Wonosobo Hebat
Selamat Datang di Superhub Pemkab Wonosobo

Berita Kecelakaan

Kecelakaan di Klaten: Angkringan Hancur Diseruduk Truk, 2 Orang Dilarikan ke RS

Truk menabrak warung angkringan. Truk tersebut diduga hilang kendali saat mendahului kendaraan lain.

Penulis: Sof | Editor: M Syofri Kurniawan
TribunSolo.com/Zharfan Muhana
TRUK TABRAK ANGKRINGAN: Sebuah truk menabrak warung angkringan di jalan Diponegoro atau lingkar Bypass Klaten, Desa Karanganom, Kecamatan Klaten Utara, Kabupaten Klaten, Senin (26/5/2025). Dua orang menjadi korban. (TRIBUNSOLO.COM/ZHARFAN MUHANA) 

TRIBUNJATENG.COM, KLATEN - Kecelakaan lalu lintas terjadi di jalan Diponegoro atau lingkar Bypass Klaten, Desa Karanganom, Kecamatan Klaten Utara, Kabupaten Klaten, Senin (26/5/2025). 

Kejadiannya sekitar pukul 13.30 WIB.

Truk menabrak warung angkringan.

Baca juga: 2 Wanita Pengendara Beat Terlibat Kecelakaan dengan Truk Tronton dan Minibus, 1 Tewas

Truk tersebut diduga hilang kendali saat mendahului kendaraan lain.

truk menabrak angkringan #2
TRUK TABRAK ANGKRINGAN: Sebuah truk menabrak warung angkringan di jalan Diponegoro atau lingkar Bypass Klaten, Desa Karanganom, Kecamatan Klaten Utara, Kabupaten Klaten, Senin (26/5/2025). Dua orang menjadi korban. (TRIBUNSOLO.COM/ZHARFAN MUHANA)

 Truk medium bernomor polisi K 8591 PE itu dikemudikan oleh Eko, warga Grobogan. 

Kanit Gakkum Satlantas Polres Klaten, Iptu Alif Akbar mengatakan truk semula berjalan dari arah Solo menuju Jogjakarta. 

"Truk berniat mendahului (nyalip), lalu hilang kendali menabrak angkringan dan 2 motor.

Terjadilah kecelakaan tersebut," ujar Alif ditemui TribunSolo. com. 

Akibat kejadian ini, dua orang menjadi korban dan dibawa ke rumah sakit.

Keduanya merupakan pembeli dan penjual.

Pengemudi truk tidak terluka. 

Pantauan TribunSolo.com, truk tersebut rusak pada bagian kaca depan, dan lampu bagian kiri. 

Sementara itu, bangunan warung angkringan yang merupakan bangunan semi permanen hancur hampir sebagian besar. 

Selain itu, 2 motor juga rusak akibat ditabrak truk. 

Kini, kejadian ini telah ditangani pihak kepolisian Unit Gakkum Satlantas Polres Klaten.

Mahasiswa UGM jadi korban kecelakaan maut di Sleman

Insiden kecelakaan lalu lintas juga terjadi di Sleman, DI Yogyakarta, pada Sabtu (24/5/2025) dini hari.

Mahasiswa Fakultas Hukum Universitas Gadjah Mada (FH UGM) angkatan 2024, Argo Ericko Achfandi,  menjadi korban.

Sepeda motor yang dikendarainya ditabrak mobil BMW di kawasan Palagan, Ngaglik, Sleman, Yogyakarta.

Suasana haru menyelimuti FH UGM saat Melina, ibu dari Argo, menyampaikan pernyataan pada Senin (26/5/2025) malam.

Melina mengungkap pesan menyentuh di hadapan mahasiswa dan civitas akademika secara daring melalui Zoom, saat ribuan mahasiswa berkumpul di selasar Patung Dewi Keadilan FH UGM.

Pesan Ibunda Argo untuk Menegakkan Keadilan

DOA BERSAMA: Mahasiswa Fakultas Hukum UGM menggelar doa bersama untuk Argo Ericko Achfandi yang meninggal dalam kecelakaan di Jalan Palagan Tentara Pelajar, Sariharjo, Kapanewon Ngaglik, Kabupaten Sleman. Selain berdoa bersama, para mahasiswa juga tabur bunga di depan patung Dewi Keadilan untuk Argo Ericko Achfandi. (KOMPAS.COM/YUSTINUS WIJAYA KUSUMA)
DOA BERSAMA: Mahasiswa Fakultas Hukum UGM menggelar doa bersama untuk Argo Ericko Achfandi yang meninggal dalam kecelakaan di Jalan Palagan Tentara Pelajar, Sariharjo, Kapanewon Ngaglik, Kabupaten Sleman. Selain berdoa bersama, para mahasiswa juga tabur bunga di depan patung Dewi Keadilan untuk Argo Ericko Achfandi. (KOMPAS.COM/YUSTINUS WIJAYA KUSUMA) (KOMPAS.COM/YUSTINUS WIJAYA KUSUMA)

Dilansir dari TribunJogja.com (26/5/2025), Melina menitipkan pesan penting kepada para mahasiswa FH UGM agar terus memperjuangkan nilai keadilan, khususnya dalam kasus kematian Argo.

Ia menyatakan bahwa meskipun sudah merelakan kepergian anaknya, keadilan tetap harus ditegakkan.

“Mari kita sama-sama lakukan yang terbaik untuk anak semua.

 Kita ikhtiarkan maksimal, hasilnya kita serahkan kepada Allah.

Apapun hasilnya, tetap kita berikhtiar.

Kalau keadilan harus dijalankan, maka kita jalankan,” ucapnya.

Ia berharap para mahasiswa hukum menjadi generasi penerus bangsa yang menjunjung akhlak dan nilai kebenaran.

“Tolong bantu saya dan doakan anak saya.

Doakan agar kasus ini dimudahkan dan dilancarkan yang terbaik,” kata Melina.

Menutup pernyataannya, Melina menegaskan komitmennya untuk terus memperjuangkan keadilan atas kematian Argo.

“Tunggu saya, saya harus perjuangkan.

Keadilan harus ditegakkan,” ujarnya.

Kenangan Sosok Argo di Mata Sang Ibu

Sebelumnya, Melina juga menyampaikan ungkapan duka sekaligus rasa terima kasih kepada pihak kampus terkait dukungan atas kasus kecelakaan lalu lintas yang merenggut nyawa anaknya.

“Saya tidak bisa berkata-kata, tapi terima kasih kepada UGM, terutama Fakultas Hukum.

Terima kasih banyak atas semua dukungan dan apapun yang kalian berikan kepada anak saya,” ucap Melina dengan suara bergetar.

Melina mengisahkan perjuangan panjangnya membesarkan Argo seorang diri setelah sang suami meninggal dunia.

“Benar semua bahwa anak pertama saya ini sebelas tahun hidup tanpa figur ayah.

Dan sayalah ibunya yang mendidik hingga saat ini,” katanya.

Ia mengaku sangat terharu dengan dukungan yang ditunjukkan mahasiswa FH UGM terhadap almarhum anaknya, baik secara langsung maupun melalui media sosial.

“Saya bersaksi sebagai ibunya, bahwa Argo adalah anak yang baik, anak yang hebat, dan anak yang memiliki kasih tinggi.

Dia semangat, terutama dalam kuliah,” ujar Melina.

“Saya tahu dia orang yang pendiam dan irit bicara, tapi dia mengharumkan dunianya dengan semua kebaikan kepada orang sekitarnya, bahkan banyak orang,” tambah dia.

Teman Kuliah Ceritakan Sosok Argo di Selasar FH UGM

Di antara banyaknya mahasiswa berpakaian serba hitam yang ada di depan Patung Dewi Keadilan yang memegang neraca dan pedang, teman-teman mendiang hadir untuk mengenang kepergian Argo.

Aji, salah satu rekan Argo, mewakili suara mahasiswa untuk menyampaikan kenangan mereka.

“Saya mengenal Argo sejak hari pertama kami jadi mahasiswa di sini,” kata Aji.

“Kami duduk bersebelahan di kelas menulis.

Ternyata kami sama-sama dari Jakarta, bahkan sekolah dasarnya pun sama,” lanjutnya.

Aji berhenti sejenak.

Suaranya hampir pecah, tetapi ia tetap melanjutkan.

“Argo itu orang yang baik. Ramah. Tidak pernah mau merepotkan orang lain,” kata Aji.

“Dia bukan sekadar berita. Dia teman saya. Dia anak dari seorang ibu. Dia murid dari seorang guru. Dia manusia. Sama seperti kita semua,” ujarnya.

Keheningan menyelimuti suasana.

Cahaya lilin dan layar ponsel memperkuat suasana duka yang mendalam.

Bagi mereka, ini bukan hanya tentang kehilangan, melainkan jeritan untuk keadilan.

“Keluarga Argo sudah ikhlas, seratus persen,” ujar Aji.

“Tapi mereka menuntut keadilan. Mereka butuh kita. Mereka percaya pada kita. Terutama kita, mahasiswa Fakultas Hukum,” katanya.

“Kita mungkin belum bisa turun langsung ke ranah hukum. Tapi kita bisa bersuara.

Kita bisa viralkan. Kita bisa pastikan dunia tahu: ada ketidakadilan yang merenggut nyawa Argo,” lanjut Aji. 

“Sekali lagi, namanya disebut. Argo. Bukan sekadar headline. Bukan angka. Bukan objek yang bisa ditukar uang.

Ia adalah satu nyawa. Satu hidup. Satu teman yang kini tinggal kenangan dan perjuangan,” pungkasnya. 

Kronologi Kecelakaan dan Proses Penyelidikan

Saat ini, polisi masih melakukan penyelidikan terhadap kasus kecelakaan yang menewaskan Argo.

Kecelakaan yang merenggut nyawa Argo terjadi di Jalan Palagan Tentara Pelajar, tepatnya di simpang tiga Dusun Sedan, Kelurahan Sariharjo, Ngaglik, Kabupaten Sleman, pada Sabtu (24/5/2025) sekitar pukul 01.00 dini hari.

Saat itu, sepeda motor Honda Vario B-3373-PCG yang dikemudikan Argo melaju dari arah selatan ke utara dan berada di tepi barat jalan untuk putar balik.

Dari arah belakang, datang mobil BMW B-1442-NAC yang dikendarai Christiano Pengarapenta Pengidahan Tarigan (22), mahasiswa IUP FEB UGM.

Mobil tersebut kemudian menabrak Argo dan terus melaju hingga menabrak mobil CR-V yang sedang berhenti di bahu jalan sebelah timur.

Akibat kerasnya tabrakan, Argo meninggal dunia di lokasi kejadian.

Kasat Lantas Polresta Sleman AKP Mulyanto mengatakan, ada bekas pengereman di titik setelah kecelakaan.

Sedangkan sebelum titik kecelakaan tidak ada bekas pengereman.

"Ada (bekas pengereman), setelah terjadi (kecelakaan)," ujarnya Ia juga menyampaikan bahwa kecelakaan lalu lintas itu tidak terjadi saat kondisi hujan.

Selain itu, di lokasi kejadian juga ada penerangan jalan.

"Tidak hujan. Penerangan jalan lumayan," ucapnya.

Polisi Belum Menetapkan Tersangka

AKP Mulyanto, menyampaikan bahwa hingga saat ini polisi masih melakukan penyelidikan dan belum menetapkan tersangka.

“Sampai saat ini kami belum melakukan penahanan terhadap pengemudi BMW.

Karena proses kami penyelidikan.

Saat ini pengemudi BMW masih wajib lapor. 

Kondisi sehat jasmani rohani, tidak mengalami luka,” ujarnya, Senin (26/5/2025).

Ia menambahkan bahwa polisi telah memeriksa CP, pengendara CR-V, serta sejumlah saksi lainnya.

Pemeriksaan juga mencakup hasil tes urine, yang menunjukkan CP negatif dari alkohol maupun narkoba.

“Analisa awal kurang konsentrasi (pengemudi BMW). Kondisi tidak hujan (saat terjadi kecelakaan), penerangan (di lokasi kecelakaan) lumayan.

Nah ini tugas kami untuk membuktikan (pengemudi kurang konsentrasi),” katanya.

Polisi juga masih menunggu pemeriksaan saksi ahli dan terus mengumpulkan bukti tambahan.

AKP Mulyanto memastikan bahwa proses penyelidikan akan dilakukan secara profesional dan transparan.

Respons UGM terhadap Penanganan Kasus Argo

Dilansir dari Kompas.com, Sejumlah pejabat Universitas Gadjah Mada (UGM), termasuk dari Fakultas Ekonomika dan Bisnis (FEB), Fakultas Hukum (FH), Direktorat Kemahasiswaan (Ditmawa), dan Kantor K5L, mendatangi Satlantas Polresta Sleman pada Senin (26/5/2025).

Kedatangan mereka bertujuan untuk menanyakan perkembangan penanganan kasus kecelakaan lalu lintas yang melibatkan dua mahasiswa UGM.

"Tidak hanya dari Fakultas Hukum dan Fakultas Ekonomika dan Bisnis, tetapi juga dari K5L (Kantor Keamanan Keselamatan Kerja Kedaruratan dan Lingkungan) kita dan Ditmawa juga hadir di sana (Polresta Sleman)," ujar Sekretaris UGM, Andi Sandi, dalam keterangannya via Zoom.

Menurut Andi, kedatangan itu merupakan bentuk kepedulian untuk mengetahui secara langsung proses hukum yang sedang berjalan.

"Pada prinsipnya, ingin melihat dan bertanya mengenai tahapan yang sedang berlangsung berkaitan dengan penanganan kejadian kecelakaan lalu lintas ini.

Jadi ke sana itu untuk melihat proses apa yang sedang berlangsung saat ini," jelasnya.

Mulyanto membenarkan bahwa pihak UGM datang untuk mendapatkan informasi mengenai kronologi dan perkembangan penyidikan kasus.

"Intinya menanyakan terkait dengan kronologi, terkait dengan pemberitaan.

Ya intinya kami sampaikan," ujarnya.

Mulyanto menambahkan, UGM menyerahkan sepenuhnya proses hukum kepada kepolisian dan mendukung penyelidikan berjalan secara profesional dan transparan.

"Dukungan dari dua fakultas, baik Fakultas Hukum maupun Fakultas Ekonomika dan Bisnis menyampaikan bahwasanya beliau mengharapkan proses ini tetap berjalan.

Tentu kami dengan senang hati, berarti ini support bagi kami untuk tetap fokus, profesional dan transparan menangani proses ini," ungkapnya. (*)

 

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Pesan Ibu Mahasiswa UGM yang Tewas Ditabrak BMW di Palagan: Keadilan Harus Ditegakkan"

Artikel ini telah tayang di TribunSolo.com dengan judul Kronologi Truk Tabrak Angkringan di Lingkar Bypass Klaten, Diduga Menyalip Berujung Hilang Kendali

Baca juga: Polisi Tewas Kecelakaan Motor Tabrak Truk Tronton Berhenti di Bahu Jalan

 

Sumber: Tribun Solo
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved