Wonosobo Hebat
Selamat Datang di Superhub Pemkab Wonosobo

Berita Regional

"Kami Muak Disuruh Jadi ART!" Pengakuan Mengejutkan 7 Guru Kompak Resign Dari Sekolah

Terungkap alasan sejumlah guru kompak berhenti kerja massal menjadi pengajar di sekolah swasta elit karena sering disuruh bak Asisten Rumah Tangga.

Penulis: Raf | Editor: raka f pujangga
Wartakotalive.com/Rendy Rutama
GURU RESIGN MASSAL - Sejumlah guru pengajar Sekolah swasta elite di Jalan Baru Perjuangan Kecamatan Bekasi Utara, Kota Bekasi, diduga bodong, kini kompak resign atau berhenti kerja massal gegara diperlakukan seperti ART. 

TRIBUNJATENG.COM - Terungkap alasan sejumlah guru kompak berhenti kerja massal menjadi pengajar di sekolah swasta elit.

Pasalnya guru yang berjumlah tujuh orang tersebut sudah muak diperlakukan bak asisten rumah tangga (ART) pemilik yayasan tersebut.

Sudah bekerja di luar jobdesk mereka sebagai pengajar, tidak ada tambahan gaji atas pekerjaan lebih yang diberikan.

Baca juga: Korban Kasus Dugaan Pencabulan Siswa SD di Jepara Bertambah, Ini Modus Pak Guru Inisial MY

Sejumlah tugas tambahan yang telah dikumpulkan Tribunjateng.com, di antaranya adalah mengantarkan sekolah anak pemilik yayasan.

Kemudian belanja ke pasar untuk memenuhi kebutuhan makanan di rumah pemilik yayasan.

Bahkan memenuhi permintaan anak pemilik yayasan yang menginginkan ayam goreng kesukaan, walaupun lokasinya jauh dari sekolah mereka mengajar.

Diketahui sekolah tersebut berada di Jalan Baru Perjuangan RT 04 RW 11 Marga Mulya, Kecamatan Bekasi Utara, Kota Bekasi.

Diperlakukan Bak ART

Seorang guru di sekolah tersebut, Anisa Dwi Zahra menjelaskan dirinya sempat diminta membeli ayam goreng untuk diberikan kepada anak pemilik yayasan.

Pembelian ayam goreng juga diminta pihak yayasan di tempat yang memiliki jarak dinilai Anisa cukup jauh dari lokasi sekolah.

"Saya juga pernah disuruh membeli ayam fried chicken jauh-jauh ke Jatiasih sedangkan fried chicken di sekitar sini (Bekasi Utara) kan juga ada, saya sudah komplain, kenapa harus beli jauh-jauh, terus dari pihak yayasan tidak tahu alasannya apa, akhirnya saya jalan," tutur Anisa, Senin (16/6/2025).

Meskipun Anisa mengaku kerap diberikan uang tambahan, tapi ia tetap menyampaikan keberatan.

"Dapet uang bensin, tapi sangat keberatan karena jauh sih, jarak dari sini ke tempat ayamnya itu emang lumayan kan," ucapnya.

Sementara tenaga pelajar lainnya, Raihan Tri Wahyudi menegaskan juga serupa mengalami nasib seperti Anisa.

Sumber: Warta Kota
Halaman 1/4
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved