Breaking News
Wonosobo Hebat
Selamat Datang di Superhub Pemkab Wonosobo

Berita Regional

Kisah Heri, Tunanetra yang Ditangkap Bak Teroris Saat Mengamen Hingga Alat Musiknya Rusak

Kisah Heri Sandarman Hulu (28), tunanetra yang trauma saat ditangkap aparat ketika sedang mengamen. 

Editor: raka f pujangga
Dokumentasi: Kominfo Pematangsiantar.
TUNA NETRA - Heri Sandarman Hulu (28) (kiri) bertemu Wali Kota Pematangsiantar Wesly Silalahi di rumah dinas Wali Kota Jalan MH Sitorus, Kota Pematangsiantar, Minggu (15/6/2025). 

TRIBUNJATENG.COM, PEMATANGSIANTAR – Kisah Heri Sandarman Hulu (28), tunanetra yang trauma saat ditangkap aparat ketika sedang mengamen. 

Peristiwa itu terjadi pada Jumat (13/6/2025) siang, bersama rekannya sesama tunanetra, Lastiur Sitanggang, Heri bernyanyi sambil membawa pengeras suara.

Kejadian tersebut membuat langkahnya terhenti di depan Toko Roti Ganda, Jalan Sutomo, Kota Pematangsiantar. 

Baca juga: Aksi Heroik Anggota Koramil 11/Sidareja Sertu Agus Taufik Hidayat Evakuasi Tunanetra saat Banjir

“Biasanya aku ngamen keliling. Entah kenapa, sekali itu aku ke situ (Toko Roti Ganda), langsung ditangkap,” kata Heri saat ditemui di tempat kosnya di Jalan Medan Area, Kecamatan Siantar Barat, Jumat (20/6/2025). 

Petugas gabungan dari Dinas Sosial, Satpol PP, dan polisi tiba-tiba datang. Heri terjatuh di trotoar, tangannya digenggam kuat, alat musiknya rusak, dan rekannya lebih dulu diseret masuk ke mobil Dinsos.

“Cara menangkap itu kayak teroris. ‘Ha! kami tangkap.’ Tangan saya dipegang. Saya didorong, kaki ku ditarik,” ucapnya.

“Saya bilang saya enggak mau dibawa ke kantor. Kalau dibilang aku sengaja jatuh, enggak mungkin karena aku bawa alat musik. Aku mau melindungi alat itu,” tambahnya.

Loudspeaker rusak, kabel baterai terputus.

Heri akhirnya ikut Lastiur masuk ke mobil.

Di kantor Dinas Sosial Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (P3A) mereka diminta menandatangani surat pernyataan, tanpa tahu isinya.

“Kami enggak tahu isinya apa. Inti surat itu kami enggak boleh lagi mengamen. Kalau mengamen lagi, melanggar undang-undang. Begitu katanya,” ucap Heri.

Lastiur lebih terpukul.

Ia menangis selama dua hari dan sempat jatuh sakit. 

“Saya trauma sejak kejadian itu. Sekarang kalau dengar sirine di jalan saya merasa ketakutan,” ucapnya lirih.

Dua hari setelah peristiwa itu, Heri kembali mencoba mengamen di Jalan Cipto. 

Halaman
123
Sumber: Kompas.com
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved