Wonosobo Hebat
Selamat Datang di Superhub Pemkab Wonosobo

SPMB Semarang

Kendala Domisili Warnai Proses SPMB di Semarang

Hari Pertama pendaftaran Sistem Penerimaan Murid Baru (SPMB) tingkat TK dan SD di Kota Semarang diwarnai dengan ramainya orang tua.

Penulis: Idayatul Rohmah | Editor: rival al manaf
Tribun Jateng/ Idayatul Rohmah
Sistem Penerimaan Murid Baru (SPMB) TK dan SD Negeri tahun 2025/2026 telah dibuka Dinas Pendidikan (Disdik) Kota Semarang, Selasa (10/6/2025). Pada hari pertama pendaftaran secara daring tersebut, orang tua siswa berbondong-bondong datang ke posko pelayanan area kantor Disdik Kota Semarang. 

TRIBUNJATENG.COM, SEMARANG - Hari Pertama pendaftaran Sistem Penerimaan Murid Baru (SPMB) tingkat TK dan SD di Kota Semarang diwarnai dengan ramainya orang tua siswa mendatangi sekolah yang dituju dan posko layanan di Dinas Pendidikan (Disdik), Selasa (10/6/2025).

Sejumlah orang tua siswa tampak mengantre untuk melaporkan kendala yang dialami selama proses SPMB berlangsung.

Satu di antara kendala yang dikeluhkan orang tua, yakni terkait domisili, di mana siswa yang hendak didaftarkan ber-Kartu Keluarga (KK) berbeda dengan wilayah sekolah yang dituju.

Di antaranya, Ning (72) warga Telogosari Kulon mengaku kesulitan mendaftarkan cucunya untuk bersekolah di Semarang lantaran ber-KK di Ungaran.

Baca juga: Calon Lawan Timnas Indonesia di Ronde 4, Harus Belajar dari Jepang Bermain di Level Piala Dunia

Baca juga: 20 Kampus Terbaik Indonesia Versi QS World University Rankings 2025, UI Peringkat Tertinggi

"Cucu saya KK di Ungaran. Karena di sini ikut saya, mau daftar SD di Semarang, karena TK sebelumnya juga di sini," kata Ning di sela mendatangi posko layanan Disdik Kota Semarang.

Kedatangannya untuk mengadukan kendala ke Disdik Kota Semarang, ia berharap agar mendapat solusi agar cucunya bisa bersekolah di Semarang.

"SD mau (inginnya) di Telogosari. Berharapnya bisa," ungkapnya.

Sementara itu, kendala domisili juga diakui beberapa sekolah di Semarang.

Kepala Sekolah SD Negeri Bendungan, Semarang Sri Sunarti menyebutkan, meskipun peminat di sekolah ini masih banyak, terdapat tantangan terkait domisili.

"Lingkungan kita itu kan lingkungan orang sepuh-sepuh. Kebanyakan anaknya sudah pada keluar (pindah) ke perumahan. Ya kendalanya ada juga yang berdomisili di sini, tetapi KK tidak di sini.

Kalau masalah dengan wilayah, ya (terkait) KK. Malah sekarang kan KK sesuai dengan orang tua. Dulu kan masih diperbolehkan 1 tahun di nenek, sekarang enggak. Pokoknya sesuai dengan orang tua," terangnya.

Ditemui terpisah, Sekretaris Dinas Pendidikan Kota Semarang, Erwan Rachmat menjelaskan, mengacu pada Permendikdasmen Nomor 3 Tahun 2025, jalur domisili hanya diperuntukkan bagi calon siswa yang memiliki KK yang terdaftar di wilayah terkait, misalnya Kota Semarang.

Sehingga, ungkapnya, calon siswa dengan KK di luar Kota Semarang tidak diperbolehkan untuk mendaftar melalui jalur domisili.

"(Di Semarang) Kalau KK-nya di luar Kota Semarang, tidak diizinkan. Tapi dia sebenarnya masih bisa masuk di jalur prestasi.

Jadi jalur domisili tidak bisa, larinya ke jalur prestasi, misalnya (itu) kalau di SMP," jelasnya.

Sementara itu, ketika ditanya mengenai kemungkinan pembukaan pendaftaran offline, Erwan menegaskan bahwa seluruh proses pendaftaran SPMB akan dilakukan secara online.

Ia juga menyampaikan kuota penerimaan siswa baru yang telah ditetapkan, yaitu 28 siswa per kelas untuk SD, 32 siswa per kelas untuk SMP, dan 15 siswa untuk TK.

"Yang jelas bahwa SPMB ini dilakukan dalam satu gelombang. Nah, nanti kalau toh masih ada ya kebijakannya seperti apa begitu, karena kita tidak akan melakukan SPMB pada posisi offline. Semuanya online," jelasnya. (idy)

 

Sumber: Tribun Jateng
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved