Kronologi Kecelakaan di Jalur Maut Kalijambe Purworejo Magelang yang Kembali Terjadi, Hampir Mirip

TRIBUNJATENG.COM - Kronologi kecelakaan di jalur maut Purworejo-Magelang yang kembali terjadi pada Selasa (13/5/2025).

Penyebab kecelakaan hampir sama dengan peristiwa seminggu lalu di lokasi yang sama dan menyebabkan 11 korban tewas.

Truk rem blong meluncur di turunan Kalijambe,  Kecamatan Bener, Kabupaten Purworejo Jawa Tengah.

Meski kendaraan terguling dan ringsek, tidak ada korban jiwa dalam insiden yang terjadi sekitar pukul 14.35 WIB tersebut. 

Baca juga: "Kecelakaan Lagi Lur" Detik-detik Truk Terguling di Kalijambe Purworejo, Lokasi Sama dengan 10 Guru

Baca juga: Kerap Jadi Lokasi Kecelakaan, Berapa Dana Desa Kalijambe Purworejo? Ternyata Segini Nominalnya

Baca juga: Kecelakaan Kembali Terjadi di Jalur Kalijambe Purworejo Lokasi Laka Maut yang Tewaskan 12 Orang

Truk diduga mengalami rem blong saat melintasi tanjakan curam yang sudah dikenal rawan kecelakaan.

Namun, di balik insiden ini, muncul cerita kepahlawanan dari seorang warga yang ikut menyelamatkan situasi.

“Saya Arahkan Kanan” Khozin (40), warga sekitar yang menjadi saksi mata, menuturkan bahwa dirinya melihat truk bermuatan semen melaju kencang dari arah Magelang.

"Saya itu duduk di sini, melihat ke arah utara, ada truk Hino melaju kencang."

"Kemudian saya lari, teman saya loncat agak menjauh," ujar Khozin saat ditemui di lokasi kejadian.

Melihat truk meluncur tak terkendali, Khozin menduga ada masalah pada sistem pengereman.

"Kemungkinan rem blong, saya kemudian bilang kanan-kanan saya arahkan, karena di jalur berlawanan lagi padat dan ramai," katanya.

Aba-aba dari Khozin berhasil memberi sinyal penting kepada sopir.

Truk kemudian membanting setir ke kanan dan menabrak tebing di pinggir jalan sebelum akhirnya terguling.

Meski kondisi truk mengalami kerusakan parah di seluruh sisi, sang sopir dilaporkan selamat tanpa luka serius.

Kecelakaan ini menjadi yang kedua dalam waktu kurang dari sepekan di tanjakan Kalijambe, jalur yang dikenal masyarakat sebagai “jalur tengkorak”.