Wonosobo Hebat
Selamat Datang di Superhub Pemkab Wonosobo

UIN SAIZU Purwokerto

Gerakan Aksara Menggema! HMPS KPI UIN Saizu Gencarkan Kampanye Bahasa Isyarat dan Budaya Tuli

UIN Saizu Purwokerto menandai awal masa kepengurusan 2025/2026 dengan gebrakan program bertajuk Gerakan Aksara.

Editor: raka f pujangga
Istimewa
GERAKAN AKSARA - Himpunan Mahasiswa Program Studi Komunikasi dan Penyiaran Islam (HMPS KPI) UIN Prof. K.H. Saifuddin Zuhri (UIN Saizu) Purwokerto menandai awal masa kepengurusan 2025/2026 dengan gebrakan program bertajuk Gerakan Aksara. Kegiatan ini berlangsung selama dua pekan, pada Sabtu-Minggu (26–27 April 2025), dengan konsep pembelajaran kolaboratif daring dan luring. 

TRIBUNJATENG.COM - Himpunan Mahasiswa Program Studi Komunikasi dan Penyiaran Islam (HMPS KPI) UIN Prof. K.H. Saifuddin Zuhri (UIN Saizu) Purwokerto menandai awal masa kepengurusan 2025/2026 dengan gebrakan program bertajuk Gerakan Aksara.

Program ini menjadi langkah awal sekaligus kampanye inklusif untuk memperkenalkan bahasa isyarat dan budaya Tuli kepada masyarakat, khususnya kalangan mahasiswa.

Baca juga: Warek III Resmi Buka Pecapa 2025, Pramuka UIN Saizu Siapkan Calon Pemimpin Masa Depan

"Gerakan Aksara merupakan bentuk advokasi yang kami tujukan kepada sivitas akademika agar lebih peduli terhadap hak dan aksesibilitas teman disabilitas, terutama teman Tuli," ujar Kepala Divisi Acara Gerakan Aksara 2025, Akbar.

Kegiatan ini berlangsung selama dua pekan, pada Sabtu-Minggu (26–27 April 2025), dengan konsep pembelajaran kolaboratif daring dan luring.

Pada hari pertama, sesi berlangsung secara virtual melalui Zoom Meeting dari pukul 08.30 hingga 15.00 WIB.

Tiga narasumber hadir membagikan materi: perwakilan Asosiasi Tuli Muslim Indonesia (ATMI), dosen FTIK UIN Saizu, dan Pusat Bahasa Isyarat Indonesia (PUSBISINDO) wilayah Jawa Tengah.

Dalam pemaparannya, Abdal Chaqil Harimi, Dosen FTIK sekaligus pemateri, menekankan pentingnya mengubah paradigma terhadap disabilitas.

“Teman-teman disabilitas tidak butuh belas kasihan, tetapi ruang untuk bergerak sesuai cara mereka,” ungkapnya.

Hari kedua berlangsung secara langsung di Taman Tesda, Purwokerto, dari pukul 08.00 hingga 11.45 WIB. Para peserta diajak mempraktikkan keterampilan bahasa isyarat, berinteraksi langsung dalam kelompok, dan mendapatkan pendampingan intensif dari Batir Isyarat Banjoemas (BIB) sebagai mentor lapangan.

Sebanyak 33 peserta yang terdiri dari mahasiswa dan masyarakat umum terlihat antusias mengikuti seluruh rangkaian kegiatan. Diskusi hangat dan praktik aktif mencerminkan semangat tinggi mereka untuk belajar lebih dalam mengenai komunikasi inklusif.

Perwakilan dari BIB turut menjelaskan bahwa budaya Tuli merupakan bagian integral dari identitas komunitas Tuli, bukan sekadar keterbatasan.

Baca juga: Gebrakan Intelektual! HMPS Ekonomi Syariah UIN Saizu Gelar Training of Journal, Cetak Penulis Muda

Rheisya Agastias, salah satu volunteer, mengungkapkan kesannya selama mengikuti kegiatan ini. “Awalnya sempat bosan saat daring, tapi semuanya berubah saat praktik langsung. Seru banget! Saya jadi tahu bahwa ekspresi wajah itu penting dalam bahasa isyarat,” katanya penuh semangat.

Ke depan, panitia berencana memperluas jangkauan program ini dengan melakukan kunjungan ke sekolah-sekolah dan komunitas.

Harapannya, Gerakan Aksara tak sekadar berhenti sebagai program sekali jalan, melainkan menjadi gerakan berkelanjutan yang membangun masyarakat lebih inklusif dan bebas hambatan dalam berkomunikasi. (*)

 

UIN Saizu Maju, UIN Saizu Unggul!!!

#uinsaizu #uinsaizupurwokerto #uinsaizumaju

Sumber: Tribun Jateng
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved