Wonosobo Hebat
Selamat Datang di Superhub Pemkab Wonosobo

Berita Semarang

Dari Pedagang Asongan Sukses Dirikan Pasar Tiban, Kiat Jitu Rina Gaet Pelanggan

Larangan pedagang asongan masuk kantor seketika mematikan mata pencaharian Rina dan teman-temannya.

Penulis: khoirul muzaki | Editor: M Syofri Kurniawan
TRIBUN JATENG/KHOIRUL MUZAKI
LAYANI PELANGGAN: Rina Winarso melayani pelanggan di Pasar Tiban, komplek Makam Sunan Katong, Kecamatan Kaliwungu Kendal, Selasa (22/5/2025). Rina, yang sempat terkendala modal, mengakses modal ke Bank Rakyat Indonesia (BRI) lewat program Kredit Usaha Rakyat (KUR). (TRIBUN JATENG/KHOIRUL MUZAKI) 

TRIBUNJATENG.COM, SEMARANG - Suatu hari di tahun 2007, Rina Winarso tiba-tiba mendapat perlakuan tak biasa dari seorang satpam sebuah kantor pemerintahan di Kota Semarang

Ia dan teman-temannya sesama pedagang asongan ditolak masuk komplek kantor. 

Padahal, biasanya ia bebas keluar masuk area kantor untuk menawarkan dagangan. 

Baca juga: Angkat Potensi Lokal dan Bantu Peternak, Sukini Inovasi Bikin Ikan Asap Khas Banjarnegara

Tiap hari Rina menenteng tas yang di dalamnya penuh aksesoris, mulai kaus kaki hingga ikat pinggang, untuk dijual. 

Ia menawarkannya kepada setiap pegawai yang lalu lalang. Ia tak segan menggelar dagangannya di lantai untuk diperlihatkan ke calon pelanggan. 

Tapi hari itu jadi hari buruk baginya. Ia tak bisa lagi mengais rupiah dengan alasan yang kurang bisa diterima.

Kasus hilangnya handphone pegawai di kantor yang belum terungkap membuat pedagang asongan jadi kambing hitam. 

Meski tak ada bukti, pihak keamanan kantor memperketat aturan.  Mulai saat itu, pedagang dilarang masuk area kantor dengan alasan keamanan. 

"Tidak tahu hilangnya kenapa dan dicuri siapa, tapi pedagang yang kena. Kita gak boleh lagi jualan,”katanya, Selasa (22/4/2025).

Padahal selama ini komplek kedinasan di Kota Semarang jadi ladang mata pencaharian baginya. 

Ia selalu semangat berangkat berdagang, karena pulangnya pasti membawa uang. Rina sudah punya langganan para pegawai yang biasa memborong dagangannya. 

Larangan pedagang asongan masuk kantor seketika mematikan mata pencahariannya. 

Rina dan teman-temannya yang tak punya kios atau tempat mangkal permanen otomatis kehilangan pasar. 

Ia harus mencari pasar baru agar usahanya tetap lancar. 

"Saya akhirnya jualan di even-even tontonan, pengajian, pindah-pindah,”katanya

Halaman
1234
Sumber: Tribun Jateng
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved