Wonosobo Hebat
Selamat Datang di Superhub Pemkab Wonosobo

Berita Jawa Tengah

Inklusi Keuangan di Jateng Perlihatkan Tren Positif, OJK Beri Bukti Ini

176 ribu lebih rekening baru berhasil dibuka sepanjang Oktober 2025 di Jawa Tengah, dengan total nilai mencapai Rp852,98 miliar.

Penulis: Eka Yulianti Fajlin | Editor: deni setiawan
OJK JAWA TENGAH
BERIKAN PENGHARGAAN - OJK Jateng memberi penghargaan bagi pemenang program literasi dan inklusi keuangan 2025 pada momentum Bulan Inklusi Keuangan, Rabu (5/11/2025). 

TRIBUNJATENG.COM, SEMARANG - Inklusi keuangan di Jawa Tengah menunjukkan tren positif. Selama pelaksanaan Bulan Inklusi Keuangan (BIK) 2025 pada Oktober 2025, tercatat 176.288 rekening baru dibuka dengan total nilai capaian mencapai Rp852,98 miliar.

Hal ini menandai peningkatan signifikan dalam perluasan akses layanan keuangan di daerah.

Kepala OJK Jateng, Hidayat Prabowo mengatakan, capaian ini menjadi bukti meningkatnya kesadaran masyarakat terhadap pentingnya akses layanan keuangan formal.

Baca juga: OJK Jateng Masih Temukan Pengelolaan Bisnis Tidak Sehat di Industri Jasa Keuangan

Ngaku Adik Kapolri, Modus Komplotan Calo Akpol Tipu Korban, 2 Pelaku Polisi Aktif di Pekalongan

"Selama Oktober 2025, lebih dari 800 kegiatan edukasi dan literasi keuangan telah dilaksanakan dengan melibatkan sekira 164 ribu peserta. Hasilnya, 176 ribu lebih rekening baru berhasil dibuka, dengan total nilai mencapai Rp852,98 miliar," sebut Hidayat, Rabu (5/11/2025). 

Menurutnya, OJK Jateng berkomitmen dan bertekad untuk terus berupaya melalui kolaborasi serta mencari pendekatan dan ide baru terutama melalui TPAKD sebagai wadah utama di wilayah kerja agar akses keuangan yang inklusif semakin luas dan dirasakan oleh masyarakat. 

"Kami mengapresiasi dan terima kasih kepada seluruh pihak yang memungkinkan program BIK 2025 di Jawa Tengah ini dapat dituntaskan, dengan keyakinan dampaknya dapat langsung dirasakan oleh masyarakat," tuturnya.  

Sementara itu, Kepala Eksekutif Pengawas Perilaku Pelaku Usaha Jasa Keuangan, Edukasi, dan Pelindungan Konsumen OJK, Friderica Widyasari Dewi menekankan, literasi keuangan menjadi bentuk perlindungan paling mendasar bagi masyarakat.

"Edukasi dan literasi keuangan adalah pelindungan yang pertama dan utama sehingga dapat mencegah konsumen dan masyarakat dari kegiatan aktivitas keuangan ilegal yang merugikan,” kata Friderica.

Dia menyoroti banyak modus-modus penipuan keuangan yang terjadi di masyarakat sehingga diperlukan kolaborasi semua pihak untuk melindungi kepentingan masyarakat. 

Baca juga: Bukan Bangkrut, BPR Artha Kramat Tegal Dicabut OJK Atas Izin Usahanya Ternyata Permintaan Sendiri

Duka Warga Boja Kendal: Ibu Tewas Membusuk, Kakak Beradik Nyaris Sebulan Cuma Minum Air Putih

OJK telah meluncurkan Indonesia Anti-Scam Centre (IASC) sebagai upaya bersama dengan Pelaku Usaha Jasa Keuangan, marketplace, dan asosiasi serta bekerja sama dengan operator seluler untuk menyelamatkan dana masyarakat dari penipuan di dunia digital. 

"Dimana jumlah yang dapat diselamatkan tergantung kepada kecepatan masyarakat dalam menyampaikan pengaduan ke IASC," kata Friderica.

Dia menambahkan, pengaduan dapat disampaikan melalui berbagai kanal, tidak hanya ke IASC. Sistem yang terintegrasi memungkinkan pelaku usaha jasa keuangan merespons laporan dengan lebih cepat.

Sementara itu, Sekda Jateng, Sumarno mengatakan, diperlukan kolaborasi antara pemerintah, OJK, industri jasa keuangan, dan seluruh pemangku kepentingan untuk melakukan edukasi keuangan dan membangun literasi finansial sejak dini.

"Mari bersama-sama memperkuat komitmen untuk menjadikan Jawa Tengah sebagai provinsi yang semakin inklusif secara ekonomi dan memastikan bahwa masyarakat tidak hanya menjadi pengguna, tetapi juga menjadi pelaku ekonomi yang cerdas, kreatif, dan mandiri," kata Sumarno. (*)

 

Sumber: Tribun Jateng
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved