Wonosobo Hebat
Selamat Datang di Superhub Pemkab Wonosobo

Berita Jawa Tengah

Muasal Kasus Dugaan Asusila Mencuat di Batang: Anak Enggan Mengaji Karena Jijik Tubuh Diraba-raba

Kasus asusila ini pertama kali terungkap saat seorang anak mengeluhkan ketidaknyamanan kepada ibunya, menolak mengaji lantaran merasa "dijamah."

Penulis: dina indriani | Editor: deni setiawan
TRIBUN JATENG/DINA INDRIANI
ASUSILA - Kasat Reskrim Polres Batang, AKP Imam Muhtadi. Polisi saat ini masih mengumpulkan bukti dari hasil keterangan saksi dan lainnya terkait kasus dugaan asusila yang dialami anak-anak saat mengaji. 

"Tapi ternyata anak saya bukan satu-satunya yang mengalami," ungkap W, ibu korban.

Baca juga: Terjadi Lagi, Tiga Anak di Bawah Umur di Batang Diduga jadi Korban Asusila

Baca juga: Infrastruktur Batang Melaju Pesat, 6 Proyek Strategis Rp 11,4 Miliar Capai Target

Rekaman CCTV dari sekitar lokasi juga diduga merekam sebagian aksi pelaku.

Meskipun tidak seluruh korban terekam, kesaksian mereka dinilai saling menguatkan.

Lebih mengejutkan lagi, pelaku disebut memberi uang Rp5.000 seusai melakukan aksinya, modus yang diperkirakan telah berlangsung berulang kali.

Upaya penyelesaian secara kekeluargaan sempat diinisiasi pihak desa, namun keluarga terduga pelaku menolak hadir. 

Para orangtua korban menuntut jalur hukum sebagai jalan satu-satunya demi keadilan. 

Tiga Korban Anak Bawah Umur

Sebelumnya telah diberitakan di Tribunjateng.com, dugaan kasus asusila anak bawah umur kembali terjadi di Kabupaten Batang

Tiga anak perempuan yang masih duduk di bangku SD disebut mengalami tindakan tidak senonoh oleh seorang pria paruh baya di lingkungan tempat mengaji mereka.

Para orangtua korban mengadukan peristiwa itu ke Polres Batang pada Jumat (14/6/2025) sore.

Ibu korban berinisial W mengungkapkan bahwa awalnya anaknya menolak untuk kembali mengaji, dengan alasan jijik karena telah disentuh pelaku.

Awalnya, W tidak mengira terjadi sesuatu yang serius hingga kabar serupa muncul dari dua anak lain di kampungnya, membuat warga geger.

Meski bukti visual hanya menangkap aksi terhadap satu anak, kesaksian korban lain turut memperkuat laporan ke pihak kepolisian.

Pihaknya pun berharap pihak kepolisian melakukan tindakan hukum pada terduga pelaku tersebut.

W pun bercerita bahwa peristiwa itu sudah sampai ke tingkat desa, tapi pihak keluarga terduga pelaku tidak memenuhi undangan warga. (*)

Baca juga: SMA Negeri 1 Blora Buka Posko Aduan, Layani Calon Siswa yang Kesulitan Mendaftar

Baca juga: Pemkab Pati Libatkan UGM untuk Akselerasi Pembangunan Daerah, Berikut Ini Program Rincinya

Baca juga: Pedagang GOR Mustika Blora Curhat Omzet Turun 50 Persen Imbas e-Parkir, Ini Kata Bupati Arief Rohman

Baca juga: Persiku Kudus Incar Pemain Asing yang Pernah Main di Liga 1 dan Liga 2, Karena Ini Alasannya

Sumber: Tribun Jateng
Halaman 2/2
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved