Wonosobo Hebat
Selamat Datang di Superhub Pemkab Wonosobo

Berita Jawa Tengah

Muasal Kasus Dugaan Asusila Mencuat di Batang: Anak Enggan Mengaji Karena Jijik Tubuh Diraba-raba

Kasus asusila ini pertama kali terungkap saat seorang anak mengeluhkan ketidaknyamanan kepada ibunya, menolak mengaji lantaran merasa "dijamah."

Penulis: dina indriani | Editor: deni setiawan
TRIBUN JATENG/DINA INDRIANI
ASUSILA - Kasat Reskrim Polres Batang, AKP Imam Muhtadi. Polisi saat ini masih mengumpulkan bukti dari hasil keterangan saksi dan lainnya terkait kasus dugaan asusila yang dialami anak-anak saat mengaji. 

TRIBUNJATENG.COM, BATANG - Kasus dugaan asusila terhadap siswi sekolah dasar (SD) mencuat di Kabupaten Batang.

Unit Reskrim Polres Batang telah menerima laporan sekaligus aduan dari para orangtua korban.

Kasat Reskrim Polres Batang, AKP Imam Muhtadi menegaskan bahwa penyelidikan dilakukan secara intensif.

Baca juga: UPDATE Kasus Dugaan Asusila di Tempat Ngaji Batang, Polisi : Korban Sempat Kabur Saat Diraba

Baca juga: PPPKMI Batang Resmi Dikukuhkan, Siap Edukasi Hidup Sehat

"Kami sudah menerima laporan terkait dugaan tindak asusila terhadap anak-anak."

"Saat ini masih proses telaah dan pendalaman lebih lanjut."

"Kami tidak akan memberi ruang bagi pelaku kejahatan seksual terhadap anak," tegas AKP Imam Muhtadi kepada Tribunjateng.com, Senin (16/6/2025).

AKP Imam menjelaskan, sejauh ini polisi sudah memeriksa beberapa saksi, termasuk korban dan warga sekitar yang mengetahui peristiwa tersebut.

Salah satu korban diketahui sempat melarikan diri saat pelaku mencoba meraba tubuhnya.

“Pertama, ada satu pelapor, kemudian kami periksa dua saksi lagi, dimana salah satunya adalah korban yang sempat kabur saat akan diraba-raba pelaku,” ungkapnya.

Terkait identitas pelaku, AKP Imam Muhtadi menyebut masih mendalami.

Dugaan awal mengarah pada seorang warga sekitar yang kerap berada di lokasi pengajian.

“Masih kami proses dan dugaan sementara pelaku ini adalah tetangga korban,” bebernya.

Kasus ini pertama kali terungkap saat seorang anak mengeluhkan ketidaknyamanan kepada ibunya, menolak mengaji lantaran merasa "dijamah."

Pengakuan ini memicu keberanian korban lain untuk bersuara.

"Awalnya kami kira hanya candaan atau rasa sayang."

Sumber: Tribun Jateng
Halaman 1/2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved