Wonosobo Hebat
Selamat Datang di Superhub Pemkab Wonosobo

Tragedi Pemusnahan Bom Kadaluwarsa

Sosok Rustiawan Korban Pemusnahan Bom Garut, Keluarga Menolak Disebut Pemulung Besi, Kerja Untuk TNI

Sosok Rustiawan salah satu korban tewas dalam tragedi pemusnahan bom di Garut Jawa Barat disebut bekerja untuk TNI.

sidqi al ghifari/tribun jabar
KORBAN TEWAS - 7 kantong jenazah berisi korban ledakan bom yang dimusnahkan di Desa Sagara, Kecamatan Cibalong, Kabupaten Garut, Jawa Barat, Senin (12/5/2025) pagi. 

"Nanti di Pemkab Garut ada, kalau saya (Pemprov Jabar) memberikan santunan Rp 50 juta bagi tiap keluarga korban, dan anak-anak yang ditinggalkan akan dijamin sampai kuliah pendidikannya," ungkap Dedi.

Sebelumnya, ledakan terjadi saat pemusnahan amunisi kedaluwarsa TNI AD di Desa Sagara, yang menewaskan 13 orang, terdiri dari 4 anggota TNI dan 9 warga sipil dari daerah setempat.

Ledakan diduga disebabkan oleh detonator penghancur yang meledak lebih awal saat masih terpasang di sebuah lubang besar penghancur dekat pesisir pantai.

Sembilan jenazah warga sipil yang dilaporkan adalah Agus Bin Kasmin, Ipan Bin Obur, Anwar Bin Inon, Iyus Ibing Bin Inon, Iyus Rizal Bin Saepuloh, Toto, Dadang, Rustiwan, dan Endang, semuanya berasal dari Cibalong dan Pameumpeuk, Garut.

Kepala Pusat Penerangan TNI Mayjen Kristomei Sianturi mengungkapkan, dugaan adanya korban sipil diakibatkan karena warga menghampiri titik pemusnahan setelah ledakan pertama terjadi.  

Mereka, menurut Kristomei, hendak mengambil serpihan amunisi yang tersisa. Tak disangka, ledakan selanjutnya terjadi dan menghantam sejumlah warga yang berada di lokasi pemusnahan.  (*)

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Keluarga Korban Ledakan Amunisi Garut: Saya Tak Terima Adik Disebut Pemulung Besi, Ia Kerja untuk TNI..."

 

Sumber: Tribun Jateng
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved