Breaking News
Wonosobo Hebat
Selamat Datang di Superhub Pemkab Wonosobo

Berita Semarang

3 Tahun Pembunuhan dan Mutilasi Pegawai Bapenda Semarang Iwan Boedi, Istri Curhat Pernah Linglung

Iwan Boedi ditemukan tewas dalam kondisi mengenaskan pada 8 September 2022, di Kawasan Pantai Marina Semarang

|
Penulis: Msi | Editor: muslimah
TRIBUN JATENG/REZANDA AKBAR
MISA ARWAH - Foto bersama keluarga mendiang Paulus Iwan Boedi seusai Misa Arwah 1.000 Hari di Gereja St Maria Fatima Banyumanik, Kota Semarang, Senin (7/7/2025) malam. Kasus pembunuhan ASN Bapenda Kota Semarang ini masih misteri hingga saat ini. Pihak keluarga terus mendesak ungkap kasus tersebut sampai ke akar-akarnya. 

Iwan Boedi meninggalkan dunia dalam kondisi yang tragis.

Namun bagi keluarga dan orang-orang yang mengenalnya, namanya tak pernah benar-benar pergi. 

Dia hidup dalam setiap kenangan, dalam setiap perjuangan menegakkan kebenaran, dan dalam setiap doa yang dipanjatkan malam itu dengan suara lirih yang penuh makna.

Yunanto Sebut Negara Gagal Lindungi Saksi, Penyebab Kematian Iwan Boedi di Semarang Masih Gelap

Pengacara keluarga Iwan Boedi, Yunantyo Adi Setiawan
Pengacara keluarga Iwan Boedi, Yunantyo Adi Setiawan (Iwan Arifianto.)

Kuasa hukum keluarga mendiang Paulus Iwan Boedi, Yunantyo Adi Setiawan menyebut negara telah abai menjalankan kewajibannya melindungi korban sebagai saksi dalam kasus dugaan korupsi di Kota Semarang.

Seribu hari telah berlalu sejak Paulus Iwan Boedi Susetyo kala itu merupakan ASN Bapenda Kota Semarang, ditemukan tak bernyawa dengan kondisi dimutilasi dan dibakar di lahan kosong Kawasan Marina Semarang.

Namun kabar siapa pelakunya masih gelap hingga sekarang. 

Di tengah doa dan duka yang belum reda, keluarga kembali menagih tanggung jawab negara.

“Iwan adalah saksi dalam perkara delapan bidang tanah di Kecamatan Mijen Semarang."

"Dia dipanggil penyidik, tetapi justru ditemukan dalam kondisi meninggal."

"Ini bukan sekadar kelalaian, ini pelanggaran HAM, kejahatan terhadap kemanusiaan,” tegas Yunantyo seusai misa arwah 1.000 hari Iwan Boedi di Gereja St Maria Fatima Banyumanik Semarang, Senin (7/7/2025) malam.

Dia mengungkapkan, sebelum meninggal, Iwan dijadwalkan memberi keterangan soal tanah-tanah milik swasta yang telah diserahkan ke Pemkot Semarang sejak 2010. 

Namun sebelum sempat hadir memenuhi panggilan pada 25 Agustus 2022, Iwan Boedi sudah terlebih dahulu dinyatakan hilang sehari sebelumnya. 

Dua pekan kemudian, pada 8 September 2022, jasadnya ditemukan terbakar di Kawasan Marina Semarang.

“Sudah 1.000 hari berlalu, tapi siapa pelakunya belum juga terungkap."

"Negara bukan hanya gagal melindungi saksi, tapi juga belum mampu menuntaskan keadilan atas kematiannya,” ujar Yunantyo.

Dia menegaskan, pemanggilan Iwan Boedi sebagai saksi dilakukan langsung oleh penyidik Polda Jateng. 

Maka, menurutnya, wajar jika keluarga mendesak agar atensi serius diberikan kepada Kapolrestabes Semarang, Kapolda Jateng, hingga Kapolri.

“Kalau pemanggilan itu dari kepolisian, lalu setelahnya Iwan Boedi hilang dan ditemukan meninggal, ini bukan perkara sepele."

"Jangan sampai negara menutup mata."

"Keluarga butuh kepastian, masyarakat pun menunggu kebenaran,” lanjutnya.

Yunantyo juga menekankan bahwa perkara tanah yang melibatkan delapan bidang lahan di Kelurahan Pesantren (berlokasi di belakang Unika Soegijapranata) dan Jatisari, Kecamatan Mijen, tidak bisa direduksi hanya pada urusan administrasi balik nama atau dana sertifikasi yang tak terpakai.

“Kalau cuma dana sertifikasi yang tidak dipakai, kok Iwan Boedi sampai meninggal?"

"Artinya, ada masalah lain yang belum dibongkar."

"Harus dicari lebih dalam,” ujarnya.

Dia bahkan menyebut adanya kemungkinan skema penyimpangan seperti di daerah lain, dimana tanah fasilitas umum yang sudah diserahkan ke pemerintah malah dibeli kembali menggunakan anggaran negara.

“Polanya bisa saja mirip."

"Tapi kalau hanya dilihat dari permukaan, kebenaran akan terus terkubur."

"Keluarga butuh jawaban dan masyarakat berhak tahu,” tandasnya.

Di sisi lain, peringatan 1.000 hari wafatnya Iwan digelar secara sederhana namun khidmat. 

MISA ARWAH - Onee Anggrawati istri mendiang Paulus Iwan Boedi di depan umat Gereja St Maria Fatima Banyumanik mengenang mendiang suaminya, Senin (7/7/2025) malam. Di sana, istri mengikuti misa arwah 1.000 hari Iwan Boedi pegawai Bapenda Kota Semarang yang tewas dibunuh, namun hingga saat ini pelakunya belum ditemukan.
MISA ARWAH - Onee Anggrawati istri mendiang Paulus Iwan Boedi di depan umat Gereja St Maria Fatima Banyumanik mengenang mendiang suaminya, Senin (7/7/2025) malam. Di sana, istri mengikuti misa arwah 1.000 hari Iwan Boedi pegawai Bapenda Kota Semarang yang tewas dibunuh, namun hingga saat ini pelakunya belum ditemukan. (TRIBUN JATENG/REZANDA AKBAR)

Misa arwah dipimpin langsung oleh Uskup Agung Semarang dan dihadiri pula oleh Kardinal Emeritus Ignatius Suharyo.

“Kami hanya bisa berdoa agar Iwan Boedi tenang di Surga."

"Kami bersyukur misa ini bisa dihadiri tokoh-tokoh gereja besar."

"Itu berarti Iwan Boedi tidak dilupakan,” kata Edy Nugroho, koordinator misa arwah.

Menurut Edy, keluarga memilih berserah dalam doa ketimbang berspekulasi.

Namun dia tak menampik bahwa luka kehilangan masih terasa begitu dalam.

“Seribu hari berlalu, rasanya seperti baru kemarin."

"Doa adalah kekuatan utama kami."

"Kami percaya Iwan Boedi kini dalam damai Tuhan,” tutupnya. (*)

(*)

Sumber: Tribun Jateng
Berita Terkait
Ikuti kami di
AA

Berita Terkini

© 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
All Right Reserved