Kuliner Banjarnegara
Serasa Ditarik ke Masa Lalu, Uniknya Pasar Rengrang Surganya Kuliner Lokal dengan Nuansa Jadul
Memasuki Pasar Rengrang, komplek Desa Wisata Dawuhan Kecamatan Wanayasa, Banjarnegara, pengunjung seperti menerobos mesin waktu
Penulis: khoirul muzaki | Editor: muslimah
Sejak didirikan Tahun 2017, Pasar Rengrang berhasil memberdayakan banyak orang. Dari pelaku wisata, penjaga loket, pedagang hingga tukang parkir yang menjadikan pasar sebagai ladang mata pencaharian.
“Tiap lapak paling tidak dijaga 2 orang, belum yang masak di rumah. Jadi bisa memberdayakan,”tambah Slamet, Ketua Pasar Rengrang
Para pedagang Pasar Rengrang umumnya tidak memiliki latar belakang sebagai wirausaha.
Pasar Rengrang mampu mengubah nasib mereka dari sebelumnya hanya ibu rumah tangga, menjadi pelaku usaha.
Purwanti salah satunya. Perempuan itu mengaku tidak memiliki latar belakang sebagai pedagang. Sejak dibuka Tahun 2017 lalu, ia antusias menjajal peruntungan di pasar tersebut.
“Saya iku sejak pertama. Saya baru jualan di pasar, sebelumnya hanya ibu rumah tangga,”katanya
Meski hanya buka setiap Minggu, ia merasa sangat terbantu. Sejak dini hari ia sudah mempersiapkan kebutuhan warung karena pasar mulai buka pagi.
Ia menyediakan menu makanan dan minuman tradisional, antara lain Degan atau kelapa muda, Es Kuwut, kacang rebus hingga Nasi Gudeg.
Pukul 08.00 Wib, ia yang mengenakan pakaian tradisional Jawa sudah menggelar menunya yang siap menggoda pengunjung.
Purwanti mengungkapkan, seperti halnya tempat wisata, Pasar Rengrang ramai di hari tertentu. Makanya pasar hanya dibuka tiap hari Minggu. Selain hari Minggu, kata dia, pasar juga buka saat momentum hari libur atau cuti bersama nasional semisal libur Idul Fitri.
Momentum Idul Fitri 2025 lalu misalnya, jadi berkah tersendiri bagi dia dan teman-temannya karena kunjungan wisatawan membeludak.
“Pas Hari Raya Idul Fitri, malah kita buka selama sepekan full. Kalau normal kita hanya buka hari Minggu,”katanya
Purwanti berharap, Pasar Rengrang yang sudah berjalan 7 tahun tetap eksis bahkan semakin ramai. Pasar Rengrang bukan hanya jadi gantungan mata pencaharian warga lokal.
Keberadaan pasar itu sekaligus ikhtiar untuk melestarikan tradisi kuliner khas nusantara.
Menikmati kuliner lokal bukan hanya perkara memanjakan lidah, tapi juga menjaga budaya leluhur yang terwariskan secara turun temurun.
“Kita berusaha angkat kembali potensi kuliner lokal dan jadul,”katanya. (*)
Pejuang Dua Garis Biru, Ini Biaya Program Bayi Tabung di Kota Semarang |
![]() |
---|
Orangtua yang Menganiaya Balita Hingga Tewas di Apotek Tidak Dipenjara, Ini Alasan Polisi |
![]() |
---|
Kisah Novi Kini Usaha Telur Asinnya Punya Sertifikat Halal Berkat Mahasiswa Undip |
![]() |
---|
Link Live Streaming Persib Bandung vs Semen Padang, Juara Bertahan Dilarang Meremehkan |
![]() |
---|
3 Orang Terkapar di Brebes Setelah Motor Keluar Gang Dihantam Dengan Kencang |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.