Wonosobo Hebat
Selamat Datang di Superhub Pemkab Wonosobo

Berita Olahraga

KONI Kota Semarang Mendorong Adanya SSH Khusus Pembelian Perlengkapan Olahraga

Pemerintah Kota Semarang menegaskan komitmennya dalam membina prestasi olahraga melalui program unggulan bertajuk Semarang Emas

Penulis: hermawan Endra | Editor: muslimah
tribunjateng.com
Arnaz Agung Andrarasmara, Ketua KONI kota Semarang 

TRIBUNJATENG.COM, SEMARANG – Pemerintah Kota Semarang menegaskan komitmennya dalam membina prestasi olahraga melalui program unggulan bertajuk Semarang Emas.

Program ini menjadi fondasi utama dalam mencetak atlet-atlet muda berbakat yang berasal dari Kota Semarang, bukan sekadar mengejar target juara umum dalam ajang-ajang olahraga tingkat provinsi maupun nasional.

Hal tersebut disampaikan oleh Ketua KONI Kota Semarang,  Arnaz Agung Andrarasmara dalam Rapat Kerja (Raker) KONI Kota Semarang, di Novotel Kota Semarang, Rabu (25/6).

Dalam kesempatan itu, ia menyebut bahwa pendekatan pembangunan infrastruktur dasar dalam bidang olahraga difokuskan pada pembinaan jangka panjang yang berorientasi pada kualitas atlet.

“Fokus kami bukan hanya berapa medali emas yang diraih. Lebih dari itu, bagaimana bisa melahirkan atlet-atlet baru dari Semarang yang nantinya bisa berkontribusi di level nasional. Itu lebih penting,” ujarnya.

Menurutnya, dengan sistem pembinaan terstruktur yang dilakukan secara berkala melalui program Semarang Emas, para atlet dibina dan dipantau setiap empat hingga enam bulan.

Evaluasi berkala tersebut menentukan apakah seorang atlet masih layak berada di pemusatan latihan atau perlu digantikan oleh talenta baru yang lebih siap.

Ia menambahkan, keberhasilan Kota Semarang menjadi juara umum dalam ajang Popda (Pekan Olahraga Pelajar Daerah) menjadi bukti efektivitas sistem pembinaan yang dijalankan selama ini. “Itu jadi dasar yang kuat bahwa sistem kita berjalan,” imbuhnya.

Namun demikian, pihaknya juga mengakui bahwa tantangan masih ada, khususnya dalam hal pengadaan peralatan olahraga. Disebutkan bahwa kendala teknis seperti skema SSH (Standar Satuan Harga) yang belum menyesuaikan kebutuhan riil membuat sebagian besar anggaran tidak terserap maksimal.

“Silpa (Sisa Lebih Pembiayaan Anggaran) tahun 2024 ini mencapai Rp5 miliar, dan hampir 70 persennya berasal dari pembelian peralatan olahraga yang tidak terserap karena tidak sesuai dengan standar SSH. Jadi, kami tidak bisa membeli alat yang sebenarnya dibutuhkan,” jelasnya.

Ia mendorong adanya kebijakan khusus dari Pemerintah Kota Semarang untuk menyesuaikan standar SSH khusus pembelian perlengkapan olahraga. Hal ini dinilai penting agar proses pembinaan bisa ditunjang oleh peralatan yang memadai sesuai kebutuhan atlet.

Terkait dengan penjaringan atlet muda, ia menyampaikan bahwa prosesnya terus berjalan dan mengalami perkembangan positif. Dukungan dari berbagai pihak termasuk KONI dan sekolah-sekolah olahraga menjadi salah satu faktor yang memperkuat sistem deteksi dini bibit atlet.

“Kita ingin agar hasil akhir bukan sekadar soal medali, tetapi menciptakan ekosistem pembinaan yang berkelanjutan. Harapan kami, atlet-atlet dari Semarang bisa berkiprah di PON hingga level internasional,” pungkasnya.

(*)

 

 

Sumber: Tribun Jateng
Rekomendasi untuk Anda
Ikuti kami di

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved