UMKM
Jari Jemari Kreatif Indah Prihatiningsih Hasilkan Karya Tembus Pasar Dunia
Jari jemari Indah Prihatiningsih nampak lincah mengaitkan benang, membuat simpul-simpul menjadi sebuah tas maupun hiasan dinding.
Penulis: Eka Yulianti Fajlin | Editor: rival al manaf
Menurutnya, evant pameran itu sangat membantu memperluas jaringan. Orderan hingga 200 pcs itu berkat koneksi dari BRI EXPO(RT). Dimana, saat itu ada business matching yakni pelaku UMKM langsung dipertemukan para buyer.
"Ada pihak yang menghubungi saya, memberikan penawaran. Harga cocok, awalnya minta 3.000 pcs tas rajut dan makrame, tapi sementara 200 dulu," bebernya.
Masuk pasar luar negeri, diakui Indah, bukan kali pertama. Sebelumnya, ia sempat bekerjasama dengan beberapa eksportir yang mengeskpor produknya ke sejumlah negara. Setidaknya, 100 produk ia serahkan kepada eksportir dalam sekali ekspor. Hanya saja, pandemi sempat meruntuhkan usahanya. Kini, ia mulai melangkah kembali merambah pasar luar negeri.
Selain dipasarkan ke luar negeri, produk Ekkyta Collection juga dipasarkan melalui berbagai pameran serta gerai-gerai UMKM di hotel dan tempat wisata.
"Kenal rumah BUMN sejak lama, 2018. Banyak yang didapatkan, fasilitas pelatihan, ada kesempatan untuk menunjukan karya saya. Sering lolos kurasi pameran. Ikut pameran acara Bhayangkara. Dulu juga pernah ada acara Simpedes. Incubator saya juara 2," urainya.
Ekkyta Collection, usaha rajut milik Indah, terus berkembang dengan dukungan dari BRI. Ia sangat antusias mengikuti berbagai kegiatan yang diselenggarakan oleh BRI, karena tidak ada batasan umur bagi binaannya. Yang penting, karya yang dihasilkan berkualitas baik.
Ia juga sangat beruntung mendapat kesempatan berbagai pameran fasilitasi BRI secara gratis di tengah pihak-pihak lain banyak yang menyelenggarakan pameran dengan sewa lapak hingga jutaan rupiah.
"Sekarang banyak kegiatan pelatihan yang dibatasi umur, maksimal 50 tahun. Kalau BRI yang penting karyanya bagus. Pameran juga fasilitasi gratis, ada yang pasang harga lapak lima hari bisa sampai Rp 13 juta," beber perempuan yang telah memiliki empat cucu.

Selain disibukkan dengan berkarya, Indah juga memberikan pelatihan bagi siapapun yang ingin memiliki skill merajut. Dengan harapan, seni rajut tidak punah hanya pada generasinya saja. Apalagi, tiga buah hatinya yang seluruhnya berada di luar kota hingga kini belum ada ketertarikan melanjutkan skill ibundanya.
Ia juga mengajar di lapas wanita Kota Semarang. Ia tularkan keahliannya kepada para tahanan wanita dengan harapan mereka bisa pulang dari jeruji besi tidak dengan tangan kosong. Keahlian merajut diharapkan bisa menjadi bekal usai menyelesaikan hukuman.
"Saya ngajar dimana-mana. Di Lapas Bulu, di berbagai kota sampai Jakarta. Saya senang mengajar, menularkan ilmu saya," ungkapnya.
Rumah BUMN Punya Berbagai Kegiatan Positif
Sementara itu, Petugas Rumah BUMN Semarang, Fakhrul Ihsan Saputra mengatakan, Rumah BUMN terus mendorong para UMKM naik kelas dengan berbagai program.
Melalui visi dan misinya, pemberdayaan terhadap UMKM agar lebih maju dan sejahtera, Rumah BUMN memiliki nernagai kegiatan positif.
"Kami ada berbagai macam pelatihan. Kami juga fasilitasi ruang bagi mereka. UMKM bisa berkolaborasi di Rumah BUMN," paparnya.
Fakhrul menambahkan, Rumah BUMN juga memberi fasilitasi bazaar di berbagai event secara gratis. (eyf)
Merespons Dana Rp 200 Triliun Untuk Himbara, BPR Artha Tanah Mas Siapkan Strategi Perkuat UMKM |
![]() |
---|
UMKM Ritel di Semarang Didorong Adaptasi Bisnis Modern Lewat Digitalisasi |
![]() |
---|
Ketika Pelaku UMKM Dapat Ilmu Mengubah Resep Tradisional Dengan Inovasi Masa Kini Oleh Para Chef |
![]() |
---|
UMKM Di Jateng Didorong Perluas Pasar, Ini Cara Agar Bisa Masuk Toko Oleh-Oleh |
![]() |
---|
Mendulang Rupiah Lewat Kerajinan Kayu, Kisah Arif Eko Cahyo Bertahan di Tengah Usaha Mebel Kian Sepi |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.