Wonosobo Hebat
Selamat Datang di Superhub Pemkab Wonosobo

Berita Temanggung

Bupati Nekat Temui Tamu di Kantin PKK, Ngobrol Seru Pemred Tribun Jateng dengan Agus Gondrong

Kecelakaan sejarah menyeret Agus Setyawan -yang akrab disapa Agus Gondrong- pada pusaran nasib yang tak pernah ia bayangkan sebelumnya.

Tim Media Bupati Temanggung
NGOBROL SERU - Pimred Tribun Jateng Ibnu Taufik berbincang dengan Bupati Temanggung, Agus Setyawan (Agus Gondrong) di Kantin PKK Setda Temanggung. (Tim Media Bupati Temanggung) 

Berbicara soal Temanggung secara lebih luas, Agus menyatakan kabupaten tersebut mempunyai banyak potensi yang bisa digali.

Temanggung dikenal dengan sebutan Bumi Phala dan Kota Tembakau. Kedua sebutan ini menunjukkan potensi dan identitas kabupaten.

“Secara perekonomian, Temanggung ini basic-nya adalah pertanian. Sehingga, seharusnya itu yang ke depan akan kita gali dan kita dorong untuk memajukan dan menyejahterakan masyarakat Temanggung. Gak bisa dong, basic-masyarakat kita petani tiba-tiba berubah haluan menjadi industri,” ucapnya.

Ia menyebut, selain tembakau, Temanggung punya potensi kopi yang menjanjinkan.

Agus mengeklaim, kopi arabika Temanggung termasuk kualitas nomor satu. Arabika Temanggung disebutnya mempunyai cita rasa khas.

“Ada kecut-kecutnya yang khas, kualitasnya top. Apalagi jika difermentasi jadi kopi wine, rasanya sangat berkelas,” ujarnya.

Namun, ia mengakui, Temanggung masih sangat identik dengan tembakau. Maklum, terdapat 17.000 hektare (ha) lahan yang biasa ditanami tembakau oleh petani.

Akan tetapi, karena dalam beberapa tahun ini dunia pertembakuan sedang lesu, jumlah area tanam tembakau menyusut jadi 9.000 ha.

“Kita ingin, Temanggung tidak hanya menjadikan tembakau sebagai komoditas utama. Bukan konversi dari tembakau ke tanaman lain, tapi diversifikasi produk.

Karena kalau hanya tembakau, ketika pabrikan besar tidak membeli, dampak ekonominya sangat tersa,” terangnya.

Sebagai diversifikasi produk unggulan, sebagian petani kini menanam tanaman semusim, semisal cabai. Namun, tantangan yang hihadapi juga tidak gampang.

Sebab, sudah banyak pemain besar yang telah mapan dan tak ingin terusik.

Di sektor pendidikan, Agus Gondrong ingin menambah sekolah menengah pertama (SMP) hingga sekolah menengah atas (SMA) di daerah-daerah pinggiran atau pegunungan. Sementara, untuk tingkat SD menurutnya saat ini sudah mencukupi.

“Di wilayah gunung, masih banyak yang putus sekolah. Karena itu, kita ingin mendekatkan fasilitas pendidikan ke masyarakat, agar semakin banyak yang melek pendidikan,” ucapya.

Diakui, menumbuhkan kesadaran pendidikan kepada masyarakat di pinggiran tidak gampang. Selama ini, mereka telah banyak dimanjakan oleh hasil alam.

Halaman
123
Sumber: Tribun Jateng
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved