Wonosobo Hebat
Selamat Datang di Superhub Pemkab Wonosobo

Berita Jawa Tengah

Alasan Gubernur Jateng Kumpulkan 7.810 Kades di Semarang: Taat Aturan Tanpa Korupsi

7.810 Kepala Desa di Jawa Tengah dikumpulkan di GOR Indoor Kompleks Stadion Jatidiri Semarang untuk mengikuti Sekolah Antikorupsi.

Editor: deni setiawan
PEMPROV JATENG
SEKOLAH ANTIKORUPSI - Gubernur Jawa Tengah Ahmad Luthfi. Selasa (29/4/2025), ribuan Kepala Desa dikumpulkan di GOR Jatidiri Semarang untuk mengikuti Sekolah Antikorupsi. 

TRIBUNJATENG.COM, SEMARANG - 7.810 Kepala Desa di Jawa Tengah dikumpulkan di GOR Indoor Kompleks Stadion Jatidiri Semarang untuk mengikuti Sekolah Antikorupsi, Selasa (29/4/2025). 

Ini sesuai instruksi Gubernur Jawa Tengah, Ahmad Luthfi.

Sekolah Antikorupsi ini bertagline “Ngopeni Nglakoni Desa Tanpo Korupsi”.

Baca juga: Bandara Internasional Ahmad Yani Semarang, Tantangan Jateng di Ujung Runway

Baca juga: STIE BPD Jateng Alih Bentuk Menjadi Universitas, Prof Tutie Dilantik Rektor Pertama

Gubernur Ahmad Luthfi mengatakan, ini penting bagi orang nomor satu di desa. 

Sebagai pemimpin suatu desa, mereka wajib mengetahui aturan-aturan pokok, sehingga tidak melanggar ketentuan sebagaimana perundang-undangan.

Seluruh Kades diberi pembekalan pembangunan, sehingga anggaran yang dimiliki bisa digunakan tepat sasaran dan tidak melanggar aturan.

“Kami kumpulkan Kades sebagai upaya preventif dan preemtif terkait tindak pidana korupsi,” kata Gubernur Ahmad Luthfi, Selasa (29/4/2025).

Sebagai pembicara kunci (keynote speaker) pada acara yang diinisiasi Gubernur Jateng itu adalah Wakil Ketua KPK Fitroh Rohcahyanto.

Narasumber lainnya adalah Dirkrimsus Polda Jateng Kombes Pol Arif Budiman, Kepala Badan Pengawasan Keuangan dan Pembangunan (BPKP) Perwakilan Jateng Tri Handoyo, dan Jaksa Fungsional Kejati Jateng Sugeng.

Sementara itu, moderator adalah Kepala Perwakilan Ombudsman RI Jawa Tengah, Siti Farida.

“Para narasumber memberikan pembekalan kepada para Kades dalam pembangunan yang taat aturan,” tandasnya.

Ahmad Luthfi menekankan, pembangunan di desa di Jawa Tengah ke depannya diharapkan bisa semakin maksimal, mengingat desa bisa menjadi pusat perekonomian.

Terlebih, banyak potensi yang bisa dikembangkan di masing-masing daerah. (*)

Baca juga: Pertahanan Rapuh Jadi Fokus Gilbert Agius Sebelum PSIS Hadapi Bali United

Baca juga: Hendak Berlibur, Kakak Beradik Tewas Kecelakaan Ditabrak Bus Study Tour

Baca juga: Sebanyak 69 CPNS Menerima SK dari Bupati Banjarnegara: Junjung Profesionalisme

Baca juga: MA NU Al-Hidayah Kudus Studi Kampus ke UIN Walisongo Semarang

Sumber: Tribun Jateng
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved