Wonosobo Hebat
Selamat Datang di Superhub Pemkab Wonosobo

Berita Semarang

Cerita Dwi Warga Semarang Sudah 72 Kali Donor Darah, Diawali Takut Jarum Suntik di Usia 17 Tahun

Kick Off Bulan Kemanusiaan dan Hari Donor Darah Sedunia di Kota Semarang diwarnai dengan beragam kegiatan, Minggu (22/6/2025).

Penulis: Idayatul Rohmah | Editor: deni setiawan
TRIBUN JATENG/IDAYATUL ROHMAH
DONOR DARAH - Pendonor mengantre untuk mendonorkan darah di area CFD Jalan Pahlawan Semarang, Minggu (22/6/2025). Ini merupakan bagian dari serangkaian Kick Off Bulan Kemanusiaan dan Hari Donor Darah Sedunia di Kota Semarang. 

TRIBUNJATENG.COM, SEMARANG - Kick Off Bulan Kemanusiaan dan Hari Donor Darah Sedunia di Kota Semarang diwarnai dengan beragam kegiatan, Minggu (22/6/2025).

Satu yang tak luput digelar yakni donor darah, yang diikuti puluhan pendonor di momentum Car Free Day (CFD) Jalan Pahlawan Semarang.

Tampak warga menunggu antrean untuk mendonorkan darah mereka.

Baca juga: Kuatkan Eksistensi Pokdarwis, Agustina Wali Kota Semarang Siapkan Pameran Berkala Khusus Pokdarwis

Baca juga: Bahagia Eva Lansia Penghuni RPSLU Pucang Gading Semarang: Kami Benar-benar Dirawat

Berbagai kisah inspiratif dari pendonor pun muncul saat Tribunjateng.com mewawancarai mereka.

Dwi Setyaningsih (45) adalah satu di antara pendonor yang mengantre untuk bisa mendonorkan darahnya.

Dwi menyebutkan, ini merupakan kali ke-72 dirinya mendonorkan darah.

"Alhamdulillah ini sudah mau ke-72 ."

"Inginnya sih sampai 100."

"Semoga sehat, panjang umur," katanya di sela mengantre donor darah.

Dwi Setyaningsih lantas bercerita, dirinya mulai donor darah sejak usia 17 tahun atau saat duduk di bangku SMK.

Kisahnya bermula dari pengalaman saat dia takut jarum suntik imunisasi.

Semangatnya tumbuh berkat dorongan dari pembina di sekolah dan pengalaman berorganisasi.

"Saya waktu itu sekolah di SMK Negeri 8 Semarang, di OSIS sebagai sie PMR."

"Pembina saya bilang gini, 'wong awake gede umur 17 kok ndak berani donor?' "

"Padahal saya itu sejak kecil sampai sebelum donor itu takut yang namanya jarum, takut disuntik."

"Bahkan saya ingat pada waktu SD ada suntik imunisasi, saya tidak berani."

"Saya ngumpet di bawah meja," kenang warga Semarang Utara tersebut.

"Lalu saya awal-awal donor 3 bulan sekali, berhenti pada saat hamil dan menyusui."

"Begitu juga selanjutnya terus, sekira 2 sampai 3 tahun ini."

"Ternyata boleh donor 2 bulan sekali," jelasnya.

Menurutnya, dia rutin berdonor darah karena merasakan berbagai manfaat.

Dia mengatakan, setelah donor, badannya terasa ringan dan sehat.

Ia berharap darah yang didonorkan akan bisa membantu orang lain yang membutuhkan.

Baca juga: Catat Tanggalnya! Kota Semarang Hadirkan Resep Bung Karno dalam Festival Mustika Rasa

Baca juga: Kisah Noval Minta Damkar Semarang Ambil Rapor, Kini Bertemu Keluarga Setelah Hilang Kontak 20 Tahun

"Alhamdulillah saya lanjut sampai sekarang dan saya pun juga ingin mendidik anak saya juga seperti itu."

"Jadi Insya Allah tahun depan anak saya umur 17 tahun."

"Saya inginnya dia juga memulai untuk donor."

"Bismillah, semoga berkah," ungkapnya.

Peserta lain, Siswanto (45) sudah lebih 10 kali berdonor darah meski tidak rutin.

"Saya senang donor darah sejak masih muda."

"Awalnya ada kegiatan bazaar di Karangtaruna, termasuk donor darah dan aksi sosial."

"Efeknya lebih segar saja," katanya.

Selain kegiatan donor darah, Kick Off Bulan Kemanusiaan dan Hari Donor Darah Sedunia itu juga diwarnai dengan beragam kegiatan seperti fun walk, senam sehat, cek kesehatan, dan hiburan. 

Ketua PMI Kota Semarang, dr Awal Prasetyo mengungkapkan, kegiatan ini menekankan bahwa menolong manusia dengan berdonor darah tidak hanya sekadar mendonorkan.

Tetapi juga memerlukan kondisi kesehatan yang optimal agar pemberian yang diberikan benar-benar terbaik bagi penerima.

"Dan untuk bisa memberikan yang terbaik bagi orang lain melalui aksi-aksi kemanusiaan."

"Misalnya donor darah atau menolong, maka harus dalam kondisi baik dan sehat supaya apa yang diberikan yang terbaik bagi orang lain."

"Maka harus gaya hidup lebih sehat, tidur cukup, makan bergizi, olahraga, dan melakukan hubungan sosial dengan sesama manusia lebih baik," imbuhnya. (*)

Baca juga: Audiensi Aturan ODOL, Polres dan Dishub Jepara Sepakati Hal Ini

Baca juga: Berani, Lisa Mariana Gunakan Nama RK Sebagai Nama Panggung

Baca juga: Hasil Panen Sempat Anjlok, Petani di Kendal Mulai Tuai Manfaat Penggunaan Pupuk Organik

Baca juga: SIMPEL, Jurus Jitu PLN IP Semarang Gaet Warga Gunung Ungaran Jaga Lingkungan Sambil Dongkrak Ekonomi

Sumber: Tribun Jateng
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved