lain atau mencari keuntungan pribadi. Di bulan yang penuh rahmat ini, setiap kata yang keluar dari mulut kita seharusnya mengandung kebaikan, ketenangan, dan cinta kasih kepada sesama.

Kita bisa berusaha untuk lebih memahami perasaan orang lain, mendengarkan tanpa menghakimi, dan memberikan dukungan emosional kepada mereka yang membutuhkan.

Dengan menjaga komunikasi yang baik, kita tidak hanya memperbaiki hubungan sosial, tetapi juga mendekatkan diri kepada Allah, yang menyukai hamba-Nya yang menjaga hubungan baik dengan sesama.

6. Menjaga Komunikasi dalam Lingkup Kerja dan Profesionalisme

Bulan Ramadhan juga tidak menghilangkan kewajiban kita dalam dunia pekerjaan. Tentu saja, menjaga komunikasi yang baik di tempat kerja juga sangat penting, baik dengan rekan kerja maupun atasan.

Di bulan Ramadhan, penting untuk tetap menjaga profesionalisme, terutama dalam hal waktu dan etika komunikasi.

Dengan menyesuaikan jadwal kerja dan komunikasi yang lebih efisien, kita dapat memastikan bahwa pekerjaan tetap berjalan dengan baik tanpa mengganggu ibadah puasa kita.

Menghormati waktu istirahat sahur dan berbuka juga menjadi bagian dari sikap saling menghargai dalam berkomunikasi di dunia profesional.

Sumber: Tribun Jateng
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved