Wonosobo Hebat
Selamat Datang di Superhub Pemkab Wonosobo

UIN SAIZU Purwokerto

Harmoni Lintas Agama: Rektor UIN Saizu Dukung Usulan Nobel Perdamaian untuk Prof Nasaruddin Umar

Menteri Agama, Prof. Nasaruddin Umar dianggap sangat layak diusulkan sebagai penerima Hadiah Nobel Perdamaian.

Penulis: Laili Shofiyah | Editor: M Zainal Arifin
Istimewa
NOBEL PERDAMAIAN: Menteri Agama RI, Prof. Nasaruddin Umar terus mendapat pengakuan luas sebagai tokoh lintas agama dunia yang berperan penting dalam memperkuat harmoni global. Dengan rekam jejak panjang dalam diplomasi perdamaian, ia dianggap sangat layak diusulkan sebagai penerima Hadiah Nobel Perdamaian. (Dok) 

TRIBUNJATENG.COM - Menteri Agama RI, Prof. Nasaruddin Umar terus mendapat pengakuan luas sebagai tokoh lintas agama dunia yang berperan penting dalam memperkuat harmoni global. 

Dengan rekam jejak panjang dalam diplomasi perdamaian, ia dianggap sangat layak diusulkan sebagai penerima Hadiah Nobel Perdamaian, sebuah penghargaan prestisius bagi para pejuang kemanusiaan di tingkat internasional.

Sebagai Cendekiawan Muslim Global, Prof. Nasaruddin Umar konsisten menghadirkan wajah Islam yang moderat dan ramah.

Ia kerap tampil dalam forum-forum bergengsi seperti Vatikan, Universitas Al-Azhar Mesir, hingga Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB).

Melalui berbagai dialog dan kerja kolaboratif, ia menegaskan bahwa Islam adalah agama yang membawa rahmat bagi seluruh semesta. Pendekatannya tidak berhenti pada wacana akademik.

Ia menjalankan diplomasi spiritual secara nyata melalui pertemuan lintas iman, pertukaran gagasan, serta aksi kemanusiaan yang menyatukan hati para pemeluk agama yang berbeda.

Baca juga: Delegasi UIN Saizu Hadiri AICIS 2025, Dorong Peran Islam dalam Sains dan Solusi Global

Peran Prof. Nasaruddin Umar makin diperhitungkan global ketika ia secara aktif mengikuti pertemuan pemimpin agama sedunia, termasuk Forum Daring Peace yang digelar Komunitas Sant’Egidio di Vatikan.

Dalam kesempatan itu, ia menyampaikan pesan kuat: “Persaudaraan tidak mengenal batas agama.”

Sikap rendah hati yang ia tunjukkan, termasuk ketika bersua dengan Paus Fransiskus, menjadi simbol bahwa solidaritas kemanusiaan mampu menembus sekat teologis dan perbedaan keyakinan.

Sebagai intelektual, karya ilmiah Prof. Nasaruddin Umar tentang tafsir, gender, dan perdamaian menjadi rujukan di berbagai universitas dunia. 

Selain itu, kehadirannya sebagai Imam Besar Masjid Istiqlal mengubah masjid terbesar di Indonesia itu menjadi pusat peradaban inklusif.

Ia membuka pintu Istiqlal bagi para pemimpin agama, duta besar, hingga akademisi untuk memperkuat dialog lintas iman.

Salah satu pencapaian historisnya adalah Deklarasi Istiqlal pada kunjungan Paus Fransiskus ke Indonesia tahun 2024.

Deklarasi tersebut mengukuhkan Indonesia sebagai model kerukunan dunia yang layak dijadikan rujukan internasional.

Dalam banyak kesempatan, Prof. Nasaruddin Umar menekankan bahwa perbedaan agama mesti menjadi kekuatan kolaboratif untuk membangun peradaban, bukan pemicu konflik.

Sumber: Tribun Jateng
Halaman 1/2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved