Berita Jepara
Ganasnya Abrasi di Desa Tanggultlare Jepara, Terjadi Sejak 1984, Sejumlah Wilayah Lenyap
Desa Tanggultlare, Kecamatan Kedung, menjadi satu di antara daerah di Kabupaten Jepara yang menjadi korban ganasnya becana abrasi
Penulis: Tito Isna Utama | Editor: muslimah
TRIBUNJATENG.COM, JEPARA - Desa Tanggultlare, Kecamatan Kedung, menjadi satu di antara daerah di Kabupaten Jepara yang menjadi korban ganasnya becana abrasi.
Menurut Ketua Pokdarwis Tanggul Samudro, Sadimin, becana abrasi telah terjadi sejak tahun 1984.
Waktu dulu pun desa tersebut juga sempat direlokasi akibat becana abrasi yang melanda.
Tak hanya itu, beberapa wilayah di Desa Tanggultlare juga sempat ada yang hilang.
Baca juga: Abrasi Ancam Sawah di Pesisir Balong Jepara, Petani Kehilangan Lahan Setiap Tahun
Abrasi juga merembet hingga Desa Bulak hingga Desa Semat.
"Desa Tanggultlare ini dulu terbagi jadi dukuh Tanggul sama dukuh Tlare. Tapi sekitar tahun 1984, dukuh tanggul dipindah ke sebelu timur jembatan karena abrasi, bareng sama Desa Bulak dan sebagian pesisir Desa Semat," kata Sadimin kepada Tribunjateng, Jumat (13/6/2025).
Dengan penderitaan becana abrasi yang telah terjadi puluhan tahun.
Akhirnya, sekiranya tahun 2012 Desa Tanggultlare sempat mendapatkan perhatian dari satu di antara Universitas Negeri yang ada di Yogyakarta yaitu UGM.
Melalui penelitian ombak di kawasan pesisir Desa Tanggultlare, dan penanaman cemara laut.
Membuat bencana abrasi sedikit teratasi untuk mengantisipasi kejamannya ombak dan angin.
"Semenjak ditanami pohon cemara laut, akhirnya mulai terbentuk sedimen berupa pasir putih, itu mulai terbentuk sekitar tahun 2015," ucapnya.
Setelah tindakan yang dilakukan oleh UGM, sedimen yang terbentuk membentang sekitar 100 meter ke arah barat, di sepanjang garis pantai Desa Tanggultlare dengan panjang sekitar 1,5 km.
Sedimen yang terbentuk tersebut, oleh warga sekitar kemudian dimanfaatkan sebagai kawasan wisata pantai.
Namun, sekitar tahun 2021, sedimen yang dulunya terbentuk secara alami mulai hilang terbawa abrasi sekitar 10-15 meter per tahun.
"Tapi tahun 2024-2025 ini makin parah, bisa sampai 30 meter. Jadi ini sedimen yang dulu terbentuk, ini juga hampir semuanya hilang lagi akibat abrasi," ungkapnya.
Wabup Hajar Jepara Ajak Pramuka Cetak Generasi Tangguh Menuju Indonesia Emas 2045 |
![]() |
---|
Manajemen Persijap Jepara Melunak Turunkan Harga Tiket, Banaspati: Sesuai Ekspetasi |
![]() |
---|
2 Dukuh di Jepara Terancam Kekeringan, Warga Makin Susah Peroleh Air Bersih |
![]() |
---|
Pemkab Jepara Sebut Rencana Peternakan Babi Tak Hanya di Jepara, Melainkan Seluruh Jateng |
![]() |
---|
Luncurkan KKPD, Pemkab Jepara Dorong Percepatan Digitalisasi Keuangan Daerah |
![]() |
---|
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.